Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ts4l4saAvatar border
TS
ts4l4sa
Baru Dengar di Endonesah, ada Boss Preman "mewek" ke KOMNAS HAM & DPRD
Tokoh Kalijodo Daeng Aziz ke Komnas HAM naik Mercy
Senin, 15 Februari 2016 12:50

Baru Dengar di Endonesah, ada Boss Preman "mewek" ke KOMNAS HAM & DPRD
Tokoh Kalijodo Daeng Aziz ke Komnas HAM naik Mercy

Merdeka.com - Sejumlah warga Kalijodo mendatangi kantor Komnas HAM terkait dengan rencana Pemerintah Provinsi DKI menggusur wilayah tersebut. Dalam pertemuan ini hadir juga salah satu tokoh paling berpengaruh di Kalijodo, Abdul Aziz.

Pantauan merdeka.com, Senin (15/2), Daeng Aziz biasa dia disapa datang sekitar pukul 11.00 WIB. Dia menumpangi mobil Mercy seri C Class Silver B 471 SSH.

Saat turun dari mobil Daeng Aziz disambut komisioner Komnas HAM. Dua mobil mengawal kendaraan Aziz. Di dalamnya ada sekitar 8 orang pengawal yang siaga di sekitar komisi.

Saat ditanya Aziz tidak banyak komentar. Pria asal Sulawesi ini menegaskan datang mau mengadu.

"Mau ngadu soal relokasi oleh pemerintah," kata Daeng Aziz yang memakai batik lengan panjang.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) menargetkan penertiban kawasan prostitusi ilegal Kalijodo selesai pada Februari ini. Pihaknya bakal kebut pembongkaran tersebut.

Percepatan pembongkaran itu diharapkan selesai sebelum penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Jakarta. KTT OKI sendiri dilangsungkan pada 6 Maret hingga 7 Maret 2016.

"Kita lagi lihat dulu apakah mau sebelum jadi tuan rumah OKI atau sesudah (penertiban Kalijodo), saya inginnya sih sebelum jadi tuan rumah, bulan ini harusnya diberesin," kata Ahok.
http://www.merdeka.com/peristiwa/tok...aik-mercy.html


Datang ke DPRD DKI, Daeng Azis Tunjukkan Bukti Hak Garap Lahan Kalijodo
Senin, 15 Februari 2016 | 14:49 WIB

Baru Dengar di Endonesah, ada Boss Preman "mewek" ke KOMNAS HAM & DPRD
Tokoh masyarakat Kalijodo, Daeng Azis saat mendatangi Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Jakarta Pusat pada Senin (15/2/2016).

JAKARTA, KOMPAS.com — Tokoh masyarakat warga Kalijodo, Abdul Azis, mengatakan, dia rutin membayar pajak terhadap tempat tinggalnya sebesar Rp 16 juta setiap tahun. Dia juga menunjukkan selembar dokumen yang dia sebut sebagai sertifikat kepemilikan tanah.

"Ini suratnya diakui lurah dan notaris," ujar Azis di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Senin (15/2/2016).

Sertifikat yang ditunjukkan Azis bernama "Surat Pernyataan Riwayat Kepemilikan Bangunan Rumah di Atas Tanah Negara". (Baca: Daeng Azis Mengaku Rutin Bayar Pajak Rp 18 Juta Per Tahun)

Di dalam surat tersebut, tertulis bahwa Azis memiliki sebuah bangunan rumah di atas tanah negara seluas 1.847 meter persegi, sementara luas bangunan rumahnya adalah 1.037 meter persegi.

"Asal-usul tanah dan bangunan tersebut merupakan tanah daratan berupa rawa-rawa yang saya garap dan bangun sejak 1997 sesuai surat pernyataan menggarap tanah negara yang telah dicatat dan dibukukan di Kantor Lurah Pejagalan," tulis pernyataan Azis di sertifikat itu.

Pembukuan itu dilakukan pada 6 Oktober 2014. Surat tersebut juga menyatakan bahwa tanah itu belum pernah dijualbelikan oleh Azis. Surat itu ditandatangani pada 20 April 2015.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...Lahan.Kalijodo


Ini Sosok Daeng Azis Pentolan Kalijodo
16 Feb 2016 at 15:48 WIB

Baru Dengar di Endonesah, ada Boss Preman "mewek" ke KOMNAS HAM & DPRD
Daeng Azis duduk menunggu saat mendatangi Komnas HAM, Jakarta, Senin (15/2). Daeng ke Komnas HAM bermaksud mengadukan rencana relokasi red light district Kalijodo oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pentolan Kalijodo, Daeng Azis, mendatangi kantor Komnas HAM dan DPRD DKI Jakarta. Kedatangannya terkait pengaduan atas rencana Pemprov DKI Jakarta yang akan menggusur lokasi prostitusi dan perjudian Kalijodo. Tidak hanya Azis, ada juga beberapa warga lain dan sesepuh Kalijodo yang turut mengadu ke Komnas HAM.

Daeng Azis disebut-sebut sebagai pemimpin salah satu kelompok di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara. Dia memiliki seratusan anak buah. Tugas mereka adalah mengamankan Kalijodo dan memastikan roda bisnis di tempat itu terus berputar.

Pada tahun 2001, saat terjadi bentrok antaretnis di Kalijodo, Azis disebut-sebut sebagai orang yang menodongkan pistol ke arah Komisaris Besar Krishna Murti, Direktur Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda Metro Jaya. Krisna saat itu bertugas sebagai Kapolsek Penjaringan dan menyandang pangkat Ajun Komisaris Besar.

"Jangan ada yang mendekat!" tulis Krishna menirukan gertakan Daeng Azis, dalam bukunya berjudul Geger Kalijodo. Buku karya Krishna tersebut menceritakan pola penyelesaian konflik antaretnis yang terjadi di kawasan perjudian dan prostitusi kala itu. Krishna menyebut Daeng Azis dalam karya ilmiahnya itu dengan nama si Bedul.

Tokoh Kalijodo Daeng Azis saat mendatangi Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (15/2). Daeng ke Komnas HAM bermaksud mengadukan rencana relokasi red light district Kalijodo oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dalam buku itu diceritakan saat Krishna berada tidak jauh dari lokasi tergeletaknya jasad yang merupakan adik Daeng Azis, Udin. Tiba-tiba saja Krishna mendengar 2 kali letusan.

Dia mengira letusan tersebut berasal dari pistol anak buahnya. Setelah dilihat ternyata Daeng Azis-lah yang menarik pelatuk pistol tersebut. Krishna meminta dia menyerahkan pistol tersebut namun malah berbalas gertakan.

Saat laras pistol Daeng Azis mengarah ke Krishna, suasana seketika tegang. "Jika pelatuk itu ditarik tamat juga riwayat saya. Kalau pun melawan dengan mencabut pistol, pasti ia lebih cepat menarik pelatuk," cerita Krishna.

"Saya ini Kapolsek. Jika kamu tembak saya, saya mati tidak masalah karena saya sedang bertugas demi bangsa dan negara. Namun, kalau saya mati Anda semua akan habis," ujar Krishna menatap tajam Daeng Azis.

Dikonfirmasi terpisah, Komisaris Krishna Murti membenarkan bahwa si Bedul adalah Daeng Azis. "Iya, si Bedul itu Daeng Azis, pernah saya tahan karena kasus kepemilikan senjata api," cerita Krishna kepada Liputan6.com.

Daeng Azis saat itu dikenal sebagai orang yang memiliki lapak judi dan kafe. "Dia sudah buka lama, puluhan tahun," ujar perwira menengah yang pernah bertugas di Markas Besar PBB ini.

Saat itu pula, dia dan jajarannya bergerak cepat meringkus 290 preman dan penjudi yang biasa mangkal di Kalijodo.

"Sudah habis preman-preman itu zaman saya, sudah rata," kata Krishna.

Salah satu sesepuh Kalijodo yang juga pensiunan tentara, membenarkan sosok Bedul Adalah Daeng Aziz dalam buku yang ditulis Krishna.

"Ya itu dia, saat itu saya juga di sana," kata Kunarso saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (16/2/2016).

Menurut Kunarso, di kalangan masyarakat Kalijodo, khususnya di 'kawasan bisnis'-nya, Azis dikenal sebagai tokoh. Dia juga dikenal sebagai pengusaha yang memiliki banyak orang bergantung pada dia.

"Dia pengusaha bir," kata Kunarso.

Warga Kalijodo merasa terganggu dengan kedatangan personel Pemerintah Provinsi DKI bersama ratusan aparat gabungan dari Satpol PP, Polisi, dan TNI. Sebab, aparat tersebut datang dengan bersenjata lengkap, Minggu 14 Februari pagi kemarin.

Buntut peristiwa itu, puluhan warga Kalijodo melapor ke Komnas HAM. Mereka melapor karena merasa terintimidasi dengan kedatangan aparat keamanan bersenjata lengkap. Mereka menilai langkah itu merupakan sebuah intimidasi kepada warga Kalijodo yang gencar direncanakan akan direlokasi. Laporan warga Kalijodo ini diterima langsung Ketua Komnas HAM‎, Haffid Abbas.

"Mereka datang saat Kalijodo sedang sepi. Mereka datang tanpa pemberitahuan kepada kami, RT, dan RW," ujar Leonard Eko Wahyu, warga Kalijodo di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin 15 Februari 2016.
http://news.liputan6.com/read/243722...tolan-kalijodo


Daeng Azis Terlihat Mentereng dengan Perhiasan dan Mobil Mercedes-Benz
Senin, 15 Februari 2016 | 13:05 WIB

Baru Dengar di Endonesah, ada Boss Preman "mewek" ke KOMNAS HAM & DPRD
Mobil Mercedes Benz yang dikenakan tokoh masyarakat Kalijodo, Daeng Azis saat mendatangi Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Jakarta Pusat pada Senin (15/2/2016).

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski mengaku sebagai warga Kalijodo, Daeng Azis tampak tak terlihat seperti warga bantaran kali pada umumnya.

Hal itulah yang tampak saat ia dan puluhan warga Kalijodo mendatangi kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Jakarta Pusat, pada Senin (15/2/2016).

Azis terlihat rapi mengenakan batik lengan panjang dengan setelan celana coklat. Tampak sejumlah perhiasan emas berupa cincin, kalung, dan gelang melekat di tubuhnya.

Azis juga terlihat datang ke kantor Komnas HAM dengan mengendarai mobil sedan Mercedes-Benz. Mobilnya berwarna abu-abu dengan pelat nomor kendaraan B 471 SSH.

Azis merupakan salah satu tokoh masyarakat di Kalijodo.

Saat berada di kantor Komnas HAM, ia membantah berbagai anggapan yang menyebutkannya sebagai pimpinan preman di Kalijodo.

"Tidak ada preman di sana. Preman itu kan asal katanya free man, manusia bebas. Kalau di sana orang-orangnya pada punya KTP," kata dia.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...ampaign=Kaitrd

----------------------------

Ada Mafia dunia perlendiran, yang kerjanya memalak pramuria dan menyiksanya kalo setorannya kurang di wilayahnya, datang mengadu ke Komnas HAM & DPRD? Nggak salah tuh?


emoticon-Ngakak:
Diubah oleh ts4l4sa 16-02-2016 12:07
0
6.2K
56
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.