Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

aquamariaAvatar border
TS
aquamaria
Sastra Cina Klasik ~ Lu Xun - Besok
Author: Lu Xun
Judul: Besok

Spoiler for Ilustrasi:


"Tidak ada suara -- ada apa pula dengan anak ini?"
Dengan semangkuk anggur kuning di tangannya, Gong si Hidung Merah melongokkan kepalanya ke rumah sebelah. Awu, si Kulit Biru meletakkan mangkuknya di atas meja dan meninju punggung Gong.
"Bah..."geram Awu. "Mulai cengeng lagi!"
Karena letaknya terpencil, maka desa Luzhen tampak kuno. Penduduk di sekitar situ menutup pintu rumah mereka dan sudah tidur sebelum tengah malam. Pada tengah malam, hanya ada dua buah rumah yang penghuninya masih bangun: Kedai Makmur, tempat orang-orang rakus makan dan minum dengan riang gembira, dan rumah sebelah tempat Janda Shan tinggal. Wanita itu telah dua tahun hidup menjanda, dia tidak memiliki apa-apa kecuali mesin pemintal, yang dapat menghidupi dirinya dan anak laki-lakinya yang berusia tiga tahun; karena pekerjaanya itu dia baru bisa tidur pada tengah malam.
Tetapi sudah beberapa hari ini tidak ada lagi suara orang memintal. Karena hanya ada dua buah rumah yang penghuninya masih bangun pada tengah malam, hanya Gong Tua dan teman-temannya saja yang mendengar ada tidaknya orang memintal di rumah Janda Shan.
Setelah punggungnya ditepuk, Gong Tua yang tampak tenang meneguk angpurnya dan kemudian menyiulkan sebuah lagu rakyat.
Sementara itu Janda Shan sedang duduk di tepi tempat tidur, Pao'erh buah hatinya dipeluknya, dan mesin pintalnya berdiri kaku. Cahaya lampu yang suram menerangi wajah Pao'erh, yang pucat karena demam yang tinggi.
"Aku sudah berdoa di depan kuil," pikirnya. "Aku sudah bersumpah pada Tuhan bahwa anakku telah kuberi obat manjur. Tetapi jika dia tidak sembuh, apa yang harus kulakukan? Aku harus membawanya ke Dokter Ho-Xiao-xian. Tetapi mungkin penyakitnya hanya kambuh pada malam hari saja; kalau matahari sudah terbit mungkin panasnya akan turun dan dia dapat bernafas lega kembali."
Janda Shan adalah wanita sederhana yang tak tahu betapa mengerikannya kata "tetapi." Terima kasih untuk kata "tetapi," yang membuat segala sesuatu yang buruk menjadi baik dan segala sesuatu yang baik menjadi buruk. Malam di musim panas sangatlah singkat. Segera setelah Gong Tua dan teman-temannya berhenti bernyanyi, langit di sebelah timur mulai tampak terang; dan melalui sebuah celah jendela, cahaya keperakan fajar menyusup masuk.
Menunggu saat fajar bukanlah hal yang mudah bagi Janda Shan. Baginya waktu berjalan sangat lambat; setiap tarikan nafas Pao'erh lamamanya seakan-akan setahun. Tetapi akhirnya hari menjadi terang. Cahaya pagi yang terang menggantikan sinar cahaya lampu. Pao'erh terengah-engah mencoba bernafas sehingga lubang hidungnya bergetar.
Janda Shan menanahan tangis, karena dia tahu hal itu pertanda buruk. Tetapi apa yang dapat ia lakukan? Dia ragu-ragu. Harapan satu-satunya adalah membawa anaknya ke dokter Ho. Dia memang wanita sederhana, tetapi dia juga mempunyai keinginan. Dia bangkit, berjalan menuju lemari, mengambil semua uangnnya -- 30 perak dan 180 sen. Setelah menyimpan uang itu ke dalam kantongnya, dia mengunci pintu dan sambil menggendong Pao'erh dia berjalan secepat mungkin ke rumah dokter Ho.

Update, masih panjang.
Diubah oleh aquamaria 15-02-2016 23:57
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1K
9
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.9KThread28KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.