Quote:
Original Posted By "UPDATE TERBARU:"
Rio Akhirnya Bayar Sebagian Uang Muka ke Manor
Jakarta - Manajemen Rio Haryanto akhirnya membayarkan uang muka kepada Manor Sport. Pembayaran dilakukan pada Kamis (11/2/2016), setelah mendapat pinjaman dari salah satu bank. Demikian hal itu diungkapkan oleh Ibunda Rio, Indah Pennywati, ketika dihubungi Jumat (12/2/2016). Indah mengatakan uang muka sebesar 3 juta euro telah dibayar, namun dana itu
bukan berasal dari perusahaan BUMN atau bantuan pengusaha yang didengungkan.
“Awalnya memang down payment-nya 3 juta euro, tapi kan semakin bertambah karena sudah lewat dari tenggat waktu yang diberikan, jadi uang muka yang harus dibayarkan saat ini adalah 5,5 juta euro. Makanya kalau pun sudah dibayar tetap masih kurang," kata Indah.
Lebih lengkap bisa di baca disini:
http://sport.detik.com/read/2016/02/...-muka-ke-manor
Maju atau Mundur? Mungkin ini menajadi berita yang ditunggu-tunggu masyarakat soal kepastian pebalap muda asal Indonesia Rio Haryanto untuk melintas di atas sirkuit ajang Formula 1. Banyak berita dalam beberapa pekan terakhir yang mengatakan kalau Rio Haryanto akan gagal memperlihatkan aksinya menggunakan mesin Formula 1. Tapi ada juga beberapa berita yang masih menungkapkan rasa optimismenya bahwa Rio Haryanto dapat tampil di pentas balapan mobil paling bergengsi ini.
Berita ini juga semakin simpang siur ketika upaya pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) banyak menimbulkan pro dan kontra. Banyak yang yang mengkritik kalau dana yang diberikan oleh Kemenpora senilai 100 Milyar terlalu besar kalau hanya untuk dikucurkan pada Rio Haryanto. Tetapi tak sedikit pula yang mendukung Kemenpora untuk memberikan dananya agar dapat melihat aksi Rio Haryanto dilintasan balap Formula 1.
Kisah Pemerintah dalam mendukung Rio Haryanto untuk menunjukkan aksi dalam ajang Formula 1 ini mungkin seperti cerita hikayat Lukman dan Keledainya, seperti yang dipaparkan oleh staf Kementerian Pemuda dan Olahraga yang ane lansir dari sport.detik.com ini..
Quote:
Hasrat kami, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), untuk membantu Rio tak ubahnya hikayat Lukman al-Hakim, anak laki-lakinya, dan keledai tumpangannya.
Kisah Lukman tersebut kira-kira begini:
Pada suatu hari Lukman dan anaknya pergi ke pasar dengan menunggangi seekor keledai. Awalnya Lukman-lah yang menaiki keledai tersebut, sedangkan sang anak mengikuti di belakangnya. Dalam perjalanan, orang-orang yang melihat Lukman berkomentar sinis: "Lihatlah orang tua itu. Betapa dia tidak kasihan kepada anaknya. Dia enak-enakan naik keledai, sementara anaknya dibiarkan berjalan kali."
Mendengar gunjingan tersebut Lukman lantas turun dan menyuruh anaknya naik. Apa komentar orang? "Helloww... Lihatlah anak yang kurang ajar itu. Orang tua disuruh berjalan kaki, sedangkan dia begitu enaknya naik keledai."
Bereaksi terhadap rasan-rasan itu, Lukman pun naik ke atas punggung keledai. Bersama anaknya, mereka melanjutkan perjalanan dengan menunggangi keledai yang jelas lebih kecil dibanding kuda.
Apa yang dilakukan Lukman dan anaknya itu pun tidak lepas dari gunjingan orang. "Coba amati dua orang itu. Keledai sekecil itu ditunggangi berdua. Apa tidak kasihan?"
Lukman dan anaknya kemudian turun. Bingung. Akhirnya keledai tidak lagi ditunggangi, hanya dituntun. Yang demikian itu pun masih dikomentari orang. "Hahahaha... betapa bodohnya kedua orang itu. Punya keledai kok tidak ditunggangi."
Mungkin tidak tepat benar menganalogikan lika-liku perjalanan Rio menuju F1 dengan kisah Lukman. Tapi, dalam beberapa hal ada kemiripan.
Pada fase awal, banyak pihak yang mendorong agar Rio dibantu maksimal melalui skema dukungan pemerintah, BUMN, dan swasta. Sebagian pihak ada yang tulus membantu Rio, berkomunikasi dengan kami di Kemenpora, dll. Sebagian ada yang nenteng-nenteng Rio, entah tulus entah hanya untuk numpang manggung.
"Wahai negara, wahai pemerintah, heeiii... Menpora, ini ada anak bangsa, punya potensi besar, berpeluang menjadi pemuda pertama yang menjadi pembalap F1. Negara harus hadir, Anda harus bantu! Jangan abai!"
Dalam obrolan warung kopi online bahkan ada saja komentar sinis."Betapa tidak tahu malunya jika Anda tidak membantu Rio. Jangan urus bola saja, ini lho, Rio diurus juga."
Bukan karena rasan-rasan sinis kami, Kemenpora, kemudian menginisiasi untuk memberikan support maksimal kepada Rio agar bisa mengejar mimpinya tampil di F1. Pertimbangannya sederhana: Rio adalah anak bangsa yang punya potensi besar, berpotensi menorehkan sejarah sebagai yang pertama dari Indonesia yang tampil di F1. Rio bisa membawa panji Merah Putih, panji Republik, di berbagai belahan dunia. Rio berpotensi menjadi duta Nusantara.
Atas dasar itu Menpora Imam Nahrawi --dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapi-- menandatangani surat jaminan kepada Rio agar bisa tampil di F1 bersama Tim Manor. Keseriusan Menpora hanya berhenti di situ. Kami tidak mau dianggap hanya ngecap. Kami berkomunikasi serius dengan Kementerian BUMN agar bisa memberi dukungan. Kami mencoba menjajaki kemungkinan mendapat tambahan dukungan swasta (tapi batal karena pas hari H ada kejadian bom Thamrin). Kami mencoba mencari skema dukungan resmi negara kepada Rio melalui APBN.
Apa yang terjadi kemudian? Muncul rentetan kritik, bahkan sebagian cenderung bernada hujatan.
"Kenapa harus membantu Rio dengan dana sebesar itu? Rp 100 miliar untuk Rio? helllowwww!"
"Negara benar-benar tidak memiliki sense of crisis. Masih banyak rakyat miskin membutuhkan dukungan pemerintah. Membantu Rio sama halnya dengan membuang-buang uang!"
Ada lagi."Satu orang atlet dibantu Rp 100 miliar? Hellowwww (lagi)! Terlalu besar, Bung. Banyak cabang olahraga lain yang butuh dukungan besar. Banyak atlet lain yang punya prestasi melambung tinggi yang juga butuh dukungan. Banyak bla bla bla. Ini tidak fair. Apalagi ini olahraga industri, swasta yang mestinya dukung, bukan dengan APBN!"
Selanjutnya bagaimana? Informasi terakhir yang kemudian mencuat: Rio berpotensi gagal tampil karena bla bla bla. Dukungan BUMN ada, tapi belum cukup. Dukungan pemerintah via Menpora yang Rp 100 M, belum ada persetujuan dari berbagai pihak. Dukungan swasta, yang kata sebagian kalangan harusnya dominan, ternyata belum juga muncul.
Informasi ini kemudian melahirkan kritik yang juga tidak kalah dahsyat. Nadanya mirip dengan lantunan kritik pertama.
"Hei negara, Anda mempermainkan Rio ya? Ini negara betul-betul tidak punya harga diri ya? Rio yang sedemikian potensialnya kok tidak jadi dibantu? Bla bla bla."
Bahkan ada yang mengatakan begini: "Rio, Negara tidak peduli denganmu. Pindah kewarganegaraan saja agar potensimu tidak sia-sia!"
Masya Allah. Astaghfirullah….
Sudah sedemikian bla bla bla dan anu kah kita?
Kalau kita semua --negara, pemerintah, pejabat publik, parlemen, elit non pejabat publik, pengusaha swasta, rakyat kebanyakan--sepakat bahwa "Rio adalah anak bangsa yang memiliki potensi besar dan layak kita support, marilah kita support. Rio adalah aset yang bisa menjadi duta Republik ini dan sudah sepatutnya didukung penuh". Ayolah, ayo dukung penuh, semuanya!
Jika ya. Mari katakan,"Rio, kami mencintai mu! Ai lop yu ful!" dan dorong semua pihak--pemerintah dan swasta untuk mendukung Rio.
Jika tidak. Sudah sedemikian bla bla bla dan anukah kita?
====
* Penulis adalah Staf Khusus Menpora bidang Olahraga. Akun twitter: @yuswae
Dan berikut sepenggal kisah mengenai ketertarikan Tim Manor untuk meminang Rio Haryanto sebagai pebalapnya di ajang Formula 1 dan bagaimana sulitnya Rio Haryanto untuk menembuskan dana agar dapat tampil di pentas bergengsi itu
Quote:
Pada bulan Juli 2015, Rio sempat menyatakan bahwa ada tiga tim yang mendekati dirinya untuk turun di F1 2016. Satu bulan kemudian, terkuak bahwa salah satunya adalah Manor, yakni tim yang sudah terasosiasi dengan dirinya sejak turun di GP3 Series.
Dengan usianya yang sudah mencapai 23 tahun, maka Rio bisa dikatakan ideal untuk masuk ke F1, apalagi ia telah mendapatkan Super License sejak berusia 17 tahun. Manor pun bersedia memberi salah satu mobil balapnya untuk Rio, asal ia bisa membawa dana balap sejumlah 15 juta euro (Rp 228 miliar).
Jumlah dana yang harus dibawa Rio inipun memunculkan opini pro dan kontra. Beberapa pihak menyatakan bahwa 15 juta euro merupakan jumlah yang cenderung kecil bagi pemerintah Indonesia, sementara beberapa pihak lain merasa jumlah ini terlampau besar.
Pada bulan Desember, BUMN PT Pertamina pun menyatakan bersedia mengucurkan dana sebesar 5 juta euro (Rp 76 miliar), sementara pada bulan Januari 2016, Kemenpora telah bersedia memberikan dana sebesar Rp 100 miliar (6,6 juta euro) melalui Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Sahabat Rio, sebutan penggemar Rio pun telah berupaya membantu Rio dengan melakukan penggalangan dana secara terbuka melalui www.kitabisa.com/indonesiaf1.Hingga kini, Sahabat Rio telah mengumpulkan sekitar Rp 152 juta. Sayang, langkah Rio belum begitu mulus sampai di sini.
Manor pun memberikan kelonggaran agar Rio dan pemerintah untuk membayarkan uang muka atau down payment (DP) sebesar 3 juta euro (Rp 46 miliar). Manor juga dua kali memberikan tenggat waktu pada 30 Januari 2016 dan 5 Februari, namun pihak Rio dan pemerintah belum bisa menyanggupinya.
Pasalnya, dana ini harus disetujui lebih dulu oleh DPR-RI untuk dicairkan. Sialnya, mencairkan dana tidak semudah yang dibayangkan, mengingat adanya birokrasi. Rupanya, hal ini dikarenakan regulasi alur APBN yang cukup rumit. Padahal, Rio diburu waktu karena ia bersaing tempat dengan Alexander Rossi dan Will Stevens, apalagi uji coba pramusim F1 akan segera dimulai di Barcelona-Catalunya, Spanyol pada 22-25 Februari.
Meski jalan Rio tak mudah, Manor masih menunjukkan ketertarikan padanya. Managing Director Manor Racing, Abdulla Boulsien pun menemui Menpora, Imam Nahrawi di Jakarta pada 11 Februari dan menyatakan betapa timnya menginginkan Rio. Memaklumi sulitnya pencairan dana, Manor pun kembali memundurkan tenggat waktu pembayaran uang muka sampai pekan depan.
Maka, sepekan ke depan lah nasib seorang Rio Haryanto di Formula 1 ditentukan. Apakah ia akan membawa nama bangsa ke kancah balap mobil terakbar di dunia?
Rio Haryanto sendiri sebenernya memiliki potensi dan kemampuan untuk dapat pentas dan bersaing di dunia balapan Formula 1, buktinya aja pihak dari Tim Manor sampai mendatangi pemerintah guna meloloskan Rio Haryanto menjadi salah satu pebalap yang menduduki kursinya.
Quote:
Menpora Imam Nahrawi menerima Managing Director Team Manor, Abdulla Boulsien, bersama pebalap Rio Haryanto dan ibunya, Indah Pennywati, didampingi Kepala Komunikasi Publik Kemenpora Gatot Dewa Broto di ruang kerjanya lantai 10, Kemenpora, Jakarta, Kamis (11/2/2016).
Seusai pertemuan sekitar satu jam dengan perwakilan tim Manor ini, Menpora pun makin optimistis bahwa Rio bisa berlaga di ajang Formula 1 (F1).
"Kami berbahagia Manor tidak hanya melihat Rio ini sebagai bagian anak Indonesia pantas untuk ikut di Formula 1, tetapi Rio adalah salah satu potensi besar yang tidak boleh dibiarkan jalan sendiri. Manor mengucapkan terima kasih terhadap perhatian pemerintah bersama seluruh pihak. Sekali lagi kami juga mengucapkan terima kasih kepada Manor yang sudah memberikan kepercayaan, porsi, dan kesempatan bagi Rio untuk bergabung bersama Manor dan berlaga di Formula 1," kata Menpora saat memberikan keterangan kepada media di ruang Media Center Kemenpora seusai pertemuan tersebut.
Pada konferensi pers ini, Menpora menyampaikan terima kasih kepada pihak Manor yang sudah datang ke Indonesia untuk melihat keseriusan pemerintah mendukung Rio. Cak Imam juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus berusaha semaksimal mungkin memberikan dukungan yang terbaik untuk pebalap andalan Indonesia ini.
"Intinya kami bersepakat Rio harus didukung dan Rio tidak boleh berjalan sendiri. Pada kesempatan ini juga, saya mengundang kepada semua pihak, sponsor, dan swasta siapa pun yang ingin mendukung Rio, maka ini kesempatan yang baik untuk kita berikan karena kesempatan ini tidak mungkin terulang kembali. Sekali lagi, saya mengajak semua bahwa semangat Rio Haryanto tidak boleh kita biarkan jalan sendiri. Rio juga memiliki semangat yang sama. Rio akan terus kita dukung berlaga di Formula 1," kata Menpora.
"Saya tidak mendetailkan proses pendanaan. Yang pasti, kami terus berusaha meyakinkan semua pihak untuk bisa membantu Rio. Hari ini, kami mendapat kesempatan dari Manor untuk masalah waktu menyelesaikan semua persyaratan itu. Mohon doa dan dukungan semua pihak biar sponsor membantu Rio karena tidak cukup hanya dukungan dari pemerintah," kata Menteri asal Bangkalan, Madura, tersebut.
Sementara itu, Rio pada konfrensi pers tersebut mengucapkan terima kasih kepada Menpora dan juga pihak Manor yang sudah datang ke Indonesia. "Yang pasti, Manor masih menunggu dan menginginkan saya masuk di timnya. Keputusan selanjutnya kita masih menunggu dari tema Manor yang kita ketahui bahwa sudah ada satu pebalap dari Jerman yang sudah pasti dan ini tinggal satu seat lagi," kata Rio.
"Saya mohon dukungan dari seluruh pemerintah agar bisa saling membantu demi Indonesia masuk ke Formula 1. Kita masih menunggu sampai minggu depan. Saya sangat berterima kasih kepada Manor yang sudah memberikan waktu untuk saya bisa menduduki seat tersebut. Sampai saat ini, saya belum memikirkan kemungkinan terburuknya. Kami terus berjuang semaksimal mungkin dan Manor juga menunggu agar saya bisa mendapatkan seat tersebut," tambah pebalap asal Solo, Jawa Tengah, ini.
Kepala Komunikasi Publik Kemenpora Gatot Dewa Broto menyampaikan, pertemuan Menpora dengan pihak Manor berjalan cukup baik dan positif. Pada pertemuan ini, pihak Manor juga tidak membicarakan kendala dana yang dibutuhkan Rio untuk terjun ke F1.
"Intinya, pihak Manor datang ke Indonesia untuk melihat proses keseriusan pemerintah untuk membantu Rio dan Manor sendiri sangat menghargai apa yang dilakukan pemerintah untuk Rio," tutur Gatot.
Kira-kira begitulah sedikit kisah tentang upaya bagaimana Rio Haryanto akan melenggang di pentas balapan Formula 1. Kalo menurut ane sih udah selayaknya Rio Haryanto ini didukung untuk dapat memperlihatkan aksinya di atas sirkuit ajang Formula 1. Dan nantinya dapat membuat lagu Indonesia Raya menggema di seluruh dunia. Dan Rio Haryanto dapat mengharumkan nama bangsa di pentas yang diakui oleh dunia..
Maju Terus Rio Haryanto Terus Membanggakan nama Indonesia
Terus Juara Rio
Ini dia Sumurnya
Sumur 1
Sumur 2
Sumur 3