Quote:
Jakarta -Pembangunan proyek kereta api cepat rute Jakarta-Bandung sampai saat ini masih menjadi pro-kontra. Masih banyak pihak yang meragukan keuntungan yang akan didapat dari proyek ini.
Namun, Direktur Transportasi Bappenas, Bambang Prihartono mengatakan dalam pembangunan angkutan massal jangan hanya berfokus pada untung dan rugi tetapi lebih kepada pengembangan wilayah.
"Di mana-mana pembangunan angkutan massal itu proyek rugi dan menjadi tanggung jawab Pemerintah.Jadi kita tidak bicara proyek untung, proyek MRT nanti juga awalnya rugi dulu, yang harus dilihat key driver sebagai pengembangan suatu wilayah. Di China kota yang disinggahi kereta cepat tumbuh 0,6-1% dari PDB," ungkap Direktur Transportasi Bappenas, Bambang Prihartono, di kantornya, Jumat (12/2/2016).
Ia menambahkan perlu adanya peran Pemerintah di dalam pembangunan kereta cepat ini dalam hal ini mempercepat perizinan.
"Pembangunan ini sebagai key driver untuk pengembangan wilayah, proyek ini memang rugi, maka di situ perlu peran pemerintah dalam hal ini mempercepat perizinan, dulu 100 hari sekarang 1 hari," kata Bambang.
Kereta cepat ini juga diharapkan dapat mengurangi biaya logistik yang saat ini 26% dari GDP menjadi 19,2% di tahun 2019 seperti yang tertuang di RPJMN.
"Target penurunan biaya logistik hingga tahun 2018 sebesar 6,8%, di mana 3%-nya berasal dari transportasi darat," ujarnya.
(ang/ang)
Sumber
jadi tambah mencurigakan nih proyek, katanya B2B, kok jadi tanggung jawab pemerintah kalau rugi, terus mana mungkin China mau inves di proyek yang pasti rugi tanpa ada jaminan pemerintah