Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

politicusAvatar border
TS
politicus
Cerita Munculnya Ramalan Joyoboyo 'Yang Jujur Hancur'
Ramalan Joyoboyo lainnya yang populer adalah 'Sing culika mulya, sing jujur kojur'. Dalam bahasa Indonesia ramalan itu artinya 'Yang salah mulia, yang jujur hancur'. Ternyata ada kisah menarik di balik munculnya ramalan tersebut. 

Hal itu dikatakan oleh sejarawan dari Universitas Gadjah Mada Dr Sri Margana M Phil kepada detikcom, Selasa (29/12/2015) kemarin di kantornya Fakultas Ilmu Budaya UGM, Jalan Sosio-Humaniora, Bulaksumur, Yogyakarta. 

Menurut Margana kalimat 'Sing culika mulya, sing jujur kojur' ditulis oleh pujangga dari Keraton Surakarta Ronggowarsito. Dia lahir pada 1802 dan meninggal 1873. Sebagai pujangga, Ronggowarsito banyak menulis karya sastra. Salah satunya soal sejarah yang waktu itu disebut sebagai ramalan. 

Peristiwa terjadinya ontran-ontran di Keraton Surakarta yang saat itu dipimpin Pakubuwono IX juga dia tulis. Ketika itu para bangsawan di Surakarta berebut tanah bengkok. Mereka rela melakukan apa saja demi mendapatkan keuntungan pribadi. Para lurah, bupati, pejabat membebek kepada penguasa.

Ronggowarsito saat itu dijanjikan akan diangkat sebagai bupati. Namun karena dia tak ikut membebek kepada penguasa, jabatan itu urung didapat. Dia pun menyampaikan kritik kepada Keraton Surakarta melalui tulisannya. 

Dalam tulisannya tersebut Ronggowarsito salah satunya menulis, 'Wong jujur bakal ajur' yang artinya orang jujur bakal hancur. "'Wong jujur bakal ajur, itu dilihat dan dialami sendiri oleh Ronggorwarsito. Kenyataan sosial dan politik yang terjadi dicatat," kata Sri Margana.

Ada juga kalimat, "Zaman Edan, Nek Ora Melu Edan Ora Keduman" (Kalau tidak ikut menjadi gila, tidak akan kebagian). Kalimat ini dia tulis ketika terjadi perebutan harta dan kekayaan sesama pegawai Keraton Surakarta. Bahkan demi meraih semua itu mereka rela menjadi seperti orang 'gila'. Walhasil yang tak ikut 'gila' tak kebagian jabatan dan kekayaan. 

"Kalimat Zaman Edan, Nek Ora Melu Edan Ora Keduman adalah ketika dia (Ronggowarsito) melihat bagaimana Kerajaan Surakarta berebut harta dan kekayaan," kata Margana.

"Dia (Ronggowarsito) kecewa. Dia pernah dijanjikan dijadikan bupati tapi tidak pernah jadi. Itu sindiran terhadap kekuasaan," tambah Margana.

Tulisan Ronggowarsito yang disusun untuk mengkritik Pakubuwono IX tersebut adalah karya sejarah yang waktu itu disebut dengan istilah ramalan. Jauh sebelum Ronggowarsito membuat tulisan tersebut, ternyata Sri Aji Joyoboyo juga pernah menulis kalimat serupa; 'Sing culika mulya, sing jujur kojur'. (erd/nrl)

http://m.detik.com/news/berita/31077...g-jujur-hancur
0
6.2K
42
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.