- Beranda
- Berita dan Politik
[red district]Akan Ditertibkan, PSK dan Warga Kalijodo Malah Nantang Ahok
...


TS
jangan.percaya
[red district]Akan Ditertibkan, PSK dan Warga Kalijodo Malah Nantang Ahok
Quote:
Akan Ditertibkan, PSK dan Warga Kalijodo Malah Nantang Ahok
![[red district]Akan Ditertibkan, PSK dan Warga Kalijodo Malah Nantang Ahok](https://dl.kaskus.id/cdn-2.tstatic.net/wartakota/foto/bank/images/kalijodo-satu_20160210_085237.jpg)
Warta Kota/Panji Bhaskara Ramadhan
Kawasan kalijodo
![[red district]Akan Ditertibkan, PSK dan Warga Kalijodo Malah Nantang Ahok](https://dl.kaskus.id/cdn-2.tstatic.net/wartakota/foto/bank/images/kalijodo-satu_20160210_085237.jpg)
Warta Kota/Panji Bhaskara Ramadhan
Kawasan kalijodo
WARTA KOTA, PENJARINGAN - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menegaskan, pihaknya akan sesegera mungkin menertibkan tempat prostitusi dan hiburan di Kawasan Kalijodo, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.
Penuturan pria yang dikenal dengan sapa'an Ahok itu ternyata sudah sampai ke telinga para pekerja seks komersial (PSK) dan para wanita penghibur di klub atau pub Kawasan Kalijodo.
Pantauan Warta Kota, Selasa (09/02/2016), terhitung 30 lebih bangunan yang difungsikan sebagai tempat hiburan bagi pria hidung belang, di lokasi tersebut.
Beberapa Klub atau pub yang bangunannya berdiri tegak di Jalan Kepanduan RT 01/05, Kelurahan Pejagalan ini, terpantau mulai ramai pengunjung.
![[red district]Akan Ditertibkan, PSK dan Warga Kalijodo Malah Nantang Ahok](https://dl.kaskus.id/cdn-2.tstatic.net/wartakota/foto/bank/images/kalijodo-dua_20160210_085606.jpg)
Tak hanya itu saja, wanita-wanita berpakaian ketat dan minim mulai terlihat dan menampakkan dirinya di depan pintu masing-masing klub atau pub tempat mereka bekerja.
Sesekali beberapa wanita penghibur itu melirik dan menggoda para pengendara sepeda motor yang melintas ke arah perbatasan Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
Beberapa karyawan lain pun mulai bergegas menyiapkan minuman beralkohol yang baru saja diturunkan dari sebuah truk.
Terlihat, krat-krat botol minuman yang tengah diturunkan beberapa karyawan klub atau pub tersebut dimasukkan ke dalam.
Terlihat dari kejauhan, bagian dalam klub atau Pub mulai disinari dengan lampu warna-warni. Satu persatu para pengunjung berdatangan dan memarkirkan kendara motor atau mobil tepat di depan klub.
Selain itu juga, kebanyakan pengunjung rata-rata pemuda, hingga kalangan orangtua. Mereka yang merupakan tamu pun disambut genit oleh beberapa wanita penghibur yang tengah berdiri atau duduk dekat pintu klub dan pub.
Menanggapi tanggapan Ahok yang akan menertibkan klub dan bangunan liar yang berada di kolong tol Kalijodo, membuat Mimi (21) geram.
"Idiiih, berani ke sini dia (Ahok)? Awas mas.. Bahaya wilayah sih. Cowok-cowoknya sangar-sangar. Banyak kejadian kriminal di sini mas. Sekelas Ahok mah ya, sama orang di sini. Aduuh.. kagak bisa. Kecuali Ahoknya ngancurin pakai tank, bisa kali. Hahaha! Datang saja sini kalau berani. Duh saya sih serem lihatnya kalau beneran warga di sini ngamuk-ngamuk. Saya saranin hati-hati," ungkap Mimi saat duduk di depan sebuah klub tempatnya bekerja.
Diakui Mimi, kebanyakan pengawas atau penjaga di beberapa klub dan Pub di Kawasan Kalijodo, merupakan preman kelas kakap. Diakui Mimi, sudah seharusnya Ahok tidak membangunkan macan yang sedang tidur.
"Berani usik orang sini mas, habis sudah. Itu sama aja bangunin macan lagi tidur. Aneh-aneh aja. Intinya kan kami nggak merusak lingkungan, ya kan? Enggak bikin sampah? Dia (Ahok) aja yang ribet," ujar wanita bertanktop merah muda kepada Warta Kota.
Salah seorang pegawai sekaligus mengaku sebagai wanita penghibur, Saskia (25) mengakatakan hal senada. Ia menganggap Ahok mencari keributan besar apabila melakukan penertiban di wilayah Kalijodo.
"Waduh .. waduh? Serius itu Ahok mau nertibin warga di sini? Yaah... Jangan sampai deeh maas.. Aduh mas.. warga di sini galak-galak. Tapi kalau maksa mau ke sini silahkan mas. Mau bawa ratusan polisi dan TNI bersenjata kagak bakalan bisa dah. Justru rumah Ahok entar dibakar. Saya sih nggak bisa ngomong ya kalau preman di sini pada keluar semua. Polisi dan TNI di sini aja pada takut mas," jelas wanita berambut panjang dan berpakaian ketat tersebut.
Warga jamin Ahok tak bisa injak Kalijodo
Salah seorang warga di Jalan Kepanduan II atau tepatnya di Kolong Tol Kalijodo, Maman (34) saat berbicang dengan Warta Kota menganggap omongan Ahok hanya mulut besar. Menurut dia, apabila Ahok mengusik, para preman di Kalijodo akan mengamuk.
"Di sini jangan macam-macam mas. Warga penjahat semua di sini. Saya ngasih tahu aja. Ahok nggak bakalan berhasil injak wilayah sini. Yakin saya," kata Maman.
Diakui Maman, rata-rata preman yang mengawasi Kawasan Kalijodo merupakan penjahat kambuhan yang sudah berkali-kali keluar masuk penjara.
"Sekali ngamuk bisa bahaya. Mending Ahok pikir-pikir dulu. Warga di Kolong Tol Kalijodo, belum lagi diseberangnya yang ada klub sama Pub dijadikan hunian juga, itu bisa pada ngamuk. Belum lagi preman bisa kehilangan uang reman, belum PSK-nya yang pastinya bisa kehilangan pekerjaan kalau ada keributan," ucap Maman.
![[red district]Akan Ditertibkan, PSK dan Warga Kalijodo Malah Nantang Ahok](https://dl.kaskus.id/cdn-2.tstatic.net/wartakota/foto/bank/images/kalijodo-tiga_20160210_090231.jpg)
Pantauan Warta Kota, nampak bangunan liar berdiri tegak di Kolong Tol Kalijodo. Bangunan liar itu berbahan triplek, seng, dan bambu, serta kayu.
Bangun semi permanen ini juga berdiri hingga perbatasan Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
Selain itu, aktivitas warga di kawasan itu terlihat normal. Selain banyak hunian liar, ada juga truk-truk pengangkut material bangunan bertengger rapih terparkir di kolong tol tersebut, tau berdekatan dengan Pos Polisi Teluk Gong.
Rapat dan didata ulang
Camat Penjaringan, Abdul Khalit, menanggapi singkat terkait Ahok yang berjanji akan menertibkan kawasan Kalijodo.
Diakuinya pihaknya harus merapatkan terlebih dahulu dan mendata ulang warga yang tinggal di kawasan tersebut.
"Kami akan rapatkan dulu ya sekaligus akan mendata ulang berapa banyak warga di sana. Untuk penertibannya ya belum tahu, kan harus dirapatkan dulu. Sudah dulu ya, saya sedang dijalan," ujarnya saat dihubungi Warta Kota lewat telepon.
Mengingat wilayah tersebut disebut bronx, diperlukan adanya pengamanan dan pengawasan ekstra ketat oleh pihak kepolisian saat penertiban dilakukan.
Namun, belum ada tanggapan dari Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Daniel Bolly Hyronimus Tifaona, baik via telepon maupun pesan singkat.
Spoiler for cerita khrisna murti:
Quote:
Krishna Murti Kenang Mafia Kalijodo yang Menodongnya
![[red district]Akan Ditertibkan, PSK dan Warga Kalijodo Malah Nantang Ahok](https://dl.kaskus.id/cdn-2.tstatic.net/wartakota/foto/bank/images/20160210ahok-keukeuh-kalijodo-harus-segera-dibongkar-karena-jalur-hijau_20160210_125158.jpg)
WARTA KOTA, PALMERAH - Main bakar! Itulah ciri yang selalu dipertontonkan para pelaku tindak kekerasan setiap kali terjadi perang antargeng di Kalijodo.
Peristiwa 22 Februari 2002 dini hari, tulis Harian Kompas, 4 Maret 2002, bukanlah yang pertama. Sebelumnya, skalanya disebut kecil, hanya satu-dua rumah.
Pada saat itu, karena jumlah rumah yang terbakar mencapai ratusan, barulah aparat pemerintah daerah dan keamanan tampak peduli.
Itu pun sebatas membongkar semua bangunan yang setiap orang tahu jelas melanggar peraturan karena didirikan di atas bantaran dan tanggul Banjir Kanal dan Kali Angke, yang masih berlangsung hingga Kamis (28/2/2002).
Dengan tindakan itu, aparat berharap, Kalijodo "bersih" dari pelanggaran-pelanggaran lainnya, yakni perjudian dan pramuriaan. Pelanggaran tanpa pernah atau memang tidak bisa ditindak.
Mengapa? Soalnya, Kalijodo telah memiliki penguasa sendiri.
"Mirip mafia," kata Krishna Murti saat itu, yang menjabat sebagai Kapolsek Penjaringan, Jakarta Utara.
Kala itu, Krishna menyebut, terdapat lima bos besar di situ. Yakni Riri yang bergandengan dengan Agus, H Usman, Aziz, Bakri, dan Ahmad Resek.
Mereka mengkapling-kapling Kalijodo sebagai daerah kekuasaan mereka.
Menurut Krishna Murti, para bos itu tidak mengelola perjudian.
Mereka hanya menyediakan tempat dan menerima sewa dari operator judi yang adalah etnis Tionghoa.
Sekaligus, menjamin keamanan berlangsungnya perjudian. Artinya, tidak akan diganggu oleh siapapun, aparat, apalagi organisasi massa.
Untuk menjamin keamanan di lapangan, setiap bos mempekerjakan "tenaga keamanan" dalam jumlah yang cukup besar.
Menurut catatan Polsek Penjaringan kala itu, paling banyak adalah "anak buah" H Usman, sedikitnya 500 orang. Lainnya, antara 200-300 orang.
Maka, di Kalijodo terdapat sedikitnya 1.000 "tenaga keamanan" yang siap melakukan apa saja, bila ada yang mencoba mengganggu perjudian di situ.
Upah rata-rata setiap "anggota keamanan" sebesar Rp 30.000/malam.
Menurut Krishna Murti, para "tenaga keamanan" itu umumnya datang dari luar Jakarta. Semisal dari Banten dan Makassar atau daerah lain di Sulawesi.
Ke Jakarta mencari pekerjaan. Tetapi, setelah lama tidak mendapat pekerjaan, mereka akhirnya "melapor" ke Kalijodo, kepada teman-teman mereka satu daerah yang sudah lebih dulu bergabung dengan bos dari daerah yang sama.
"Tidak ada sistem rekrutmen di situ," kata Krishna.
Mereka yang mau bergabung diterima saja, tanpa ikatan dan mendapat bayaran.
Bila satu saat seseorang memutuskan untuk berhenti--bisa karena mendapat pekerjaan lain atau pulang ke kampungnya--dia tidak akan dihalang-halangi.
"Begitulah terjadinya pengumpulan massa di Kalijodo," kata Krishna Murti.
Sewa "kapling berikut keamanannya", kala itu, antara Rp 10 juta hingga Rp 20 juta per malam.
Tergantung luas "kapling" dan jumlah "tenaga keamanan" yang menjadi satu paket dalam sistem sewa-menyewa tersebut.
Sewa tertinggi diterima H Usman, yakni Rp 20 juta/malam.
Dengan penghasilan sebesar itu, salah satu bos, Azis, membangun satu gedung permanen empat lantai di tepi Kali Angke.
Bangunan itu hampir rampung, tetapi Azis keburu ditangkap polisi karena menodong Krishna Murti di lokasi, saat Kepala Polsek Penjaringan itu memimpin anak buahnya melakukan penertiban.
Azis kemudian ditahan di Polres Jakarta Utara.
Mohon dipahami, ini bukan tujuan utk menutup lokalisasi.
Ahok inti nya kan mau menanggulangi banjir. Daerah lahan hijau, ya di buat hijau lagi. Bangunan liar, ya dihancurkan. Ini akibat gubernur dulu yg pengecut.
Masalah ini red district. Silahkan pindah, buat red district lain lagi, tapi jangan dilahan hijau.
Rumah susun khusus utk ktp dki, pendatang di kawasan ini, ya, silahkan pulang kampung.
Diubah oleh jangan.percaya 11-02-2016 06:24
0
21.4K
Kutip
174
Balasan


Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

Berita dan Politik
684.7KThread•51KAnggota
Urutkan
Terlama


Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru