Siapa di sini yang belum pernah jatuh dari sepeda? mungkin ada ya salah satunya untuk orang-orang yang memang ga terbesit sedikit pun untuk naik sepeda. Tapi di sini saya akan bahas bukan bisa-tidaknya naik sepeda. Tapi berhasil tanpa luka hanyalah omong kosong. Kenapa omong kosong? Memang ada ya yang berhasil tanpa luka. Mungkin ada. Tapi sangat jarang.

Albert Einstein, penemu teori relativitas (yang rumusnya terkadang terpampang di bis-bis sekolah), telah gagal berkali-kali namun pada akhirnya menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang telah berpuluh-puluh tahun tidak tergantikan posisinya. Temen-temen pasti sudah pada tau kisahnya. "A person who never made a mistake never tried anything new." By Albert Einstein. Seseorang yang tidak pernah membuat kesalahan tidak pernah mencoba sesuatu yang baru. Seperti itu kira-kira artinya.



Tapi apakah itu artinya kita harus salah dulu/ gagal dulu untuk bisa berhasil? Jawabannya mostly yes. But not all. Bagi saya di dunia ini ada sebagian kecil orang yang memang punya daya mengingat dan mempelajari suatu hal dengan sangat baik dan cepat. Sehingga memperkecil kemungkinan ia mengalami kegagalan. Tetapi percayalah bahwa ilmu dan pengalaman orang yang telah mengalami kegagalan akan lebih matang daripada yang belum pernah mengalaminya sama sekali.

Sedikit cerita sewaktu saya masih SMA kelas dua, saya dengan partner saya membuat usaha dagang dengan nama Ronat (Roti Nasi Telor). Sepintas kedengarannya aneh ga? Ada roti dilapisi nasi lalu dilapisi telor dadar. Karena kebetulan saya pernah coba bikin waktu lagi iseng-iseng pengen makan tapi ga ada nasi. Gapapa, dicoba dulu aja. Saya dan dia pun coba jualan untuk yang pertama kalinya. Harganya waktu itu kami jual 500/ potongnya. Kami tulisnya "mumpung masih promo!", jadi langsung abis. Alhamdulillah. Pada kotak jualannya, kami menyelipkan beberapa lembar kertas dan sebuah pulpen yang diikat dengan tali agar konsumen bisa menuliskan kritik dan sarannya.

Pernah suatu saat, dagangan kami benar-benar tidak laku/ hanya sedikit yang berhasil terjual. Namun, bukan berarti harus patah semangat. Kami cari akal. Buat konsumen yang berkomentar "kurang pedas", pada beberapa ronat kami pisahkan yang agak pedas dengan yang biasa. Lalu, kami coba tidak menaruh dagangan di kantin sekolah lagi, tapi kami coba dulu di kelas. Alhasil, penjualannya kembali membaik dan temen-temen sekelas pun cukup puas. Baru kami mulai bisa kembali berdagang di kantin sekolah. Pernah juga suatu saat dagangan kami habis sebelum mulai dibawa ke sekolah. Ada yang mesen. Katanya lebih enak kalo masih panas. Alhamdulillah. Itu sedikit cerita saja.

Intinya kawan-kawan, berhasil tanpa luka hanyalah omong kosong. Tapi jangan pernah melakukan sesuatu dengan niat untuk terluka. Terluka memang sudah episodenya seperti itu. Itu artinya, satu pintu tertutup, dua pintu lainnya terbuka. Dua pintu tertutup, empat pintu lainnya terbuka. Untuk itu, terus berjuang. Bungkus dengan niat yang baik. Atas izin-Nya semua akan indah pada waktunya.
Saya rasa mungkin cukup ya. Semoga bisa diambil hikmahnya. Tinggalkan yang dirasa kurang bermanfaat. Terimakasih. selamat malam~