Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ts4l4saAvatar border
TS
ts4l4sa
Penyebar Berita HOAX & Anti-Islam, Metronews.com kok bisa ke SF-BP Kaskus?
Metro TV kena sanksi KPI
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat menyebutkan ada 8 lembaga penyiaran yang melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran.
15 Januari 2016 18:16

Penyebar Berita HOAX & Anti-Islam, Metronews.com kok bisa ke SF-BP Kaskus?

Brilio.net - Peristiwa teror di kawasan Sarinah, Kamis (14/1), menjadi santapan semua media massa. Setiap media massa berlomba-lomba memberikan berita yang paling aktual kepada pembaca, pendengar, maupun pemirsanya. Sayangnya, dalam pemberitaan itu beberapa media dianggap melanggar pedoman jurnalistik. Alhasil, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat menjatuhkan sanksi administratif berupa teguran tertulis kepada lembaga penyiaran yang melanggar itu.

Media apa saja itu? Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat menyebutkan ada delapan lembaga penyiaran yang melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 & SPS) tentang program siaran jurnalistik tentang akurasi berita dan larangan menampilkan gambar mayat. "Sanksi diberikan kepada stasiun METRO TV, TVRI, NET TV, TRANS 7, INEWS, INDOSIAR, TVONE dan Radio Elshinta," kata Wakil Ketua KPI Idy Muzayyad dalam siaran pers, Jumat (15/1). Surat sanksi itu sendiri ditandatangani oleh Idy Muzayyad.

Idy menjelaskan, pada program "Breaking News" (METRO TV) pukul 11.20 Kamis (14/1), menayangkan informasi yang tidak akurat "Ledakan di Palmerah". "Hal tersebut tentunya dapat menimbulkan keresahan masyarakat akibat berita yang tidak benar," ujarnya. Selain itu, KPI juga mendapati tayangan video amatir yang memperlihatkan visualisasi mayat tergeletak di dekat pos polisi Sarinah yang merupakan lokasi peristiwa ledakan. "Penayangan tersebut tidak layak dan tidak sesuai dengan etika jurnalistik, serta mengakibatkan ketidaknyamanan terhadap masyarakat yang menyaksikan program tersebut," lanjut dia.

Adapun pelanggaran oleh TVRI terjadi pada pukul 13.27 saat menampilkan running text yang tidak akurat berupa "Ancaman bom dilakukan di Palmerah, Jakarta dan Alam Sutera, Tangerang Selatan". "KPI menyesalkan TV Publik menayangkan running text yang tidak akurat," tuturnya.

Penayanganan visualisasi mayat juga dilakukan oleh Trans 7 pada program jurnalistik "Redaksi" yang tayang pukul 12.13 WIB. Gambar tersebut ditayangkan tanpa disamarkan (blur) sehingga terlihat secara jelas. Hal serupa juga dilakukan oleh stasiun NET TV pada program jurnalistik "Net Update: Breaking News" pukul 11.27 WIB.

Pada stasiun TVONE, KPI menemukan pelanggaran P3 & SPS saat program jurnalistik "Breaking News" menampilkan visualisasi mayat yang tergeletak di dekat pos polisi Sarinah. Gambar tersebut ditayangkan tanpa adanya penyamaran (blur), sehingga terlihat secara jelas. Selain itu, pada program ini pula ditampilkan informasi yang tidak akurat tentang "Ledakan Terjadi di Slipi, Kuningan, dan Cikini". "Kalimat yang tampil di layar ini, meskipun kemudian dikoreksi, tentunya telah menimbulkan keresahan masyarakat. Hal ini melanggar prinsip-prinsip jurnalistik tentang akurasi berita serta larangan menampilkan gambar korban atau mayat secara detil," sebut Idy.

Munculnya gambar mayat juga ditemukan KPI pada program jurnalistik "Patroli" yang disiarkan stasiun televisi Indosiar pada pukul 11.05. KPI mendapati adanya tampilan potongan gambar yang memperlihatkan visualisasi mayat yang tergeletak di dekat pos polisi Sarinah. Gambar tersebut ditayangkan tanpa disamarkan (blur) sehingga terlihat secara jelas.

Visualisasi mayat korban ledakan juga ditemukan pada program Breaking News di INEWS TV. Selain itu, program ini juga menampilkan informasi yang tidak akurat "Ledakan Juga Terjadi di Palmerah". "Padahal berita tentang ledakan di tempat lain itu tidak benar," tegas dia.

Sementara untuk stasiun radio ELSHINTA, didapati beberapa kali menyampaikan berita bahwa terjadi ledakan di beberapa lokasi selain yang terjadi di kawasan Sarinah, Thamrin. KPI menilai telah terjadi pelanggaran prinsip jurnalistik seperti yang telah diatur dalam P3 & SPS oleh keempat lembaga penyiaran ini.

Idy Muzayyad menyatakan, kasus ini harus menjadi pelajaran bahwa jurnalistik di Indonesia harus berbenah agar dalam memberitakan tidak hanya berpatokan pada kecepatan melainkan ketepatan (akurasi). "Apalagi ini adalah berita yang berkaitan dengan tragedi," ujar Idy. Ke depan, tambahnya, tampilan mayat dan jenazah jangan ada lagi di layar kaca kita.
https://www.brilio.net/news/metro-tv...i-160115x.html


Kesamaan Metro TV dan Teroris, Ciptakan Ketakutan
Jan 21, 2016 600 0

Penyebar Berita HOAX & Anti-Islam, Metronews.com kok bisa ke SF-BP Kaskus?
Penyebar Berita HOAX & Anti-Islam, Metronews.com kok bisa ke SF-BP Kaskus?

BataraNews.com – Sepekan setelah aksi terror bom Sarinah, Jakarta Pusat, kini publik kembali dibikin ketakutan oleh ancaman aksi terror kedua yang akan bertempat di Bali. Menurut pemberitaan media, surat ancaman terror bom kedua ini dilayangkan pada 18 Januari 2016. Awalnya adalah seorang supir Camat Buleleng yang mengaku telah menerima surat ancaman itu pada pukul 21.00 WITA.

Munculnya surat ancaman terror bom kedua lanjutan dari aksi terror bom Sarinah, pihak berwajib harus sigap mengusut kebenaran isi surat ancaman bom ini. Terlepas dari kesahihan surat ini, meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa surat ancaman ini perbuatan orang iseng atau memang benar ancaman aksi terror, pihak berwajib harus tetap menyelidiki issue bom ini.

Surat AncamanSebab kemunculan surat ancaman bom ini sudah memiliki imbas negative untuk stabilitas nasional, baik dari sgi geo-politik maupun dari segi keselamatan rakyat.

Munculnya surat ancaman bom ini sempat menjadi topik pemberitaan utama yang diangkat oleh MetroTV. Tak lama setelah munculnya surat ancaman bom ini, MetroTV secara massive dan terstruktur menyebarluaskan berita ini baik melalui kanal berita online, akun twitter maupun channel stasiun televisinya.

Langkah MetroTV ditengah di tengah pusaran pengusutan HOAX atau tidaknya Ancaman tersebut, sedikit kurang tepat dan cenderung mencurigakan. Langkah MetroTV yang membesar-besarkan wacana ini justru menimbulkan efek negative. Masyarakat Bali yang sejatinya memiliki trauma pasca serangan Bom Bali I dan Bom Bali II, menanggapi hal ini tentu akan semakin ketakutan, selain itu hal ini juga berdampak pada psikis wisatawan mancanegara.

Jika hal ini terus dibiarkan, maka akan pula berdampak pada unsur geopolitis Indonesia, semisal : pemberian travel warning ke Indonesia, hingga dampak ke keuangan negara (penurunan arus wisatawan manca negara).

Jika berkaca pada pengalaman aksi terror Bom Sarinah yang disebut-sebut sebagai “aksi terorisme”, aparat hukum telah berhasil menanganinya dengan sangat cemerlang. Goal aksi terror bom Sarinah berhasil digagalkan.

Mengapa saya katakan berhasil digagalkan. Terlepas dari jatuhnya korban jiwa dari aksi tersebut, tujuan aksi terorisme pada hakekatnya adalah menebar ketakutan sehingga kondisi psikis dan mental masyarakat hancur akibat aksi tersebut. Namun, berkat penanganan cepat dari pemerintah atas Bom Sarinah, berhasil menghasilkan trending topic dunia #KamiTidakTakut.

Aksi terror Bom Sarinah GAGAL OBRAK-ABRIK KESTABILAN NASIONAL.

Gagal tercapainya goal utama dari aksi terror bom yang pertama, kini Indonesia dicobai lagi dengan aksi terror bom yang kedua. Kali ini adalah ancaman bom di Bali.

Yang lebih disayangkan adalah langkah-langkah MetroTV menyebarluaskan terror bom ini. Semua upaya pemerintah dan aparat menangani cepat aksi terorisme dan mengampanyekan Tidak Gentar Melawan Terorisme, menjadi buyar akibat ulah Metro TV.(Baca: Metro TV: Imbas Teror Bom, Wisatawan Bali Ketakutan)

Entah atas dasar mendahulukan kepentingan sensational pemberitaan atau memang sedang mendukung aksi terror bom Bali nantinya. Memanfaatkan momentum pasca Bom Sarinah untuk menjadi pusat perhatian (dengan membesar-besarkan Ancaman Bom Bali), ketimbang menunggu hasil pengusutan Kepolisian dan Densus 88 terhadap validitas Ancaman tersebut. Sikap hiperbolik MetroTV atas sebuah wacana serius yang masih dalam pengusutan, memberi dampak negatif yang signifikan pada industri wisata dan keuangan negara, atas langkah MetroTV ini KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) baiknya meninjau kembali langkah MetroTv ini.

Sejauh ini belum ada konfirmsi dari pihak berwajib atas kebenaran ancaman bom Bali ini. Masih belum diketahui kepastian apakah surat tersebut hanyalah HOAX belaka atau tidak. Saya berdoa bahwa surat tersebut hanyalah ulah orang iseng, dan tidak lain merupakan surat ancaman HOAX.

Sikap yang MetroTV yang hanya mengedepankan sensasional semata diatas kestabilan nasional sama saja dengan SAMPAH!! Media sampah yang hanya mempublikasi berita demi rating dan pemasukan iklan, serta enggan memikirkan dampak jangka panjang membesar-besarkan sebuah Ancaman yang belum tentu benar dan masih diusut pihak berwajib.

Selain itu saya mengajak masyarakat untuk tetap menunjukan mental yang sama saat menghadapi aksi terror bom Sarinah. Kita harus terus menjunjung sikap #KamiTidakTakut menghadapi aksi terror bom Bali. Kita harus lawan agenda-agenda terror yang mencoba menggoyang kestabilan negara.
http://bataranews.com/2016/01/21/kes...kan-ketakutan/


Agama Jadi Bahan Candaan, Stand Up Comedy Metro TV Kena Sanksi KPI
15 Mei 2015 20:00

Penyebar Berita HOAX & Anti-Islam, Metronews.com kok bisa ke SF-BP Kaskus?

Program Stand Up Comedy menggunakan agama sebagai bahan candaan yang mengundang tawa yaitu shalat dan lafal bacaan Al-Qur’an. Alhasil program tersebut kena sentil KPI

Muvila.com – Isu agama merupakan wilayah yang sensitif. Oleh karena itu dibutuhkan kehati-hatian dalam mensiarkan kepada publik. Tak jarang, program stasiun televisi tersandung akibat mengangkat isu agama. Salah satunya yang sedang dialami oleh program Stand Up Comedy, Metro TV.

Program Siaran “Stand Up Comedy” yang ditayangkan oleh stasiun METRO TV pada tanggal 3 Mei 2015 mulai pukul 16.29 WIB itu menuai lirikan tajam dari KPI. Pasalnya program tersebut menggunakan agama sebagai bahan candaan yang mengundang tawa yaitu shalat dan lafal bacaan Al-Qur’an.

KPI Pusat pun menilai tayangan tersebut sangat tidak pantas dan dapat menimbulkan ketidaknyamanan di masyarakat. Patut diketahui bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan Suku, Agama dan Ras adalah hal yang sangat sensitif dan harus dihormati.

Oleh karena itu, KPI mengkategorikan jenis pelanggaran ini sebagai pelanggaran atas norma kesopanan dan kesusilaan serta penghormatan terhadap nilai-nilai keagamaan dengan merendahkan dan/atau melecehkan agama.

Berdasarkan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) KPI tahun 2012, program tersebut telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 6, Pasal 7 dan Pasal 9 serta Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 6 Ayat (2), Pasal 7 huruf a dan Pasal 9.

Agar pelanggaran ini tidak terulang kembali di kemudian hari, KPI Pusat memutuskan menjatuhkan sanksi administratif berupa Teguran Tertulis. Selain itu, KPI Pusat juga menganjurkan agar pihak Metro TV segera melakukan evaluasi internal.
http://www.muvila.com/tv/artikel/aga...i-1505148.html


Astaghfirullah, Wamenag & Metro TV Sebut Masjid Sebagai Sarang Teroris
AHAD, 20 SYAWAL 1435H / AUGUST 17, 2014

Penyebar Berita HOAX & Anti-Islam, Metronews.com kok bisa ke SF-BP Kaskus?

JAKARTA (Panjimas.com) – Tak terhitung sudah berapa kali Metro TV, stasiun TV milik Surya Paloh yang juga ketua Partai Nasdem dalam pemberitaanya selalu memojokkan Islam dan umat Islam. Dulu, Organisasi Kerohanian Islam (Rohis) disebut sarang teroris, kini Metro TV dengan tendensius dan provokatif menurunkan berita “Anggota ISIS Gemar Berkumpul di Masjid”.

Dari judul berita yang ditampilkan Metro TV, masyarakat digiring opini dan pemikirannya agar umat Islam yang rajin datang ke masjid untuk beribadah harus dicurigai, dan dibuat takut agar tidak datang atau menunaikan sholat berjama’ah ke masjid, karena Daulah Islam Iraq dan Syam atau Islamic State of Iraq and Syam (ISIS) sekarang ini telah dituduh sebagai teroris.

Berita Metro TV itu menukil pernyataan Wakil Menteri Agama (Wamenag), Nazaruddin Umar yang mengimbau masyarakat untuk memperketat penjagaan masjid di wilayah mereka. Sebab, menurut Wamenag yang dikenal dengan pemikian liberalnya ini, kuat dugaan masjid menjadi salah satu tempat berkumpulnya anggota ISIS.

“Tempat yang harus petama dijaga itu masjid. Saya minta kepada pengurus masjid kalau ada gejala baru yang ditampilkan jemaah harus segera ditindak,” kata Nazaruddin dalam Diskusi The Nusa Institute, ‘Warning ISIS: Antara Ideologi Agama vs Gerakan Politik Global’ di Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, pada Kamis (14/8/2014).

Metro TV Beritakan Masjid Sebagai Sarang Teroris
Berita Provokatif METROTVNEWS.COM Soal Masjid Mengutip Pernyataan Wamenag Nazaruddin Umar
Nazaruddin tak menampik masjid menjadi tempat ideal bagi kelompok yang disebutnya sebagai kelompok Islam radikal untuk berkumpul dan juga melakukan kegiatan. “Karena masjid itu tempat yang paling strategis, berada di tengah umat, dan gratis lagi,” ucapnya.

Provokasi Nazaruddin tak cukup sampai disitu. Ia menyuruh warga harus pasang mata dan telinga bila ada jama’ah baru di masjid, apalagi mereka bekelompok. Nazaruddin mengatakan, warga berhak menindak kalau ternyata mereka berbuat menyimpang. “Karena masjid milik lingkungan sekitar,” ujarnya.

Pernyataan Wamenag itu dianggap sejumlah pihak bukannya memberi kabar gembira bagi orang-orang yang rajin sholat jama’ah ke masjid, tapi malah menakut-nakuti. Dan atas pernyataan Wamenag itu, Metro TV seperti mendapat ‘amunisi’ baru untuk mendiskreditkan dan menyerang Islam dan umat Islam.
http://panjimas.com/news/2014/08/17/...arang-teroris/


30-an Tokoh Ormas Islam Bersatu Kecam Metro TV
Selasa, 12 Januari 2016 - 08:26 WIB

Tuduhan sebagai jaringan teroris oleh Metro TV terhadap Wahdah Islamiyah menyulut reaksi dari 30-an tokoh nasional dan ormas Islam. Mereka menyatukan suara mengecam pemberitaan Metro TV dan membela Wahdah Islamiyah.

Persatuan itu terlihat jelas saat Wahdah Islamiyah menggelar jumpa pers di Rumah Makan Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Senin, (11/01/2016) siang. Dalam acara itu, Wahdah Islamiyah menyatakan sikapnya terkait pemberitaan Metro TV pada 3 Januari lalu.

Di deretan depan kursi narasumber jumpa pers, tampak duduk Ketua Umum Wahdah Islamiyah, Ustadz Zaitun Rasmin, diapit Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) dan pengacara Eggi Sudjana. [Baca: Tuduhannya Tidak Benar, Metro TV Dituntut oleh Wahdah Islamiyah]

Masih di deretan situ, terlihat dai kondang Ustadz Yusuf Mansur, Sekjen MIUMI Bachtiar Nasir, Menteri Olahraga era pemerintahan SBY yang juga Ketua Kwarnas Pramuka Adhyaksa Dault, pegiat menghafal al-Qur’an Ustadz Bobby Herwibowo, perwakilan MUI Pusat Amirsyah Tambunan dan Fahmi Salim, serta Direktur Eksekutif INSISTS Adnin Armas selaku moderator.

Di pertengahan acara, Adhyaksa Dault kemudian mempersilakan kursinya diduduki KH Dr Cholil Nafis (Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU) yang datang belakangan. Termasuk yang datang di sela-sela jumpa pers adalah anggota Dewan Perwakilan Daerah RI asal Sulawesi Selatan AM Iqbal Parewangi, dan ekonom Islam sekaligus Pimpinan Tazkia Group, Syafi’i Antonio.

Tak Ada Bau Teroris

HNW, yang didaulat berbicara setelah Zaitun dan Eggi, menyampaikan pembelaannya terhadap Wahdah Islamiyah sekaligus keberatannya atas tuduhan Metro TV tersebut.

Ia mengaku sangat mengenal Zaitun sejak lama, baik sebelum maupun sesudah kuliah di Madinah, hingga sepak terjang Zaitun bersama Wahdah Islamiyah selama ini.

“Kegiatan-kegiatannya (hingga) sekarang, seluruhnya, adalah rangkaian tentang Islam yang sama sekali tidak ada bau-bau terorisnya,” ujar HNW di depan puluhan awak media termasuk hidayatullah.com.

Di jajaran kursi jumpa pers bagian belakang Zaitun, tampak dai kondang kelahiran Arab Saudi Syaikh Ali Jaber, Ketua AFKN atau dai asal Nuu Waar (Papua) Fadzlan Garamatan, Ketua KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina) Ferry Nur, peneliti Syiah Farid M Okbah, Rahmat Abdurrahman (MIUMI Sulsel), serta sejumlah tokoh lainnya dari SalingSapa.com, pemerhati keluarga, dan pengacara.

Sebagian tokoh dan aktivis lainnya mengambil posisi dekat para wartawan dan para hadirin lainnya. Termasuk di antaranya pengamat terorisme yang juga aktivis Muhammadiyah, Mustofa Nahrawardaya.

Adnin Armas mengatakan, kehadiran para tokoh itu sebagai bentuk empati mereka atas Wahdah Islamiyah yang dituduh teroris oleh Metro TV. Sebab, Zaitun sebagai Ketum ormas itu juga bagian dari MUI, MIUMI, dan umat Islam secara umum.

“Kehadiran para tokoh di sini itu sudah menunjukkan… kami di sini juga sangat merasa terluka (atas tuduhan Metro TV itu),” ujarnya.

Yusuf Mansur mengatakan, tidak mungkin jika Wahdah Islamiyah termasuk jaringan teroris. Ia mengaku kenal baik dengan Zaitun terutama 3 tahun belakangan ini, sejak dirinya belajar bahasa Arab dengan Zaitun.

Menurutnya, dampak tuduhan Metro TV dapat menimbulkan ketakutan bagi masyarakat Sulsel khususnya untuk mendidik anak-anak mereka melalui Wahdah Islamiyah.

“Saya belum pernah melihat atau mendengar Zaitun yang mengajak atau menyampaikan ajaran bagaimana pola-pola teroris,” ujar Cholil Nafis.

Senin kemarin usai jumpa pers, Wahdah Islamiyah diagendakan menyampaikan surat tuntutannya kepada pihak Metro TV. Stasiun TV milik Surya Paloh ini dituntut meminta maaf kepada ormas Islam tersebut. Diberitakan sebelumnya, Zaitun Rasmin Mengaku Sedih Harus Menuntut Metro TV
http://www.hidayatullah.com/berita/n...-metro-tv.html

--------------------------------

Pihak manajemen KASKUS harus mendengar isi hati dan teriakan nurani kaskuser disini, jangan dibiarkan saja protes mereka terkait dimasukannya secara resmi Metronews-tv ke sub-forum Berita dan Politik KASKUS. Sebab, BP Kaskus itu motor utama ketertarikan netter di seluruh Dunia untuk mencari "kebenaran" di negeri ini, dan itu semua bisa terjadi adalah 100% akibat sumbangsih posting para kaskuser di forum BP itu, bukan karena siapa-siapa.

Kalau mau jujur, kenapa hanya Meronews-tv.com saja yang dimasukkan? Kenapa Antara, TEMPO, KOMPAS, CNN, atau BBC, nggak dimasukkan pula? Sebab mereka menjaga betul kredibiltas sumbernya dan sangat bertanggung-jawab atas semua pemberitaan yang di pblikasikannya ke publik. Beda jauhlah dengan Metronews-tv selama ini, yang pemberitaannya terkadang menteror rakyat, dan kerapkali menyebarkan berita bohong (HOAX) sehingga harus ditegur KPI segala. Belum lagi pemberitaanya yang tendensius terhadap Islam, terasa sekali semangat anti-Islam di tengah negara yang memiliki muslim mayoritas terbesar di Dunia saat ini. Makanya jangan disalahkan bila beberapa pihak mulai berspekulasi, bahwa jajaran elit di pusat pemberitaan Metronews.tv itu memang orang-orang anti-Islam karena non-muslim.



emoticon-Marah:
Diubah oleh ts4l4sa 07-02-2016 22:54
0
5.1K
26
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.