Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ts4l4saAvatar border
TS
ts4l4sa
Ada yg Lebih Baik drpd AHOK ... Survei, Warga DKI Lebih Suka Risma & Ridwan Kamil
Survei: Warga DKI Lebih Suka Risma & Ridwan Kamil Dibanding Ahok
1/31/2016



Pilkada DKI Jakarta masih satu tahun lagi. Namun, gegap gempita mulai dirasakan sejak sekarang. Beberapa nama disebut-sebut bakal maju sebagai calon pemimpin DKI. Salah satunya, nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Lembaga survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menuturkan, nama Risma justru lebih disukai dibanding Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok. Dalam surveinya, 85,54 persen responden menyebut sosok Risma paling disukai. Ahok justru di peringkat ketiga atau di bawah Ridwan Kamil yang bercokol di posisi kedua.

"Peringkat pertama (sosok disukai) Risma, kedua Ridwan Kamil 85,02 persen, dan peringkat ketiga Ahok 71,39 persen," kata Peneliti CSIS Arya Fernandes di kantornya, Jakarta, Senin (25/1).

Arya memaparkan, dalam persaingan Pilgub DKI juga terdapat nama lain, yaitu Tantowi Yahya, Hidayat Nur Wahid, Adhyaksa Dault, Nachrowi Ramli, Sandiaga Uno, hingga Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.

"Walaupun Ahok di peringkat kedua digemari oleh masyarakat DKI Jakarta, nama Ahok tetap populer yaitu 94 persen, disusul Tantowi Yahya sebanyak 81 persen, Ridwan 71,25 persen, Abraham 'Lulung' Lunggana 69,25 persen, Hidayat Nur Wahid 64,50 persen," ungkapnya.

Survei dilakukan kepada 400 orang responden terdiri dari 5 kota di DKI Jakarta. Pengumpulan data dilakukan pada 5 Januari hingga 10 Januari 2016, melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Adapun margin of error dalam survei itu sebesar 4,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen
http://www.nbcindonesia.com/2016/01/...uka-risma.html


Memanasnya Bursa DKI 1
Senin, 1 Februari 2016

Pemilihan Gubernur DKI Jakarta baru akan dilakukan awal tahun 2017. Namun meski masih setahun lagi namun bursa DKI 1 sudah memanas sejak pertengahan tahun lalu dengan munculnya sosok-sosok yang dianggap mampu mengalahkan Ahok. Kursi DKI 1 memang menjadi barang panas yang selalu menarik perhatian semua pihak karena selalu diperebutkan oleh sosok yang sangat populer dan berprestasi. Hal ini sangatlah wajar. Keberadaan sosok-sosok terbaik dari seluruh tanah air dalam bursa DKI 1 merupakan hal yang sangat wajar karena menjadi pemimpin DKI merupakan sebuah prestasi tersendiri.

Kita mungkin masih ingat sengitnya perebutan DKI 1 antara pasangan Jokowi- Ahok melawan pasangan Foke- Nara yang akhirnya dimenangkan oleh Jokowi-Ahok setelah harus melewati dua putaran.

Sengitnya pertarungan menuju DKI 1 2017 menurut hemat penulis tidak akan kalah dengan sengitnya dibanding Pilkada 2012 lalu. Hal ini karena bursa DKI 1 mendatang akan lebih panas karena akan diikuti oleh banyak tokoh yang sedang tenar dan berprestasi sebut saja Ridwan Kamil, Tri Rismaharini, maupun Adyaksa Dault.

Memang sejak Ahok menggantikan Jokowi sebagai gubernur DKI. Upaya untuk menjatuhkan Ahok terus berdatangan silih berganti mulai dari tokoh politik, tokoh masyarakat, kelompok agama, maupun dari kelompok mahasiswa. Namun jika dilihat dari polanya kebanyakan upaya tersebut bermodus politik.

Menjelang satu tahun menuju DKI 1, berdasarkan hasil survei tingkat kepuasan rakyat terhadap kinerja Ahok masih cukup tinggi. Aksi dukungan untuk Ahok pun muncul dari sebuah kelompok yang menamakan diri Teman Ahok. Situasi ini tidak pelak membuat semua parpol melakukan manuver baik mendekati maupun mencari penantang Ahok. Demi mampu mengalahkan Ahok di Pilkada DKI 2017 mendatang semua partai bahkan kini tengah gencar untuk mencari figur yang dinilai mampu mengalahkan elektabilitas Ahok.

Para Penantang Ahok

Sejak pertengahan tahun lalu para penantang Ahok satu per satu mulai bermunculan baik figur lama maupun figur baru. Diantaranya Ridwan Kamil, Tri Risma, Nachrowi Ramli, Adyaksa Dault, Taufik, Djarot, Hidayat Nur Wahid, Alex Noerdin, Haji Lulung, Sandiaga Uno, hingga Tantowi Yahya. Nama-nama tersebut adalah nama yang tidak asing lagi di telinga kita karena merupakan sosok yang sudah sangat dikenal akan sepak terjangnya. Namun diantara para kandidat tersebut ada tiga nama yang berpeluang untuk mampu bersaing dengan Ahok pada Pilkada 2017 mendatang yaitu Ridwan Kamil, Tri Risma, dan Adyaksa Dault. Meskipun demikian Tri Risma hingga hari ini belum menyatakan kesiapannya untuk mencalonkan diri pada Pilkada DKI 2017 mendatang.

Meskipun akan ditantang oleh tokoh ternama seperti Ridwan Kamil dan Tri Risma, namun Ahok diprediksi akan kembali memenangkan DKI 1 karena belum adanya sosok yang mampu menandingi elektabilitas Ahok.

Berdasarkan hasil survei elektabilitas terbaru 12 nama calon gubernur DKI oleh CSIS pada 5-10 Januari lalu Basuki T Purnama (Ahok) meraih 43,25 persen, Ridwan Kamil 17,25 persen, Tri Rismaharini 8 persen, Adhyaksa Dault 4,25 persen, Hidayat Nur Wahid 4 persen, Tantowi Yahya 4 persen, Abrahan ‘Lulung’ Lunggana 3,75 persen, Nachrowi Ramli 3,75 persen, Alex Noerdin 1,25 persen, Djarot Saiful Hidayat 1,25 persen, dan Djan Faridz 0, 25 persen. Hasil survei ini menunjukkan elektabilitas Ahok sama sekali belum memiliki lawan yang sebanding.

Meskipun keinginan masyarakat dan para Teman Ahok untuk maju lewat jalur Independen telah direspons positif oleh Ahok. Namun nyatanya beberapa partai terus melakukan manuver untuk meminang Ahok misalnya Nasdem yang secara terbuka menyatakan membuka pintu untuk Ahok. Selain Nasdem, Ahok juga dikaitkan dengan PDIP. Sikap beberapa partai ini adalah sikap yang bisa dibilang rasional karena Ahok memang menjadi tokoh yang paling berpotensi untuk menang.

Faktor Penentu

Terpilih atau tidaknya seoramg tokoh dalam Pilkada tidak dapat dilepaskan dari beberapa atribut yang sering kita sebut dengan kriteria. Berdasarkan pengalaman selama ini ada beberapa kriteria yang menjadi penentu menang tidaknya seorang tokoh. Pertama elektabilitas. Elektabilitas artinya tingkat keterpilihan seorang tokoh. Kedua, popularitas artinya tingkat keterkenalan di mata publik. Ketiga, likabilitas artinya tingkat kesukaan. Keempat, faktor kinerja atau prestasi. Faktor kinerja sangat berpengaruh terhadap terpilihnya seorang tokoh. Hal ini karena kinerja sangat erat kaitannya dengan tingkat kepuasan masyarakat. Kelima, faktor SARA. Tidak dapat dipungkiri faktor SARA juga turut berpengaruh terhadap sikap memilih rakyat meskipun tidak signifikan.

Berdasarkan kelima kriteria tersebut menurut hemat penulis Ahok unggul dari semua para penantangnya baik elektabilitas, popularitas, likabilitas, maupun kinerja. Terutama dalam hal elektabilitas (43,25 Persen) dan popularitas (94 Persen). Ahok hanya kalah dalam faktor SARA.

Semakin Banyak Ahok Semakin Untung

Salah satu indikator utama yang akan menentukan nasib Ahok di Pilkada 2017 mendatang adalah banyak atau tidaknya pasangan yang mendaftarkan diri. Jika kita melihat bursa calon gubernur DKI Jakarta, Pilkada 2017 nantinya akan diikuti setidaknya 3 pasangan sebagai penantang Ahok. Kondisi ini bisa dikatakan sebagai keuntungan bagi Ahok. Semakin banyak pasangan, semakin besar peluang Ahok untuk menang. Terpecahnya suara pemilih yang tidak memilih Ahok kebanyak pasangan akan memastikan Ahok menuju DKI 1 karena sebagai incumbent Ahok sudah pasti akan memiliki pemilih tetap yang selama ini mendukung pemerintahannya. Hal ini di dukung pula dengan masih tingginya tingkat kepuasan rakyat DKI terhadap kinerja Ahok.

Isu SARA dan Masyarakat Rasional

Isu SARA menjadi bola panas yang bergulir sejak Ahok menggantikan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta. Jika melihat gejolak politik nasional maupun politik DKI isu SARA dipastikan akan kembali muncul dalam Pilkada DKI Jakarta 2107 mendatang. Hal ini didasarkan masih banyaknya pihak maupun ormas yang menolak Ahok karena agama dan etnisnya.

Meskipun begitu suara dari mantan Bupati Bangka Timur ini tidak akan terlalu berpengaruh karena masyarakat Jakarta kini mulai rasional. Hal ini sudah terbukti pada Pilkada 2012 dimana isu serupa juga mencuat kala Jokowi menggandeng Ahok sebagai wakilnya. Meskipun diterpa isu SARA nyatanya pasangan ini sukses memenangkan DKI 1.

DKI Jakarta merupakan daerah yang sangat unik karena penduduknya terdiri dari identitas yang beragam baik agama,suku,maupun golongan. Hal inilah yang membuat isu SARA tidak secara signifikan berdampak pada pilihan warga Jakarta.

Sikap rasional warga Jakarta diprediksi akan kembali muncul dalam Pilkada 2017 mendatang. Mayoritas warga Jakarta akan memilih para calon berdasarkan kemampuannya bukan agama apalagi etnis.

Siapakah yang akan menjadi penantang terberat Ahok ? Mari kita tunggu.
http://analisadaily.com/opini/news/m...233/2016/02/01


"Ahok Itu Belum Pernah Dipilih, Waktu Itu Kan Orang Pilih Jokowi"
Kamis, 23 Juli 2015 | 17:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik tidak yakin gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama bisa maju ke Pilkada DKI 2017 lewat jalur partai politik.

Taufik memprediksi, Ahok, sapaan Basuki, akan maju dalam pilkada melalui jalur independen. "Kalau menurut saya sih kalaupun nyalon tidak akan dari partai, tidak akan minta dukungan dari partai karena dia sudah keluar dari partai," kata Taufik di Gedung DPRD DKI, Kamis (23/7/2015).

Meski meyakini Ahok akan mampu maju dalam pilkada, Taufik yakin bahwa Ahok tidak akan mampu memenangkan pemilihan. Ia pun menyebut naiknya Ahok menjadi Gubernur DKI karena nasib terkait terpilihnya gubernur sebelumnya, Joko Widodo, sebagai Presiden.

"Ahok itu belum pernah dipilih. Waktu itu kan orang milih Jokowi. Garis tangan aja (sehingga berkesempatan jadi Gubernur DKI)," ujar Wakil Ketua DPRD DKI ini.

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menyatakan, partainya tidak menutup kemungkinan mendukung kembali Ahok dalam pemilihan kepala daerah langsung (pilkada) DKI Jakarta tahun 2017
http://megapolitan.kompas.com/read/2....Pilih.Jokowi.


Ahok Mengaku Tak Pede Jadi Gubernur, Rakyat Pilih Jokowi
SELASA, 11 AGUSTUS 2015 | 15:51 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku kurang pede alias percaya diri saat menjadi orang nomor satu di Ibu Kota. Alasan Ahok, jabatan yang sedang diembannya ini lebih karena faktor nasib dan keberuntungan.

"Apa boleh buat, Indonesia butuh Gubernur DKI untuk jadi presiden, maka kami ikhlaskan Pak Jokowi ke Istana," kata Ahok di Balai Kota, Selasa, 11 Agustus 2015.

Terpilihnya Joko Widodo menjadi presiden, kata Ahok, otomatis membuatnya menjadi Gubernur DKI. Namun hal itu tetap tak membuatnya percaya diri memimpin Ibu Kota. "Sepuluh juta warga DKI itu memilih Jokowi-Ahok tiga tahun lalu, jadi gubernurnya masih Pak Jokowi," ujar Ahok seraya tersenyum.

Pernyataan itu diungkapkan mantan Bupati Belitung Timur ini di hadapan siswa-siswi pertukaran pelajar daerah dari Anak Sabang Merauke. Ahok berbagi pengalamannya merintis karier politik sejak di Belitung Timur hingga di Jakarta.

Ahok menambahkan, kondisi itu tak lantas membuatnya patah semangat. Sebab, meski menjadi gubernur karena Jokowi menjadi presiden, Ahok tak setengah hati bekerja untuk rakyat Jakarta. "Saya paling senang kerja dari pagi sampai malam untuk membuat kebijakan yang menyejahterakan warga," tutur Ahok.

Namun Ahok mengaku bakal mencoba peruntungan sebagai calon gubernur saat pemilihan kepala daerah serentak yang dihelat dua tahun lagi. Bila terpilih lagi, kepercayaan dirinya akan menjadi 100 persen. "Kalau tak terpilih, ya, tak apa-apa, berarti saya tak laku," Ahok menjelaskan.
http://metro.tempo.co/read/news/2015...t-pilih-jokowi

AHOK jangan mersa ke'pede'an dia naik karena dirinya ...
Dipasangkan dengan Sandal Jepit Pun, Jokowi Pasti Menang
Jumat, 22 November 2013 | 00:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Fachri Ali, mengatakan, jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mengusung Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014, Jokowi pasti menang.

Siapa pun calon wakil presiden pasangannya nanti, Jokowi pasti memenangkan pilpres jika maju.

"Siapa pun pasangannya ya. Jokowi itu dipasangkan dengan sandal jepit juga menang," kata Fachri dalam diskusi Pemilu 2014: Antara Demokrasi Voting dan Demokrasi Kerakyatan di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2013).

Ia mengatakan, posisi Jokowi pada suasana politik 2014 mendatang sama dengan posisi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjadi capres dari Partai Demokrat pada Pemilu 2009 lalu. Saat itu, katanya, siapa pun pasangannya, SBY sudah pasti menang.

"Bedanya, SBY independen menentukan nasibnya dan pasangannya. Cuma Jokowi tidak dalam posisi independen. Dia ditentukan oleh Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum PDI Perjuangan) dan Puan Maharani (Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga putri Megawati), sedangkan tidak ada yang berani melawan Mega," katanya.

Menurut Fachri, Megawati tidak akan meloloskan Jokowi sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan. Pasalnya, Jokowi bukan keturunan Soekarno.

"Kalau Jokowi dicalonkan jadi calon presiden, posisi keturunan Bung Karno jadi tidak pasti. Jadi, kemungkinan besar Megawati di bawah 50 persen dukungannya terhadap Jokowi," kata Fachri.

Yang pasti, kata dia, PDI-P akan menunggu hasil Pemilu Legislatif 2014 untuk memastikan nasib pencapresan Jokowi.

Menurutnya, Jokowi bagi PDI Perjuangan adalah anugerah, tetapi juga sekaligus pembawa dilema besar. Jokowi, kata Fachri, membuat popularitas dan elektabilitas partai berlambang banteng itu meningkat.

Tetapi, di sisi lain, ujarnya, dukungan kader partai terhadap Jokowi membuat dilema bagi Megawati dan Puan Maharani karena membuat posisi trah Soekarno tidak lagi mapan dalam politik
http://nasional.kompas.com/read/2013...i.Pasti.Menang

---------------------------------------

Diadu saja secara 'fair' di Pilkada, dengan mencalonkan semuanya sebagai Gubernur DKI 2017-2022 kelak ... jadi kelihatan, rakyat DKI Jakarta itu masih suka dipimpin AHOK atau dipimpin oleh orang-orang baik dan kredibel serta berkarakter asli Indonesia macam bu Risma dan Ridwan Kamil itu, atau sebaliknya. Kalo rakyat DKI Jakarta umunya sehat-wal'afiat, kayaknya sih pasangan Risma-Ridwan kamil bisa menag mutlak tuh


emoticon-Angkat Beer
Diubah oleh ts4l4sa 01-02-2016 00:32
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
2.6K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.