intro


1.


merupakan seorang pemain sepak bola Spanyol yang berposisi sebagai gelandang bertahan . Saat ini ia bermain untuk Barcelona. Ia juga bermain untuk tim nasional Spanyol
Walaupun ia bermain untuk klub terbaik dunia,
dirinya masih saja diberi stempel sebagai
pemain tak berkelas, tak berguna, dan bahkan
tak pantas untuk menjadi pendamping Xavi dan
Iniesta. Bahkan, kalimat yang bernada main
hakim sendiri inipun banyak terlontar dari Cules,
fans el Blaugrana. Tak jarang, ketika Barcelona
dikanvaskan lawannya, Busquets selalu saja
dijadikan biang keladi.
Busquets memang sering kali dinilai terlalu
kejam dan bengis. Piala Oscar! Itulah kata
trolling yang sering kali disematkan pada diri
Busquets. Julukannyapun tak main-main: Guru
dari segala guru ilmu diving. Sebuah noda
sekaligus berkah bagi Barcelona dan para Cules.
Bicara soal style bermain, Busquets adalah aset
yang langka. Model gelandang simple tapi
penting seperti adalah dia jarang ditemui. Cara passingnya tak sehebat Xabi Alonso. Pun dengan cara merebut bola. Tak sengotot dan
sebrutal Makelele atau seorang Gennaro
Gattuso. Busquets lebih gemar memanfaatkan
kaki panjangnya untuk menyerobot bola dari
pihak lawan. Julukan si gurita pun tersemat
karena itu. Julukan ini tambah layak karena ia memiliki intercept kelas wahid.
namun Dalam orkestrasi Tiki-Taka Busquets adalah
aktor penting yang berperan sebagai jembatan
antara Pique dan Xavi. Cara operannya sangat
simple. Hampir jarang melepaskan umpan
panjang. Busquets selalu setia memberikan bola
dari lini belakang Barca ke Xavi ataupun Iniesta
untuk kemudian diolah. Iapun jarang melakukan
dribel. Selain gerakan dribelnya yang lumayan
kaku, Barca sudah kaya akan sumber daya
pendribel bola. Untuk apa Busquets
melakukannya lagi?
Dalam kesimpelan permainannya, sesekali
Busquets menyelipkan trik-trik ajaib yang
membuat mata terperangah. Tak jarang ia
melakukan Marseille Roulette. Dia juga termasuk
jago untuk melakukan nutmeg.
Haruskah Busquets terus ditunjuk sebagai pria
yang tak pantas menemani Iniesta dan Xavi di
mesin tiki taka Barca? Haruskah Busquets
mengurangi kesederhanaan cara bermainnya dan
lebih banyak menciptakan assist dan gol?
Haruskah? Hanya orang-orang yang berwawasan
yang tahu.dialah sergio busquets

2

Spoiler for michael carrick:

Apakah ia jenius tanpa tanda jasa atau hanya
seorang gelandang yang biasa-biasa saja?
Michael Carrick kini sudah menginjak 33 tahun.
Meski demikian tampaknya ia masih jauh dari kata
selesai. Carrick sudah mencatatkan hampir 500
penampilan di level profesional dengan meraih lima
trofi Premier League dan medali Liga Champions.
Prestasi yang nyatanya cukup membanggakan.
Namun, masih ada satu perdebatan: apakah dia
salah satu yang terbaik?
Catatan yang luar biasa dari Carrick adalah tak ada
pemain yang meraih kemenangan sebanyak dirinya.
Namun masih banyak pertanyaan-pertanyaan
meragukan yang ditujukan kepada gelandang asal
Inggris ini.
Carrick sering disajikan sebagai barometer di
lapangan. Saat ini, ada epidemi penilaian reduktif di
dunia olahraga. Banyak pendapat yang muncul
setelah mereka hanya melihat dari highlight
pertandingan atau Vines, bukan pertandingan
seutuhnya. Sejumlah pemain umumnya diabaikan
jika ia tidak rutin mencetak gol, beraksi melewati
para pemain bertahan lawan, menghasilkan assist
atau sebagainya.
Menurut Seb Stafford-Bloor dikutip
dari tulisannya di Eurosport, Anda benar-benar
harus menontonnya secara langsung di stadion
untuk memahami mengapa ia begitu istimewa. Ini
bukan sebuah upaya untuk mengecilkan penonton
layar kaca atau mendiskreditkan siapa pun, tetapi
penting untuk menyadari bahwa permainan Carrick
benar-benar tidak bisa diterjemahkan melalui
televisi. Pertandingan live di televisi menunjukkan
seolah Carrick ‘mati’, tetapi untuk menghargai apa
yang ia lakukan Anda harus duduk di tribun.
Ketika Anda melihat lapangan secara keseluruhan,
Anda dapat melihat betapa cepat pergerakan
permainan yang sebenarnya, maka kekaguman Anda
akan tumbuh secara eksponensial melihat
ketenangannya. Sentuhan-sentuhan kecil yang
membawanya menjauh dari lawan dan cara dia
melindungi bola menggambarkan sebuah
kesederhanaan.
Setiap pergerakan Carrick di lapangan diukur dan
diperhitungkan. Carrick tak pernah memaksakan
apapun dalam setiap pertandingan. Ia bermain apa
adanya dan menggunakan pemahamannya tentang
permainan di sekelilingnya untuk melakukan
pekerjaannya.
Ia tak pernah terlihat terburu-buru, ia tak pernah
terlihat panik. Pada puncak karirnya, adalah suatu
hal yang mengejutkan betapa ia jarang melakukan
sprint atau mengambil bola dan itu benar-benar
menunjukkan tanda-tanda pemain yang mengerti
lingkungannya.

3.

Spoiler for park jing sung:

Lahir : 25 Februari 1981
Bergabung : 8 Juli 2005
Asal : Seoul, Korea Selatan
Posisi :Pemain Tengah Tinggi Badan : 1,75 M
No Punggung : 13
Club sekarang : Manchester United
Warga Negara : Republik Korea Selatan
Debut : 9 Agustus 2005 (MU vs Debreceni)
Park Ji-sung menjadi terkenal setelah mencetak gol
pemenang pertandingan saat tim nasional sepak bola
Korea Selatan mengalahkan Portugal di Piala Dunia
2002.
Karier internasionalnya dimulai pada usia 18 tahun
sebagai gelandang bertahan.Saat Guus Hiddink menjadi
pelatih Korea Selatan,Park diposisikan sebagai
gelandang sayap.Sejak saat itu,Park telah menjadi
pemain yang dapat bermain di berbagai posisi, dari bek
sayap hingga gelandang tengah. Park Ji Sung di
Manchester United mendapat julukan Three-lungs Park
atau Park dengan tiga paru-paru.Julukan tersebut
muncul karena dalam permainan,Park Ji Sung selalu
bermain agrasif, penuh dedikasi,bergerak ke seluruh
lapangan dengan kecepatan yang stabil selama
pertandingan.Dalam beberapa pertandingan
terakhir,Park mencetak gol-gol penting, diantaranya
saat pertandingan dengan Arsenal yang sangat
menentukan posisi klasemen di Premier League.
Park Ji-sung juga pemanin Asia pertama yg pernah
angkat trofi liga champions eropa bersama Manchester
United pada tahun 2008
dia memang tak sehebat gelandang MU lain di eranya,tap keuletan dan dedikasinya pada tim membuatnya menjadi salah satu pemain yang di cintai sir alex

4.

Spoiler for hariono:

yapp,hariono Hariono, senaniasa menjadi
pemain andalan tim berjuluk "Pangeran Biru" di lini
tengah. Seolah tak tergantikan, meski pelatih
berganti dari Jaya Hartono, ke Jovo Cukovic, Daniel
Roekito,, Drago Mamic, Robby
Darwis dan djajang nurjaman.Ia, Hariono, yang tinggal di mess Persib
Bandung, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung,
menempati kamar pojok kiri, lantai dua . Selalu
menjadi "jangkar" tim "Maung Persib" setiap
berlaga. Ya, ia, seoah tak tergantikan. Seperti
kesetiaannya untk tidak meninggalkan kamar yang
ditempatinya selama ini , di mess Persib yang sudah
dihuninya , lebih dari 4 ( empat ) tahun . Dan
dimusim kelimanya membela tim berjuluk "Pangeran
Biru," tak terbersit, kiranya, untuk pindah tempat
tinggal. Boleh jadi, Hariono, jika mau, bisa tinggal di
luar mes. Tidak sekedar menempati kamar yang ada
di Mes Persib, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung.
Namun pemuda yang dalam kesehariannya bersikap
pendiam, tidak banyak ngomong, kalem. Berbeda
halnya ketika sudah berada di lapangan, ia , menjadi
"bengal", tidak mengenal kata menyerah untuk
mengejar bola. Kemanapun ia kejar, itu sebabnya, ia
pun disebut "Gattuso-nya" Persib Bandung.Seorang pemain , dulu, AC Milan,
Italia, bernama lengkap Genaro Gattuso, yang
acapkali disebut "Si Badak" , karena ketahanan
phisiknya yang hebat. Ia pun dikenal pekerja keras
di tengah lapangan dan seorang gelandang
bertahan dengan kemampuan menjegal yang baik.
Melihat permainan Hariono, yang senantiasa
bernyali, penuh tenaga, seolah tak pernah
kehilangan tenaga serta spirit dalam setiap laga, di
samping teknis atau skill yang dimilikinya.
Barangkali itulah sebabnya ia kerap disebut
"Gattuso-nya" Persib Bandung oleh para bobotoh.
Barangkali, julukan yang diberikan bobotoh kepada
Hariono itu, tidaklah berlebihan.


demikian thread ane gan tentang pemain dengan skill biasa tetapi vital di dalam tim besar.


SALAM OLAHRAGA