Kaskus

Entertainment

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

act.idAvatar border
TS
act.id
Tepian Negeri | Abdur, Stand Up (Comedy) untuk Tepian Negeri
Tepian Negeri | Abdur, Stand Up (Comedy) untuk Tepian Negeri

JAKARTA – Adalah Abdurrahim Arsyad, akrab disapa Abdur, komedian berformat stand up asal Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bergabung dengan ACT untuk mempromosikan ajakan membangun wilayah-wilayah terluar Tanah Air dalam kemasan program 100 Tepian Negeri.

Abdur adalah runner up dalam program Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) putaran keempat yang ditayangkan sebuah stasiun televisi swasta nasional. Kehadiran Abdur menjadi nilai plus sendiri bagi program tersebut. Pasalnya, humor-humor Abdur, sapaan akrabnya, sangat cerdas.

Gaya dan konten stand up Abdur khas. Dia mampu menjadi representasi anak bangsa dari timur Indonesia yang resah karena ketimpangan pembangunan. Dengan kelihaiannya mengolah fakta-fakta pembangunan, fakta sosial masyarakat Indonesia dari timur, stand up comedy Abdur terbingkai dalam humor satiris.

Seperti saat penampilannya di Grand Final, Abdur membawakan materi stand up berjudul Indonesia Ibarat Kapal Tua.

“Indonesia ibarat kapal tua dengan penumpang berbagai rupa bersatu dalam Nusantara. Enam kali sudah ganti nahkoda, namun masih jauh dari kata sejahtera.”

“Bapak pembangunan bagi mereka, buat saya tidak ada bedanya.”

ACT menyaksikan bahwa pilihan topik kritik sosial yang ditampilkan Abdur saat menghibur publik, memberi bobot tersendiri bagi performa Abdur. Dan Abdur adalah salah satu sosok yang tepat untuk menyampaikan pesan peduli terhadap program pembangunan pulau-pulau terluar Tanah Air, yang dikemas dalam program 100 Tepian Negeri. Sejumlah pulau di negeri ini, khususnya yang berbatasan dengan negara lain, masih kurang tersentuh pembangunan. Hal ini menyebabkan anak-anak yang tinggal di tepian negeri tersebut juga serba tertinggal

Sebagai anak timur, Abdur merasakan betul ketertinggalan pulau-pulau yang jauh dari pusat pemerintahan ini dalam kehidupan sehari-hari. Sulitnya mencari penghasilan, pendidikan layak, bahkan sarana kesehatan yang memadai saja pun harus berjalan jauh ke ibukota propinsi.

“Larantuka (kampung halamannya – red) itu bukan kota kecil, itu adalah ibukota kabupaten, namun kami pun masih sulit mendapatkan sarana dan prasarana yang layak. Tidak terbayang begitu ACT bercerita mengenai kondisi di Timuabang sana. Ah, saya tidak ingin hanya diam saja kalau begitu,” ucapnya saat pertama kali bertemu dengan ACT.

Abdur bersemangat menyambut ajakan mengampanyekan program pemberdayaan 100 Pulau Tepian Negeri. “Tapi saya miskin bahan. ACT tolong beri saya fakta-fakta kondisi memprihatinkan di wilayah yang disasar program ini. Untuk bikin lucu, itu urusan saya,” ujarnya bersemangat. Lalu mengalirlah paparan fakta tepian negeri dari perspektif humanis.

Bersama ACT, Abdur menggulirkan program bertajuk “Stand Up for Humanity” yang mengajak masyarakat mulai dari anak sekolah, mahasiswa, komunitas dan orang kantoran untuk turut peduli dan bersama-sama berdonasi untuk pembangunan pendidikan di tepian negeri, khususnya membangun sarana sekolah yang aman dan nyaman. Sekolah di tepian negeri yang biasanya memanfaatkan serpih kayu sebagai dinding, rumbia sebagai atap, dan tanah sebagai alas memberi semangat tersendiri bagi Abdur untuk dapat ia kampanyekan dan ia ubah bersama segenap masyarakat yang mendukung.

“Aku mau hibahkan diri untuk pendidikan tepian negeri ini, mohon doanya agar aku bisa istiqomah. Aku tak mau tergantikan dalam arena lomba kebaikan ini. Cukup tahun saja yang berganti, aku jangan,” ucapnya tegas penuh semangat.

Abdur bertekad bahwa setiap rupiah dari donasi yang mengalir lewat program Stand Up for Humanity adalah untuk pembangunan sekolah. “Aku akan mengajak orang untuk berdonasi minimal satu juta rupiah dan sebagai penghargaan bagi kepedulian mereka untuk pendidikan tepian negeri, aku akan stand up gratis selama 30 menit.”

Tepian negeri menyimpan beragam problem. Keterbatasan akses, mulai transportasi, yang meneguhkan keterbatasan ekonomi, diperberat minimnya akses pendidikan. Tepian Negeri mengalami ketertinggalan berbagai sektor. Tepian Negeri “lestari” dalam makna ironi: lestari kemiskinannya. Lalu kekuatan kapital mengeksplorasi, mengeruk sumberdaya, rusak alamnya dan kemiskinan masih berkelanjutan!

Sebagian besar pulau-pulau tepian negeri menyimpan potensi. Perlu inisiatif dan sumberdaya manusia handal mewujudkannya. Di tengah stagnasi pembangunan, tepian negeri masih merawat kearifan lokal, pun kesabaran menghikmati ketertinggalan. Di tepian negeri yang sarat keterbatasan ini pula, ada sejumlah local genius yang perlu dipoles dan diberi kesempatan berkarya. Seperti Abdur misalnya, eksis karena bisa ber-SUCI di Jakarta dan kota-kota penting Indonesia. Bersama ACT, Abdur mengajak Indonesia peduli pembangunan di Tepian Negeri.[]

Penulis: Desy Kurnia
Ayo Berpartisipasi




0
2.7K
23
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
KASKUS Official
924.3KThread87.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.