Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

telorissAvatar border
TS
teloriss
Pak Jokowi, Tolong Jelaskan Kenapa Harga Karet Tidak Meroket?
Sudah empat tahun harga karet di tingkat petani menurun. Parahnya, sejak Joko Widodo jadi Presiden harga karet terus anjlok. Kini harganya hanya kisaran Rp 4 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 15 ribu.

"Pak Jokowi, tolong jelaskan kenapa harga karet tidak meroket, tidak naik?" kata aktivis dari Kelompok Anak Petani Karet Indonesia (KAPKI) Ginanda Siregar di Jakarta, Minggu (31/1).

KAPKI mencatat, tahun 2012 harga karet sempat mencapai Rp 15 ribu, turun menjadi Rp 12 ribu - Rp 10 ribu di tahun 2013 dan 2014, turun lagi Rp 8 ribu - Rp 5 ribu di tahun 2015, dan sekarang tahun 2016 anjlok lagi mencapai titik nadir menjadi Rp 4 ribu bahkan Rp 3 ribu.

Jelas Ginanda, masyarakat di pedesaan khususnya petani karet bertanya-tanya kenapa harga karet terus menurun. Padahal, para petani sudah berusaha getah karet yang dihasilkan berkualitas baik, seperti kering dan bersih.

Menurut Ginanda, ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab Jokowi seputar anjloknya harga karet. Apakah kualitas karet Indonesia kalah saing di pasar internasional; apakah ada permainan mafia karet; apakah karena melemahnya perekonomian internasional; apakah ada pengaruh kegaduhan politik dan hukum nasional; apakah karena ketidakmampuan pemerintah mengkelolah karet hingga barang jadi; apakah paket-paket ekonomi yang diluncurkan tidak mujarab.

"Atau apakah Bapak Jokowi tidak mampu jadi presiden rakyat?" ujar Ginanda.

Namun amatan Ginanda, Jokowi sebenarnya bukan tidak mampu membantu jutaan petani karet. Apalagi Jokowi punya pembantu yang hebat-hebat seperti Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli.

"Sebenarnya yang ditunggu adalah good will dan political will Pak Jokowi untuk membantu petani karet. Pemerintah harus campur tangan jangan malah jadi penonton," terang Ginanda.

Untuk mengetuk pintu hati Jokowi, Ginanda menambahkan, akibat rendahnya harga karet saat ini, kehidupan petani karet menjadi sengsara, banyak anak petani yang berhenti dan terancam berhenti sekolah, dan merebaknya kriminal seperti pencurian di tengah-tengah masyarakat.

Diketahui, Indonesia memiliki areal karet paling luas di dunia yakni 3,4 juta hektar dan merupakan negara penghasil karet alam terbesar kedua setelah Thailand (karena produksi industri karet nasional masih rendah). Sayangnya, sekitar 85 persen produksi karet dalam negeri masih diekspor dalam bentuk karet mentah dan sisanya untuk konsumsi dalam negeri.

http://m.rmol.co/news.php?id=234127
nona212
nona212 memberi reputasi
1
2.9K
21
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.