- Beranda
- The Lounge
Siapa bilang menjadi pelatih hebat itu harus jadi pemain hebat juga.
...
TS
gpfnewrockz
Siapa bilang menjadi pelatih hebat itu harus jadi pemain hebat juga.
Spoiler for No Repost gan (Alhamdulillah yah):
Menjadi pelatih sepakbola sukses itu nggak harus berlatar belakang pemain yang sukses gan. Bahkan ada yang nggak pernah menjadi pemain profesional saja, ada yang sukses menjadi pelatih sepakbola dengan prestasinya yang rruuuuaaarrbiasa di masa kepelatihannya. Penasaran kan agan2? Yuk ach kita cekibrot saja langsung ke TKP!!!
Quote:
Quote:
1. Yang mau ane bahas pertama adalah pemain hebat yang sukses menjadi pelatih hebat gan.
Menjadi seorang pemain sepakbola yang sukses merupakan impian banyak anak-anak muda sekarang ini. Bukan cuma karena menjadi pemain sepakbola saat ini memiliki masa depan yang cerah kaya para pemain sepakbola di Eropa yang dipuja layaknya superstardan menikmati berbagai fasilitas mewah karena keberhasilannya menjadi bintang lapangan hijau. Tapi adanya rasa kebanggaan dalam diri saat berhasil memenangkan pertandingan dan berhasil mengangkat trophy bersama-sama dengan rekan setim mereka.
Ada banyak kisah-kisah sukses pemain sepakbola yang diulas oleh berbagai media akan tetapi nggak banyak orang yang bisa sukses baik saat menjadi pemain sepakbola juga saat menjadi pelatih. Nah, siapa saja mereka? Berikut ini ada 6 orang yang sukses saat menjadi pemain maupun pelatih sepakbola :
Doi mempunyai julukan Sang Kaisar (Der Kaiser) karena kemampuannya memimpin, dominasinya di lapangan hijau, dan gayanya yang anggun sebagai libero bikin doi jadi pemain sepakbola yang cetar membahana. Prestasinya sebagai pemain sepakbola dibuktikan dengan berhasil ngebawa trophy Liga Champions bareng Bayern Muchen sebanyak 3 kali, dan dalam level tim nasional doi bawa Jerman Barat jadi juara Piala Dunia tahun 1974 dan juara Piala Eropa tahun 1972. Sedangkan prestasinya sebagai pelatih ternyata nggak kalah menterengnya dengan berhasil membuat Timnas Jerman Barat mengangkat trophy Piala Dunia tahun 1990 dan bawa Bayern Munchen ngeraih juara Piala UEFA. Sampai sekarang Beckenbauer masih jadi Presiden Kehormatan di Klub Munchen sejak tahun 2002. Muantap si eyang ini.
Dilevel klub, doi berhasil persembahin gelar Liga Champions sebanyak 3 kali secara beruntun pada klub Ajax Amsterdam dan bawa timnas Belanda sampai ke final piala dunia tahun 1974. Setelah mundur sebagai pemain, doi berkarir sebagai pelatih dan ternyata hasilnya luar biasa gan, dengan berhasil membawa Barcelona sebagai juara La Liga sebanyak 4 kali secara beruntun, dan bawa Barcelona untuk pertama kalinya menjuarai Liga Champions. Sekarang doi jadi Presiden Kehormatan di klub Barcelona. Mantap juga si eyang ini, kaya eyang yg di atas.
Sekarang Ancelotti berstatus tanpa klub a.k.a nganggur semenjak diputusin cintanya sama Real Madrid. Tapi prestasinya sebagai pelatih, doi nyumbang 2 trophy Liga Champions, piala super Eropa, juara Serie A, serta piala dunia antara klub kepada AC Milan buat reputasinya sebagai pelatih udah nggak diragukan lagi. Dan ternyata prestasinya waktu jadi pemain sepakbola berbanding lurus dengan karir kepelatihannya dengan berhasil ngebawa Italy lolos ke Piala Dunia tahun 1990. Dan ngebawa AC Milan ngeraih trophy Liga Champions sebanyak 2 kali. Wow..
Pada era 80-an doi adalah salah satu superstar lapangan hijau karena berhasil ngebawa Ajax Amsterdam jadi jawara Piala Winners, dan waktu bersama AC Milan berhasil ngeraih Trophy Liga Champions sebanyak 2 kali dan jadi bagian dari “The Dream Team” AC Milan, waktu dilatih oleh Arrigo Sacchi. Sedangkan waktu pensiun doi lebih milih karir jadi pelatih dan ternyata hasilnya sangat luar biasa, dengan berhasil nyumbang buat Barcelona ngeraih trophy La Liga, dan trophy Liga Champions tahun 2006.
Namanya seolah identik dengan prestasi Juventus, waktu jadi pemain, doi berhasil ngasih Juventus dua kali juara Seria A, sedangkan buat timnas Italy doi jadi pemain yang ngebawa Italy nembus babak final piala dunia tahun 1994, serta Piala Eropa tahun 2000. Sedangkan waktu jadi pelatih, Conte berhasil ngasih Juventus gelar scudetto 3 kali secara berturut-turut. (Gile, berturut-turut gan.. ) Dan pada waktu dilatih sama doi, Juventus berhasil ngebuat rekor sebagai tim yang nggak pernah kalah selama satu musim.
Joseph Guardiola atau biasa juga disebut Pep Guardiola pernah menjadi pemain Barcelona selama sepuluh musim, dan ngasih banyak gelar bergengsi buat Barcelona, yaitu 4 kali juara La Liga secara beruntun, 1 kali Juara Piala Winner dan 1 kali juara Liga Champions. Sedangkan buat prestasi bareng timnas, Pep Guardiola berhasil nganterin Spanyol ngeraih medali emas pada kejuaraan Olimpiade tahun 1992. Kalau dilihat prestasinya waktu jadi pelatih Barcelona, jadi bisa dibilang doi berhasil jadi pelatih paling sukses karena berhasil ngasih gelar Treble Winner dimusim pertamanya. Terus mecahin rekor sebagai klub yang pertama kali mampu ngoleksi enam gelar sekaligus dalam satu musim. (ueeedaaaannn...)
Ada banyak kisah-kisah sukses pemain sepakbola yang diulas oleh berbagai media akan tetapi nggak banyak orang yang bisa sukses baik saat menjadi pemain sepakbola juga saat menjadi pelatih. Nah, siapa saja mereka? Berikut ini ada 6 orang yang sukses saat menjadi pemain maupun pelatih sepakbola :
1. Franz Beckenbauer
Doi mempunyai julukan Sang Kaisar (Der Kaiser) karena kemampuannya memimpin, dominasinya di lapangan hijau, dan gayanya yang anggun sebagai libero bikin doi jadi pemain sepakbola yang cetar membahana. Prestasinya sebagai pemain sepakbola dibuktikan dengan berhasil ngebawa trophy Liga Champions bareng Bayern Muchen sebanyak 3 kali, dan dalam level tim nasional doi bawa Jerman Barat jadi juara Piala Dunia tahun 1974 dan juara Piala Eropa tahun 1972. Sedangkan prestasinya sebagai pelatih ternyata nggak kalah menterengnya dengan berhasil membuat Timnas Jerman Barat mengangkat trophy Piala Dunia tahun 1990 dan bawa Bayern Munchen ngeraih juara Piala UEFA. Sampai sekarang Beckenbauer masih jadi Presiden Kehormatan di Klub Munchen sejak tahun 2002. Muantap si eyang ini.
2. Johan Cruyff
Dilevel klub, doi berhasil persembahin gelar Liga Champions sebanyak 3 kali secara beruntun pada klub Ajax Amsterdam dan bawa timnas Belanda sampai ke final piala dunia tahun 1974. Setelah mundur sebagai pemain, doi berkarir sebagai pelatih dan ternyata hasilnya luar biasa gan, dengan berhasil membawa Barcelona sebagai juara La Liga sebanyak 4 kali secara beruntun, dan bawa Barcelona untuk pertama kalinya menjuarai Liga Champions. Sekarang doi jadi Presiden Kehormatan di klub Barcelona. Mantap juga si eyang ini, kaya eyang yg di atas.
3. Carlo Ancelotti
Sekarang Ancelotti berstatus tanpa klub a.k.a nganggur semenjak diputusin cintanya sama Real Madrid. Tapi prestasinya sebagai pelatih, doi nyumbang 2 trophy Liga Champions, piala super Eropa, juara Serie A, serta piala dunia antara klub kepada AC Milan buat reputasinya sebagai pelatih udah nggak diragukan lagi. Dan ternyata prestasinya waktu jadi pemain sepakbola berbanding lurus dengan karir kepelatihannya dengan berhasil ngebawa Italy lolos ke Piala Dunia tahun 1990. Dan ngebawa AC Milan ngeraih trophy Liga Champions sebanyak 2 kali. Wow..
4. Frank Rijkaard
Pada era 80-an doi adalah salah satu superstar lapangan hijau karena berhasil ngebawa Ajax Amsterdam jadi jawara Piala Winners, dan waktu bersama AC Milan berhasil ngeraih Trophy Liga Champions sebanyak 2 kali dan jadi bagian dari “The Dream Team” AC Milan, waktu dilatih oleh Arrigo Sacchi. Sedangkan waktu pensiun doi lebih milih karir jadi pelatih dan ternyata hasilnya sangat luar biasa, dengan berhasil nyumbang buat Barcelona ngeraih trophy La Liga, dan trophy Liga Champions tahun 2006.
5. Antonio Conte
Namanya seolah identik dengan prestasi Juventus, waktu jadi pemain, doi berhasil ngasih Juventus dua kali juara Seria A, sedangkan buat timnas Italy doi jadi pemain yang ngebawa Italy nembus babak final piala dunia tahun 1994, serta Piala Eropa tahun 2000. Sedangkan waktu jadi pelatih, Conte berhasil ngasih Juventus gelar scudetto 3 kali secara berturut-turut. (Gile, berturut-turut gan.. ) Dan pada waktu dilatih sama doi, Juventus berhasil ngebuat rekor sebagai tim yang nggak pernah kalah selama satu musim.
6. Pep Guardiola
Joseph Guardiola atau biasa juga disebut Pep Guardiola pernah menjadi pemain Barcelona selama sepuluh musim, dan ngasih banyak gelar bergengsi buat Barcelona, yaitu 4 kali juara La Liga secara beruntun, 1 kali Juara Piala Winner dan 1 kali juara Liga Champions. Sedangkan buat prestasi bareng timnas, Pep Guardiola berhasil nganterin Spanyol ngeraih medali emas pada kejuaraan Olimpiade tahun 1992. Kalau dilihat prestasinya waktu jadi pelatih Barcelona, jadi bisa dibilang doi berhasil jadi pelatih paling sukses karena berhasil ngasih gelar Treble Winner dimusim pertamanya. Terus mecahin rekor sebagai klub yang pertama kali mampu ngoleksi enam gelar sekaligus dalam satu musim. (ueeedaaaannn...)
Quote:
2. Selanjutnya ane mau ngebahas pelatih yang karirnya sukses, tapi nggak sukses sebagai pemain gan.
Siapa bilang buat jadi pelatih hebat sepakbola seseorang kudu lebih dulu punya jam terbang tinggi sebagai pemain? Setidaknya, pelatih sepakbola di bawah ini udah ngebuktiin kalau anggapan tersebut salah besar gan.
Doi cuma main buat klub amatir di Perancis. Pengetahuan sebagai sepakbola justru lebih banyak didapatnya lewat bangku pendidikan.
Wenger menyelesaikan gelar diploma kepelatihan pada 1981. Tiga tahun berselang, pria yang dikenalkan dengan dunia sepakbola oleh sang ayah ketika masih berusia 6 tahun itu dipercaya menangani tim gurem Liga Perancis, Nancy.
Sempat mendarat di AS Monaco (1987-1994) dan klub liga Jepang, Nagoya Grampus (1995-1996), pelatih yang dijuluki The Professor kemudian berlabuh di Arsenal dan masih bertahan sampai sekarang.
Sebelum jadi pelatih, doi bekerja sebagai tenaga pengajar. Bahkan doi sempat diberi kepercayaan memimpin sebuah sekolah di Perancis.
Tapi karena panggilan jiwa, di usia 26 tahun pria yang pernah menangani sejumlah tim papan atas Eropa seperti Liverpool serta Olympique Lyon itu banting setir menjadi juru ramu strategi lapangan hijau. Tim yang pertama ditanganinya adalah sebuah klub amatir, Le Touquet Athletic Club pada 1976.
3.Carlos Alberto Parreira
Lima timnas pernah merasakan sentuhan tangan dingin Parriera. Brasil adalah yang paling sukses. Tiga gelar dipersembahkannya untuk tim Samba yaitu Piala Dunia 1994, Copa Amerika 2004 dan Piala Konfederasi 2005.
Namun usut punya usut, Parreira dulunya tidak pernah tercatat menjadi pemain. Perkerjaan sebelum menjadi ahli taktik adalah pelatih kebugaran tim.
Dikenal karena sukses membawa AC Milan menjadi tim yang mendunia, rupanya Sacchi sempat diragukan pada masa awal menjadi pelatih. Alasannya sederhana, dia dinilai tak pengalaman karena hanya merupakan mantan pemain amatir.
"Saya tidak mengerti mengapa mereka masih berpikir untuk menjadi joki maka Anda wajib menjadi kuda terlebih dahulu," kata Sacchi yang juga pernah menjajal profesi sebagai sales sepatu.
Yang satu ini pasti tidak asing, Jose Mourinho. Lihai menyusun strategi untuk membawa tim asuhannya meraih kemenangan serta gelar juara, ternyata kesuksesan macam itu tak pernah dirasakannya saat menjadi pemain.
Berulang kali mencoba unjuk gigi sebagai pemain sepakbola dengan bergabung ke beberapa klub lokal di Portugal dan sialnya sebanyak itu pula Mourinho merasakan kegagalan serta penolakan.
Meskipun demikian kecintaan Mourinho pada sepakbola tak pernah luntur. Gagal menjadi pemain dia menjajal peruntungan dengan masuk ke jajaran manajemen. Bermodal ilmu psikologi yang dipelajarinya dibangku kuliah, Mourinho lalu memadukannya dengan metode kepelatihan sepakbola yang diserapnya ketika menjadi pemain.
Alhasil, secara perlahan Mourinho mulai mendapat kepercayaan, mulai dari pelatih tim junior, pemandu bakat, asisten pelatih, semua sudah pernah dirasakannya.
1. Arsene Wenger
Doi cuma main buat klub amatir di Perancis. Pengetahuan sebagai sepakbola justru lebih banyak didapatnya lewat bangku pendidikan.
Wenger menyelesaikan gelar diploma kepelatihan pada 1981. Tiga tahun berselang, pria yang dikenalkan dengan dunia sepakbola oleh sang ayah ketika masih berusia 6 tahun itu dipercaya menangani tim gurem Liga Perancis, Nancy.
Sempat mendarat di AS Monaco (1987-1994) dan klub liga Jepang, Nagoya Grampus (1995-1996), pelatih yang dijuluki The Professor kemudian berlabuh di Arsenal dan masih bertahan sampai sekarang.
2. Gerrard Houllier
Sebelum jadi pelatih, doi bekerja sebagai tenaga pengajar. Bahkan doi sempat diberi kepercayaan memimpin sebuah sekolah di Perancis.
Tapi karena panggilan jiwa, di usia 26 tahun pria yang pernah menangani sejumlah tim papan atas Eropa seperti Liverpool serta Olympique Lyon itu banting setir menjadi juru ramu strategi lapangan hijau. Tim yang pertama ditanganinya adalah sebuah klub amatir, Le Touquet Athletic Club pada 1976.
3.Carlos Alberto Parreira
Lima timnas pernah merasakan sentuhan tangan dingin Parriera. Brasil adalah yang paling sukses. Tiga gelar dipersembahkannya untuk tim Samba yaitu Piala Dunia 1994, Copa Amerika 2004 dan Piala Konfederasi 2005.
Namun usut punya usut, Parreira dulunya tidak pernah tercatat menjadi pemain. Perkerjaan sebelum menjadi ahli taktik adalah pelatih kebugaran tim.
4. Arrigo Sacchi
Dikenal karena sukses membawa AC Milan menjadi tim yang mendunia, rupanya Sacchi sempat diragukan pada masa awal menjadi pelatih. Alasannya sederhana, dia dinilai tak pengalaman karena hanya merupakan mantan pemain amatir.
"Saya tidak mengerti mengapa mereka masih berpikir untuk menjadi joki maka Anda wajib menjadi kuda terlebih dahulu," kata Sacchi yang juga pernah menjajal profesi sebagai sales sepatu.
5. Jose Mourinho
Yang satu ini pasti tidak asing, Jose Mourinho. Lihai menyusun strategi untuk membawa tim asuhannya meraih kemenangan serta gelar juara, ternyata kesuksesan macam itu tak pernah dirasakannya saat menjadi pemain.
Berulang kali mencoba unjuk gigi sebagai pemain sepakbola dengan bergabung ke beberapa klub lokal di Portugal dan sialnya sebanyak itu pula Mourinho merasakan kegagalan serta penolakan.
Meskipun demikian kecintaan Mourinho pada sepakbola tak pernah luntur. Gagal menjadi pemain dia menjajal peruntungan dengan masuk ke jajaran manajemen. Bermodal ilmu psikologi yang dipelajarinya dibangku kuliah, Mourinho lalu memadukannya dengan metode kepelatihan sepakbola yang diserapnya ketika menjadi pemain.
Alhasil, secara perlahan Mourinho mulai mendapat kepercayaan, mulai dari pelatih tim junior, pemandu bakat, asisten pelatih, semua sudah pernah dirasakannya.
Quote:
3. Yang terakhir adalah pemain hebat yang gagal jadi pelatih hebat
Ternyata menjadi pelatih nggak bisa di bandingin sama karir profesional mereka gan. Mereka adalah mantan2 pemain yang gagal di kursi kepelatihannya. Siapa saja sih? Yuk akh langsung capcus gan..
Berakhir sudah petualangan Filippo Inzaghi di kursi pelatih AC Milan. Mantan striker timnas Italia itu dipecat setelah hanya bekerja selama semusim. Dia dianggap gagal membawa Milan berprestasi.
Kenyataan ini berbalik terbalik dengan prestasinya saat masih menjadi pemain. Sebelumnya, Inzaghi merupakan salah satu striker yang paling ditakuti di Eropa. Namun hal itu tidak berlanjut saat dia beralih profesi sebagai pelatih.
Dan faktanya, Inzaghi bukan pemain luarbiasa pertama yang gagal menjadi pelatih hebat. Berikut ini parade pemain hebat yang gagal menjadi pelatih hebat:
Adams sukses membawa Arsenal meraih empat trofi Liga Inggris dan tiga trofi Piala FA saat masih menjadi pemain. Namun karier gemilangnya itu tidak berlanjut ketika dia mencoba peruntungan sebagai pelatih.
Adams hanya bertahan di klub pertama yang dia asuhnya, Wycombe yang terdegradasi. Nasib sial Adams berlanjut kala melatih Portsmouth. Dia hanya mampu bertahan empat bulan karena rangkaian hasil buruk yang diterima.
Karier luarbiasa dijalani Charlton bersama Manchester United dan timnas Inggris saat masih berstatus sebagai pemain. Dia pun dianggap salah satu pemain terbaik yang pernah lahir di Inggris.
Tapi, Charlton gagal melanjutkan kegemilangannya kala menjadi pelatih Preston North End. Klub yang diasuhnya terdegradasi dan membuatnya hanya bertahan selama semusim di klub tersebut.
Di tengah kontroversi yang kerap diciptakannya, tak bisa disangkal kalau Gascoigne merupakan salah satu striker terbaik Inggris yang pernah ada. Dia membawa klub yang dibelanya dengan berbagai prestasi.
Tapi ketika memulai karier sebagai pelatih dengan membesut Kettering Town, dia hanya bertahan selama 40 hari karena kebiasaan buruknya terkait kegemarannya mengkonsumsi minuman beralkohol.
Dia merupakan bagian penting dari masa keemasan AC Milan pada era 1990-an saat masih aktif sebagai pemain. Dan kariernya sebagai pelatih sempat diprediksi akan bersinar setelah dia sukses membawa Chelsea juara Piala FA 1997.
Namun sikap tempramentalnya membuat dia kerap tidak bertahan lama saat melatih klub. Salah satunya kala dia melatih Newcastle United dan kerap bersitegang dengan pemain ikon klub, Alan Shearer.
12 tahun membela Manchester United, Keane meraih tujuh gelar Premier League dan satu trofi Liga Champions. Tapi kariernya sebagai pelatih tidak bersinar seperti saat dia masih menjadi pemain.
Dia hanya bertahan kurang dari dua musim saat melatih Sunderland. Situasi yang sama juga dia alami ketika melatih Ipscwih Town. Dia juga pernah hanya menjadi asisten pelatih di Aston Villa dan timnas Republik Irlandia.
Legenda Argentina itu dianggap pemain terbaik dunia yang pernah ada. Dia sukses memimpin Napoli dua kali juara Serie A dan Piala UEFA. Selain itu, Maradona juga jadi motor Argentina kala juara Piala Dunia 1986.
Tapi suksesnya itu tidak menular saat dia menjadi pelatih timnas Argentina. Maradona menjadi 'kambing hitam' kekalahan memalukan Argentina kala dilumat Jerman 0-4 di Piala Dunia 2010.
Maradona mencoba peruntungan dengan melanjutkan karier ke Uni Emirat Arab (UEA). Tapi di sana pun dia tidak bertahan lama karena gagal membawa klub asuhannya Al Wasl meraih hasil positif.
Saat masih menjadi pemain, dia meraih delapan gelar juara Bundesliga, satu scudetto Serie A dan dua trofi Liga Europa serta trofi Piala Dunia 1990. Namun, dia tidak pernah mendapat tawaran melatih di Bundesliga.
Dia hanya melatih klub-klub kecil Eropa seperti Rapid Wien, Atletico Paranaense, Partizan Belgrade hingga Red Bull Salzburg. Dan dia tidak pernah bisa membawa klub yang diasuhnya menjadi juara.
Pencetak gol terbanyak Premier League (260 gol) dan masuk daftar 100 legenda persepakbola yang dirilis FIFA menjadi bukti kehebatan Shearer saat masih menjadi pemain. Namun karier kepelatihannya hanya bertahan delapan laga.
Shearer mendapat kepercayaan menyelamatkan Newcastle United dari zona degradasi yang mengintai di akhir musim 2009, dengan hanya delapan laga tersisa. Namun Shearer gagal menjalankan tugasnya. Newcastle terdegradasi setelah hanya meraup lima poin dari maksimal 24 poin
Shearer selanjutnya lebih memilih menjadi komentator dan analis di BBC.
Dia menjadi topskor Piala Dunia 1994 dan sukses membawa Bulgaria melaju ke semifinal. Di tingkat klub, dia sukses membawa Barcelona meraih lima gelar juara La Liga dan satu trofi Piala Champions.
Namun, saat melatih, dia gagal melanjutkan aksi gemilangnya seperti saat menjadi pemain. Dia gagal membawa Bulgaria lolos ke Piala Dunia 2006 Piala Eropa 2008. Tugas terakhirnya hanya bertahan satu bulan saat di CSKA Sofia.
Legenda Belanda itu memenangi tiga trofi juara Eredivisie bersama Ajax Amsterdam, meraih empat gelar juara Serie A dan tiga trofi Liga Champions bersama AC Milan. Dia juga jadi kunci sukses Belanda juara Piala Eropa 1988.
Namun dia tidak pernah memenangi apapun saat menjadi pelatih. Dia hanya mampu membawa Belanda ke babak kedua Piala Dunia 2006 dan perempatfinal Piala Eropa 2008.
1. Filippo Inzaghi
Berakhir sudah petualangan Filippo Inzaghi di kursi pelatih AC Milan. Mantan striker timnas Italia itu dipecat setelah hanya bekerja selama semusim. Dia dianggap gagal membawa Milan berprestasi.
Kenyataan ini berbalik terbalik dengan prestasinya saat masih menjadi pemain. Sebelumnya, Inzaghi merupakan salah satu striker yang paling ditakuti di Eropa. Namun hal itu tidak berlanjut saat dia beralih profesi sebagai pelatih.
Dan faktanya, Inzaghi bukan pemain luarbiasa pertama yang gagal menjadi pelatih hebat. Berikut ini parade pemain hebat yang gagal menjadi pelatih hebat:
2. Tony Adams
Adams sukses membawa Arsenal meraih empat trofi Liga Inggris dan tiga trofi Piala FA saat masih menjadi pemain. Namun karier gemilangnya itu tidak berlanjut ketika dia mencoba peruntungan sebagai pelatih.
Adams hanya bertahan di klub pertama yang dia asuhnya, Wycombe yang terdegradasi. Nasib sial Adams berlanjut kala melatih Portsmouth. Dia hanya mampu bertahan empat bulan karena rangkaian hasil buruk yang diterima.
3. Bobby Charlton
Karier luarbiasa dijalani Charlton bersama Manchester United dan timnas Inggris saat masih berstatus sebagai pemain. Dia pun dianggap salah satu pemain terbaik yang pernah lahir di Inggris.
Tapi, Charlton gagal melanjutkan kegemilangannya kala menjadi pelatih Preston North End. Klub yang diasuhnya terdegradasi dan membuatnya hanya bertahan selama semusim di klub tersebut.
4. Paul Gascoigne
Di tengah kontroversi yang kerap diciptakannya, tak bisa disangkal kalau Gascoigne merupakan salah satu striker terbaik Inggris yang pernah ada. Dia membawa klub yang dibelanya dengan berbagai prestasi.
Tapi ketika memulai karier sebagai pelatih dengan membesut Kettering Town, dia hanya bertahan selama 40 hari karena kebiasaan buruknya terkait kegemarannya mengkonsumsi minuman beralkohol.
5. Ruud Gullit
Dia merupakan bagian penting dari masa keemasan AC Milan pada era 1990-an saat masih aktif sebagai pemain. Dan kariernya sebagai pelatih sempat diprediksi akan bersinar setelah dia sukses membawa Chelsea juara Piala FA 1997.
Namun sikap tempramentalnya membuat dia kerap tidak bertahan lama saat melatih klub. Salah satunya kala dia melatih Newcastle United dan kerap bersitegang dengan pemain ikon klub, Alan Shearer.
6. Roy Keane
12 tahun membela Manchester United, Keane meraih tujuh gelar Premier League dan satu trofi Liga Champions. Tapi kariernya sebagai pelatih tidak bersinar seperti saat dia masih menjadi pemain.
Dia hanya bertahan kurang dari dua musim saat melatih Sunderland. Situasi yang sama juga dia alami ketika melatih Ipscwih Town. Dia juga pernah hanya menjadi asisten pelatih di Aston Villa dan timnas Republik Irlandia.
7. Diego Maradona
Legenda Argentina itu dianggap pemain terbaik dunia yang pernah ada. Dia sukses memimpin Napoli dua kali juara Serie A dan Piala UEFA. Selain itu, Maradona juga jadi motor Argentina kala juara Piala Dunia 1986.
Tapi suksesnya itu tidak menular saat dia menjadi pelatih timnas Argentina. Maradona menjadi 'kambing hitam' kekalahan memalukan Argentina kala dilumat Jerman 0-4 di Piala Dunia 2010.
Maradona mencoba peruntungan dengan melanjutkan karier ke Uni Emirat Arab (UEA). Tapi di sana pun dia tidak bertahan lama karena gagal membawa klub asuhannya Al Wasl meraih hasil positif.
8. Lothar Matthaus
Saat masih menjadi pemain, dia meraih delapan gelar juara Bundesliga, satu scudetto Serie A dan dua trofi Liga Europa serta trofi Piala Dunia 1990. Namun, dia tidak pernah mendapat tawaran melatih di Bundesliga.
Dia hanya melatih klub-klub kecil Eropa seperti Rapid Wien, Atletico Paranaense, Partizan Belgrade hingga Red Bull Salzburg. Dan dia tidak pernah bisa membawa klub yang diasuhnya menjadi juara.
9. Alan Shearer
Pencetak gol terbanyak Premier League (260 gol) dan masuk daftar 100 legenda persepakbola yang dirilis FIFA menjadi bukti kehebatan Shearer saat masih menjadi pemain. Namun karier kepelatihannya hanya bertahan delapan laga.
Shearer mendapat kepercayaan menyelamatkan Newcastle United dari zona degradasi yang mengintai di akhir musim 2009, dengan hanya delapan laga tersisa. Namun Shearer gagal menjalankan tugasnya. Newcastle terdegradasi setelah hanya meraup lima poin dari maksimal 24 poin
Shearer selanjutnya lebih memilih menjadi komentator dan analis di BBC.
10. Hristo Stoichkov
Dia menjadi topskor Piala Dunia 1994 dan sukses membawa Bulgaria melaju ke semifinal. Di tingkat klub, dia sukses membawa Barcelona meraih lima gelar juara La Liga dan satu trofi Piala Champions.
Namun, saat melatih, dia gagal melanjutkan aksi gemilangnya seperti saat menjadi pemain. Dia gagal membawa Bulgaria lolos ke Piala Dunia 2006 Piala Eropa 2008. Tugas terakhirnya hanya bertahan satu bulan saat di CSKA Sofia.
11. Marco van Basten
Legenda Belanda itu memenangi tiga trofi juara Eredivisie bersama Ajax Amsterdam, meraih empat gelar juara Serie A dan tiga trofi Liga Champions bersama AC Milan. Dia juga jadi kunci sukses Belanda juara Piala Eropa 1988.
Namun dia tidak pernah memenangi apapun saat menjadi pelatih. Dia hanya mampu membawa Belanda ke babak kedua Piala Dunia 2006 dan perempatfinal Piala Eropa 2008.
Quote:
Kira - kira cuma itu yang bisa ane kasih buat agan agan yang suka sekali sama dunia sepakbola. Semoga bermanfaat infonya buat agan agan yah. Kalau boleh sekalian minta yang hijau2 atau yang bintang2 nya. Sampai ketemu lagi di thread ane selanjutnya.
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 1 suara
Where do you from?
Bogor
100%Jakarta
0%0
39.9K
Kutip
275
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
925.1KThread•91KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya