Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

neoliberal.imfAvatar border
TS
neoliberal.imf
[FULL MULUS] Tidak Tertarik ke LCC, Sriwijaya Air Fokus ke Medium Service!


Seattle -Maskapai Sriwijaya Air selama ini fokus dalam penerbangan dengan medium service. Sriwijaya tidak tertarik dengan low cost carrier (LCC). Sementara untuk menuju full service, Sriwijaya Air masih perlu waktu.

Meski medium service, namun Sriwijaya Air dan anak perusahaannya, NAM Air, memiliki beberapa pesawat yang memiliki kelas bisnis. Sriwijaya Air juga menyediakan makanan dalam setiap penerbangannya.

"Seharusnya full service, tapi kami tetap sebagai medium service saja," kata Presdir Sriwijaya Air Chandra Lie saat ditanya pengembangan bisnis Sriwijaya Air ke depan, ditemui di Hotel Hyatt Regency Bellevue, Seattle, Kamis (20/8/2015).

Menurut dia, keinginan untuk mengembangkan maskapainya ke full service ada, namun kesiapan SDM-nya belum memungkinkan. "Nanti saja kalau SDM kami sudah siap," ujar dia.

Sementara untuk mengarah ke LCC, Chandra sama sekali tidak tertarik. Bahkan, maskapai NAM Air yang merupakan anak perusaahaan Sriwijaya Air, juga dioperasikan sebagai penerbangan medium service, bukan LCC.

Meski menjalankan medium service, kata Chandra, safety merupakan sesuatu yang melekat pada Sriwijaya Air, tidak bisa ditawar. Sriwijaya Air juga sudah diaudit oleh pihak berwenang terkait safety dan kenyamanannya.

Dalam berkompetisi dengan maskapai penerbangan lain, dua hal lain yang diseriusi Sriwijaya Air adalah on time performance (OTP) dan pelayanan. "On time performance kami bagus. NAM Air meraih ranking 1, Sriwijaya Air meraih ranking 4 setelah Batik Air dan Garuda," kata Chandra Lie.


Mengenai pelayanan, kata Chandra, pihaknya terus melakukan perbaikan-perbaikan dan inovasi, serta memunculkan ide-ide baru. Misalnya, Sriwijaya Air menyediakan penyediaan informasi menggunakan huruf braile bagi tunanetra. Gara-gara ini, maskapai ini memperoleh penghargaan dari MURI.

Selain itu, Sriwijaya Air juga satu-satunya maskapai yang mengajak penumpang untuk berdoa sebelum terbang dan saat sudah mendarat. "Jadi, kami minta doa agar nyaman di udara dan selamat di darat," ujar Chandra.

Sriwijaya Air juga mungkin menjadi satu-satunya maskapai yang membolehkan kru atau pramugarinya mengenakan jilbab. "Untuk apa melarang jilbab. Ada yang ingin masuk menjadi karyawan, dia mengenakan jilbab ya tidak usah dilepas. Soal jilbab ini, kami malah mendapat apresiasi yang luar biasa dari penumpang dan media sosial, bukan malah menurunkan pasar dan pelayanan juga tidak turun," kata pengusaha asal Bangka ini.

Saat ditanya apakah nanti Sriwijaya Air ingin bersaing dengan Garuda, Chandra menanggapi dengan rasional. "Bagi saya, Garuda Indonesia adalah palang pintu nasional kita. Sementara Sriwijaya adalah Merah Putih di belakangnya dan tidak melampaui Garuda," kata Chandra yang mengaku selalu naik Garuda saat ke luar negeri bila Garuda memiliki rute yang dituju.

Sriwijaya Air, kata Chandra, memiliki pangsa pasar sendiri. Semester pertama tahun 2015, market share Sriwijaya naik 3 persen, sementara banyak maskapai yang turun. Chandra yakin dengan negara kepulauan yang dimiliki Indonesia, bisnis penerbangan Indonesia akan lebih baik.

"Tahun ini kami menargetkan kenaikan 6-8 persen jumlah penumpang," ujar dia.

Terkait NAM Air, Direktur Pengembangan Bisnis Sriwijaya Air yang juga Dirut NAM Air Jefferson Jauwena menyatakan NAM Air dipastikan tidak akan tumpang tindih dengan Sriwijaya Air, meski sama-sama menjadi penerbangan dengan medium service.

"NAM Air melayani rute yang tidak dilayani Sriwijaya atau memperkuat di rute yang memiliki pasar besar. Jadi, kami saling mendukung," ujar Jefferson.

Saat ini, kata Jafferson, NAM Air sudah memiliki 12 rute yang dilayani dengan 10 pesawat. Rencananya, NAM Air akan membuka beberapa rute baru untuk melayani masyarakat dalam penerbangan domestik. "Pasar domestik masih sangat besar," kata Jafferson.

Chandra Lie dan jajarannya berada di Seattle, dalam rangka menerima dua pesawat baru Boeing 737-900 ER yang ia pesan pada Juni 2015 lalu saat Paris Airshow. Dua pesawat baru ini sudah diterbangkan dari Seattle dan akan mendarat di Jakarta pada Sabtu (22/8/2015) pukul 19.30 WIB. Sriwijaya juga telah memesan 20 Boeing 737-Max 8 yang baru akan diproduksi pada 2017.

http://finance.detik.com/read/2015/0...medium-service

Medium service brayyemoticon-Recommended Seller
Spoiler for :
0
7.6K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.2KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.