Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

unknownoneAvatar border
TS
unknownone
Gelombang Supernova Dee Lestari dari Kampung Batak
SELASA, 27 JANUARI 2015

Gelombang Supernova Dee Lestari dari Kampung Batak

TEMPO.CO, Jakarta: Namanya Thomas Alfa Edison. Mirip nama orang Amerika yang turut menemukan lampu listrik itu, meski ejaannya agak berbeda. Dia lahir dan dibesarkan di sebuah kampung di Sianjur Mula-Mula, Sumatera Utara.

Sejak kecil Alfa telah menunjukkan tanda-tanda istimewa. Dia selalu gelisah bila mendengar gondang, musik ensambel tradisional Batak. Ini membuat bapaknya merasa perlu menjauhkan dia dari upacara adat yang diiringi gondang.

Tapi, ketika berulang tahun yang ke-12, Alfa diizinkan menyaksikan upacara pemanggilan roh Raja Uti yang diiringi gondang. Hari itu pula untuk pertama kalinya Alfa melihat roh halus.

Kemampuan melihat roh itu membuat Alfa diperebutkan oleh dua datu sakti, Ompu Togu Urat dan Ompu Ronggur, untuk dijadikan murid. Ini hanya satu tahap dari perkembangan Alfa. Dalam bab-bab berikutnya, kita diajak mengikuti perjalanan bocah cerdas itu bertualang di Amerika Serikat.

Tokoh Alfa diperkenalkan oleh Dewi “Dee” lestari dalam novel terbarunya Supernova: Gelombang. Ini merupakan buku kelima dari seri Supernova yang telah terbit sebelumnya, yakni Kesatria, Putri, dan Bintang ]atuh (2001), Akar (2002), Petir (2004),dan Partikel (2012).

Judul-judul novel itu sebetulnya juga semacam pseudonym atau nama alias bagi tokoh yang diceritakan di dalamnya. Pada seri pertama, Dee memperkenalkan Fere (perlambang Kesatria), Rana (Putri) dan Gio (Bintang Jatuh). Pada Akar muncullah Bodhi, dalam Petir ada Elektra Wijaya, dan Partikel berpusat pada Zarah Amala. Dengan pendekatan ini, yang dimaksudkan sebagai Gelombang tentulah Alfa.

Hampir serupa dengan empat buku sebelumnya, dalam Gelombang, Dee mengisahkan asal-usul sang tokoh hingga bertemu atau berhubungan dengan “kawan-kawan” lainnya. “Kawan-kawan” itu adalah tokoh-tokoh yang sudah muncul di seri sebelumnya. Begitulah cara Dee mengaitkan setiap novel ini, sehingga membentuk suatu rangkaian cerita utuh.

Pertanyaannya kemudian adalah, akan ke mana Supernova dibawa? Ibarat membangun rumah, buku pertama hingga kelima ini semacam tiang-tiang penyangga. Bentuk rumah itu belum tampak, meski Dee sudah menyisipkan sepotong demi sepotong dari mozaik “rumah” Supernova ini.

Mozaik yang selalu muncul di seri kedua hingga keempat adalah kisah hilangnya Diva Anastasia, perempuan yang Gio cintai, di belantara Rio Tambopata, yang melintasi Peru dan Bolivia. Hingga Gelombang, Diva masih belum ketemu dan Gio terus mencarinya.

Tapi ada mozaik lain yang muncul di Akar. Di situ diceritakan bagaimana Gio bertemu seseorang di Vallegrande, Bolivia, yang memberinya empat batu bersimbol. Batu-batu itu melambangkan kawan-kawan yang harus ditemuinya. Bila setiap batu melambangkan satu tokoh, sudah lengkaplah mereka kini.

Potongan terbesar dari mozaik itu muncul di bagian akhir Gelombang. Lewat mimpinya, Alfa memasuki dimensi lain bernama Asko dan berjumpa Bintang Jatuh. Pelan-pelan bangunan “rumah” Supernova mulai menemukan bentuknya. Tapi “rumah” ini belum selesai. Di bagian akhir Gelombang, Dee menjanjikan kelanjutannya: Inteligensi Embun Pagi, yang entah kapan keluar. Kita juga belum tahu apakah di Inteligensi nanti semuanya akan dituntaskan.

Gelombang adalah novel fantasi remaja. Dee dengan bebas mengembangkan sayap-sayap khayalannya seluas mungkin. Namun, sebagai sebuah karya sastra, dia perlu mempertahankan konsistensi cerita dan logika dari dunia yang dia ciptakan. Sejauh ini bangunan cerita Gelombang masih konsisten dengan seri-seri sebelumnya. Tapi kita masih menunggu bagaimana Dee nanti menutup seluruh jalinan cerita ini dalam sebuah episode yang benar-benar fantastis.

Novel ini kuat dalam detail, tapi karakter Alfa tidak seunik tokoh lain, semisal Bodhi, yang jago tato, atau Zarah, yang pintar dan dituduh atheis. Satu hal yang patut digarisbawahi adalah Dee cukup lancar bercerita, sehingga kita terbawa bersama petualangan para tokohnya. Barangkali itulah mengapa novel ini sangat populer di kalangan remaja.

KURNIAWAN

****

Judul: Supernova: Gelombang

Pengarang: Dee Lestari

Penerbit: Bentang

Edisi: Cetakan Pertama, September 2014

Tebal: x + 482 halaman

***
0
3.5K
21
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.