Metode Pembelajaran
Bagaimana dengan metodenya di Indonesia? “Kami menerapkan metode self-learning, fun-learning dan start from their own level,” menurut Novita Sianipar, Marketing & PR Director Shinkenjuku.
“Melalui metode tersebut diharapkan setiap siswa dapat melatih kemandiriannya, menikmati proses belajar matematika, dan mendapatkan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka”, tambahnya.
Dengan mempertimbangkan keefektifan proses belajar siswa, di Shinkenjuku, satu guru hanya mengajar 5 orang siswa.

Dengan kelompok kecil tersebut proses belajar lebih fokus dan optimal.
Shinkenjuku menyadari bahwa kualitas guru adalah salah satu faktor penting dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu setiap guru di Shinkenjuku telah melalui proses penyaringan yang ketat dan mendapatkan training berkelanjutan.
Hanya kurang dari satu tahun bimbel ini telah berhasil mendidik kurang lebih 2.000 anak Indonesia dan berharap lebih banyak lagi anak Indonesia yang merasakan belajar matematika dengan menyenangkan.

Oleh karena itu bimbingan belajar ini menawarkan sistem kemitraan dengan dua tipe yakni License dan Business Opportunity. Owner pun bisa menyesuaikan dengan tipe property yang dimiliki, Rumah ataupun Ruko.
Untuk tipe Rumah, initial fee yang wajib dibayarkan mitra sebesar Rp5 juta selama dua tahun. Sementara untuk tipe Ruko, nilai investasinya senilai property dan renovasi furniture seperti meja dan kursi, buku, dan layout ruangan. Untuk kedua tipe investasi tersebut mitra wajib membayar royalti sebesar 35% dari pendapatan dan profit berkembang sesuai dengan jumlah siswa.

Hanya dengan memiliki 120 siswa, mitra diprediksi sudah mendapatkan modalnya kembali (BEP).
“Dalam waktu enam bulan saja, jumlah siswa salah satu outlet kita di Tangerang sudah mencapai 130 orang”, papar Novita.
Dilengkapi dengan sumber daya manusia yang mumpuni, Shinkenjuku optimis untuk ekspansi di Indonesia tahun 2016 nanti.