Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

MhyrhaAvatar border
TS
Mhyrha
Melepaskan itu sulit sekali, karena sudah mencintai kekurangannya..
Saya akan bercerita tentang seseorang yg telah mengisi kehidupan saya selama 44 bulan, yg artinya 3,5 tahun lebih.
Pertengahan 2012, saya tiba2 dipertemukan dengan seseorang yg sama sekali belum saya kenal. Sampe detik ini saya berpikir mungkin Tuhan menolong saya, karna waktu itu saya lagi ada masalah sama orang lain. Takdir itu ada.
Karna efek menjomblo terlalu lama, saya dan dia dengan cepat saling jatuh cinta. Ga butuh waktu yg lama untuk saling mengenal. Saya pun sebagai perempuan tidak menyulitkan dia untuk mendapatkan saya.
Bulan2 awal sangat manis, banyak kata2 manis dan indah yg dilontarkan kami berdua.
Padahal belum genap sebulan ada masalah datang tapi dia menghiraukan dan tetap menerima saya sehingga hubungan pun berlanjut.
Saya berpikir dan yakin dia jodoh saya, karna dibandingkan dengan mantan2 terdahulu, dia selalu menepati janji dan selalu berada di dekat saya. Begitu juga dengan dia yg sangat meyakinkan saya adalah calon istrinya. Padahal waktu itu kami masih semester 4-5.

Mungkin karna kami sebelumnya tidak mengenal, satu per satu sifat asli kami terlihat. Sifat asli yang membuat kami sempat berpikir "gw nyesel milih elu" tapi karna rasa cinta sayang yg besar, kami berusaha saling menerima apapun keadaannya.

Menjelang anniversary yg pertama, dia terlihat bosan dengan saya. Oke saya akui saya orangnya labil dan belum dewasa. Kadang kalo ngomong ga disaring dulu.
Tapi kami berhasil melewatinya. Kami yakin akan selalu bisa mempertahankan.

Kadang kalo saya "kumat" pasti dia menunjukan respon buruk. Dia selalu menghilang ketika masalah datang, padahal tidak baik jika masalah dihindari terus, karna pasti akan muncul lagi.
Ketika dia menghilang saya juga tidak langsung mencarinya, tapi beberapa saat kemudian saya nyerah dan minta maaf. Kami pun baikan.

Pada tahun ke-3 kami sering menghadapi masalah yg sama seperti paragraf sebelumnya. Karna ditambah emosinya lagi labil, dia sudah wisuda tetapi belum juga menerima pekerjaan yg dia inginkan alias pengangguran. Saya pun tidak mampu menetralkan emosinya.
Dia juga lelah dan muak karna saya tidak bisa dinasihati. Saya sangat lamban menyelesaikan kewajiban2 kuliah.
Tetapi sepertinya dia bangga kepada saya, karna di usia yg masih muda saya sudah menjadi jutawan berkat bisnis online shop yg saya jalani (sebaiknya jangan dilakukan ketika anda masih sekolah/kuliah).

Ketika dia ulang tahun, dengan semampunya saya akan berikan hadiah yg dia butuhkan atau kejutan kecil. Saya amat menyayanginya. Bersama dia sudah merupakan kebiasaan.
Begitu juga sebaliknya, saya ultah dia berikan hadiah, tetapi menurut saya itu hanya merupakan kewajiban sebagai pacar.
Dia bukan pacar yg romantis. Setangkai bunga pun tidak pernah ia kasih. Kejutan kecil juga tidak pernah ia lakukan. Mungkin dia kurang kreatif.

Dia tidak suka macam2. Selingkuh atau hal-hal serupa tidak ia lakukan karna dia memang tidak suka. Terbukti waktu program KKN dia tidak flirty kepada teman2nya.
Itu adalah salah satu hal yang membuat saya mempertahankan dia. Selain itu dia bertanggung jawab terhadap apa yg ia lakukan. Namun ada pengecualiannya..

Pacaran selama itu, sudah pasti saya mengenalkan dia kepada keluarga saya. Namun sebaliknya, dia ogah melakukan hal yg sama kepada saya. Waktu tahun pertama dia beralasan bahwa dia trauma dan malu jika suatu hari kami berpisah dalam keadaan sudah menunjukan keseriusan kepada orang tua.
Tahun2 besok dia beralasan bahwa karna kuliah saya ga beres2 dia jadi khawatir mengenalkan saya kepada Ibunya.
Namun keluarganya sudah tau siapa pacar anaknya / adiknya. Mungkin dia juga bercerita tentang saya kepada keluarganya.

Oktober 2015, akhirnya ia resmi diterima sebagai calon pegawai salah satu BUMN. Saya ikut bahagia mendengarnya tapi juga sedih karna akan ditinggal olehnya, sudah pasti BUMN itu sistemnya penempatan seluruh Indonesia.
Awal November, mau ga mau kami harus LDR. Masih satu pulau sih jadi bagi saya bukan merupakan jarak yg jauh.
Sebelum ia pindah, saya memberikan kejutan kecil atas perayaan karna ia berhasil diterima di salah satu BUMN. Saya tau dia terkejut dan bahagia. Saya senang melihatnya.

Menjalani jarak jauh itu ternyata sulit. Kita diharuskan untuk saling pengertian selain saling percaya. Sebagai anak baru, dia memiliki segudang pekerjaan. Tiap hari lenbur. Lelah dan jadi jarang menghubungi saya. Saya kesal karna menurut saya sesibuk apapun orang pasti masih bisa liat handphone. Lagi2 saya marah dan berkata macam2 dan dia selalu diam ketika saya marah.

Puncaknya awal tahun ini. Kebetulan ada Om saya yg meninggal dunia. Saya kesal karna dia tidak menunjukan kepeduliannya terhadap keluarga saya. Padahal ia sudah kenal dengan keluarga saya. Saya pun marah. Dan akhirnya dia bungkam tidak mau berkata apa-apa. Saya juga ikutan bungkam setelah mengirim sms yg intinya memutuskan hubungan. Maksudnya untuk membuat dia bereaksi, nyatanya tidak sama sekali. Media sosial saya di block. Padahal saya cuma block dia di beberapa messenger.
Seminggu kemudian, dengan akun lain, saya melihat semua foto yg ada saya dihapus di medsos dia. Saya juga telah menghapus foto2nya duluan sebelumnya.
Saya berusaha untuk membuat dia berbicara, tapi tidak berhasil. Nomer handphone pun di block.
Mungkin itu adalah jawaban atas kemarahan saya minggu lalu.
Cara dia sangat pengecut, tapi bagaimanapun itu lah sifatnya.
Saya sangat menyesal telah berkata macam-macam. Namun disamping itu saya selalu sabar menghadapi sifatnya.

Mengakhiri hubungan yg sudah berjalan bertahun2 tidak lah mudah. Apalagi kalo penyebabnya bukan karna orang ke-3 melainkan ego yg berbeda.
Hati saya remuk dan hancur. Saya telah kehilangan kebiasaan saya. Kebiasaan bersamanya.
Saya juga takut mengecewakan orang tua, yg sudah yakin dan berharap saya akan menikah dengannya. Orang tua semakin menua, berharap anaknya cepat menikah. Tetapi tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Karna pergaulan saya yg sempit mengecilkan kesempatan saya untuk bertemu dengan orang yg baru.

Jujur saya belum ikhlas dengan apa yg terjadi. Saya mencintai kekurangannya juga, tetapi kenapa Tuhan mempertemukan saya dengan nya, jika ujungnya-ujungnya tidak jodoh.
Jodoh memang di tangah Tuhan, tapi manusia diberikan kesempatan untuk berusaha. Bisa juga
berusaha mempertahankan apa yg kita miliki. Jika kita yakin apa yg kita miliki baik untuk kita..

Buat kamu yg saya ceritakan, saya sudah memaafkan kesalahan kamu. Saya ingin akhiri baik-baik tapi kamu tidak mempersilahkan untuk berbuat baik. Semoga kesalahan kita diampuni. Jika kita berjodoh semoga kita bertemu dalam keadaan diri yg sudah lebih baik dan tidak membawa kesalahan-kesalahan yg sama.
Jika kita tidak berjodoh, semoga hati dan raga ini kuat untuk saling melepaskan. Melepaskan separuh jiwa ini.
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
3.5K
50
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.8KThread27.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.