Quote:
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM
UPDATE!
Quote:
Maafin saya karna baru bisa update, saya ada halangan beberpa minggu ini. Jadi begini kronologis menurut RT, ada wanita anak skolah yg bolos, stelah melakukan penyelidikan, diketahui dia menuju kerumah orang tua saya, kmudian guru tersebut memberitahu RW, dan RW memberi tahu RT, menurut RT, dia tidak diperbolehkan buat masuk kedalam rumah oleh entah siapa saya tidak tahu, padahal pintu rumah tidak dikunci (????)
Akhirnya terjadi pelaporan, ada yg melapor ke pihak POLKIS, pihak polkis datang selama 2 kali, pertama mereka menanyai KTP penghuni, tapi rata-rata penghuni tidak punya KTP, orang tua saya lagi keluar kota, dan saya lagi ngaso dilantai 2, awalnya terdengar suara keras orang nanyain KTP, saya sih kurang peduli, nyangkanya sih satpam lagi marahin yg dibawah, karena menurut RT tidak ada orang dewasa dirumah, merekapun pulang kembali setelah menemukan SPANDUK logo suatu kelompok Motor yang cukup terkenal.
Entah siapa yang mempunyai ide kreatif tentang dugaan telah terjadi pesta-pesta dan berinisiatif untuk melakukan Penggeledahan, dan setelah polisi pulang, muncul 2 orang wanita yang datang main dan numpang makan dirumah, akhirnya polkis pun datang kembali dengan beberapa personil termasuk kapolkis, tragedi itu pun terjadi, rumah menjadi berantakan di injak beberapa pasang sepatu dinas.
saya yang sedang ngaso dilantai atas kaget, saat mendengar suara langkah kaki ditangga, ternyata ada beberapa polkis yang naik dan masuk kamar saya, saya disuruh buat turun kebawah buat kumpul diruang tamu bersama yang lain, tapi saya menolak, karna saya mau melihat apa yang sebenarnya dicari, diambil atau dijatuhin polkis kalau di isengin kan rasanya asem-asem gmana gitu,
polkis nangkap pengguna ---> dapat kredit ---> naik pangkat ---> naik gaji
korban di isengin --> diciduk --> turun derajat ---> di PHK --> masuk hotel
menurut sepenglihatan saya, anak buah polkis yang menggeledah lemari tanpa membereskan dan merendahkan kitab suci, mencari cuma sekadarnya saja, padahal disana ada Dus HP, kenapa engga diperiksa? , disana ada botol bekas minuman, kenapa engga diperiksa juga?
kalau cuma formalitas, engga perlu diacak-acak juga bisa kan??
Quote:
setelah tidak menemukan atau menjatuhkan sesuatu yang mencurigakan, polkis pun terpaksa menyerah, akhirnya stelah mereka semua turun kebawah, saya berinisiatif bertanya dari kantor polkis mana, dan melihat nama-namanya, saya juga bertanya, apa boleh saya menghubungi kerabat dahulu atau PENGACARA?
saat saya bawa-bawa nama pengacara, entah kenapa, nada suara KAPOLKIS hilang kontrol, saya diem deh, kemudian kita digiring masuk mobil patroli, orang yang diciduk ada 7 orang termasuk saya, 2 diantaranya wanita, kebetulan saya masuknya terakhir, jadi dapat jatah kursi duduk dibelakang supir, saat itu ada beberapa mahasiswi yang menodongkan gadgetnya ke arah kita, refleks saya yang langsung menundukan kepala , disela perjalanan, saya menyuruh orang yg duduk dipinggir saya, nanti dikantor polkis agar jangan makan atau minum sesuatu yang ditawarkan polkis, alasannya pembaca juga tahu sendiri lah, nada suara saya sedang, aja tapi saya tw supir dan kapolkis didepan kita itu dengar,
stelah sampai dikantor polkis, saya turun dan masuk ditanyai dan disuruh buat buka baju ditempat, saya kembali menolak, karna saya itu orangnya agamis, saya ga mw stengah telanjang didepan orang2, itu udah melanggar HAM, akhirnya saya buka baju disuatu ruangan. polkis yang meriksa juga ngikut,
kemudian datang orang yg membawa tes urin, yg dites cuma 2 orang, dan itu bukan saya.
setelah hasilnya negatif, polkis pun tidak jadi dapat credit, setelah itu sesi tanya jawab yang dilakuin oleh kapolkis, saya ijin solat dulu, pas pulang solat saya liat kapolkis ama polkis ama rt lagi berbincang, saya iseng-iseng nanya masalah prosedur penggeledahan, mengotori rumah dll, kemudian saya protes masalah degrasi nama baik, protes masalah pencemaran nama baik, saat itu RT jadi salah tingkah,
Kapolkis pun menjawab menurut versi dia, saya diem aja engga mendebat, terus saya bilang, kira2 sperti ini, kalau didunya ga bisa dibales, biar di akhirat aja dibalasnya, ->saya tujukan buat rt ama kapolkis loh?
(maksudnya itu saya merasa dizalimi RT, merasa teraniaya, kenapa malah langsung lapor kantor polkis, kenapa ga tegur dulu aja bawa satpam, kan itu di komplek, padahal tetangga yang polkis aja ga ributin, ga dibesar-besarin, tapi ini malah lapor dulu tanpa ditegur atau tabayyun, seolah-olah engga adanya komunikasi, engga adanya saling menutupi aib, akhirnya ada orang yang tidak bersalah merasa dicemarkan nama baiknya.
saya dizalimi Polkis, karna SOP yg dijadikan dalil itu melanggar hak adami, tanpa memperhitungkan hak orang yg ga bersalah, polkis yang melakukan penggeledahan itu sewaktu menggeledah, engga bilang loh, alasan menggeledah apa, dan terjadi pelecehan kitab suci oleh salah satu oknum polkis)
tapi entah kenapa kapolkis ga sadar, malah merespon mengiyakan dengan muka ceria karna mendengar kata "akhirat" saya menduga ekspresi itu adalah ekspresi salah tingkah,
akhirnya disana ngobrol, nanya saya kerja apa, dimana, kenapa saya engga ngontrol dirumah, saya akhirnya kepaksa cerita, kalau saya siang itu kerja, dan malamnya saya itu mencari 'nafkah batin', rohani saya mesti dinafkahi dengan mencari ilmu agama. dan kebetulan siang itu, lokasi saya kerja berada di rumah orang tua, istilah kerennya itu technopreneur atau internet marketing. jadi kadang saya pulang kerumah saat jam kerja.
setelah itu saya diajak masuk keruangan oleh kapolkis, diajak buat sesi pembinaan, disini kapolkis mulai berceramah, tapi terdengar seperti brain-washing yang dilakukan oleh sebagian oknum M**, karna beliau berkata tanpa diiringi dengan dalil agama
karna du'a orang teraniaya itu mustajab, menurut agan dan sista, salahkah saya jika mendoakan oknum yg menzalimi saya itu jatuh KISMIN?
***Catatan, thread yg dulu itu udah diedit, dan digabungin dengan update baru, karna banyak agan yg merasa risih atas gaya penulisan saya yg sedikit berlebihan, mengenai ksalahan dari pihak rt itu, karna beliau lebih mendahulukan melapor kepada polkis, daripada menegur sendiri secara langsung ataupun bersama satpam.
saya sudah check dan test, barusan saya mencoba melaporkan tingkah laku teman adik saya, yang terlalu lama menginap dirumah, maksud saya itu, agar pihak rt mau datang bersama saya untuk menegur, akan tetapi, beliau malah lebih dahulu berinisiatif untuk melapor kepada polkis, kalau polkisnya lagi berhalangan semisal diluar kota, beliau baru akan coba tegur bareng saya.
~disini sudah terbukti, waktu kejadian penggeledahan itu, pihak rt terlalu terburu-buru melapor polkis sampai nama baik saya tercemar, kenapa engga ada komunikasi? dan sayapun sakit karna stres.