Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lawnorderAvatar border
TS
lawnorder
[LIFE GOES ON] Harga Minyak Anjlok, Garuda Indonesia Bidik Income Rp84 Triliun
http://market.bisnis.com/read/201601...n-rp84-triliun

Harga Minyak Anjlok, Garuda Indonesia (GIAA) Bidik Pendapatan Rp84 Triliun
Sukirno Jum'at, 15/01/2016 01:34 WIB

Bisnis.com, JAKARTA-- Seiring terus melorotnya harga minyak mentah dunia hingga US$30 per barel, maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. membidik pendapatan pada tahun ini tumbuh 24% menjadi sekitar US$6,05 miliar setara dengan Rp84,09 triliun dari tahun lalu.

Direktur Keuangan Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan pergerakan harga avtur sangat bergantung pada PT Pertamina (Persero). Hingga kuartal III/2015, biaya bahan bakar terkoreksi hingga 31,4% menjadi US$806,5 juta sejalan dengan turunnya harga avtur hingga 37,9% dari posisi tahun lalu.

"Revenue tahun ini diharapkan tumbuh 24% dari tahun lalu," ungkapnya kepada Bisnis, Kamis (14/1/2016).

Penurunan harga minyak mentah dunia, sambungnya, tidak selalu sejalan dengan harga avtur dari Pertamina. Lantaran, harga avtur dijual dalam rupiah, dan dolar Amerika Serikat terus menguat.

Emiten berkode saham GIAA tersebut mematok ketahanan kurs rupiah hingga Rp15.000/US$ pada tahun ini. Sejak awal tahun, kurs rupiah telah terdepresiasi 0,86% ke level Rp13.907/US$.

Untuk mengantisipasi fluktuasi nilai tukar rupiah, katanya, perseroan meningkatkan hedging atau lindung nilai hingga US$200 juta setiap bulan. Tahun lalu, lindung nilai yang dilakukan oleh GIAA mencapai US$100 juta-US$120 juta.

Pada 16 Desember 2015, Garuda telah menandatangani perjanjian treasury line dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan limit US$35 juta. GIAA mendapat fasilitas hedging valas dari Bank Mandiri dengan limit tersebut.

Belanja Modal

Sementara itu, maskapai penerbangan badan usaha milik negara (BUMN) itu mengajukan anggaran belanja modal (capital expenditure/Capex) senilai US$160 juta setara dengan Rp2,22 triliun. Rencana anggaran belanja itu meningkat 23% dari tahun lalu Rp130 juta.

Rencana belanja modal tahun ini disebutkan paling besar untuk kebutuhan pembelian pesawat baru. Lebih dari 50% Capex digunakan bagi kebutuhan operasional, dan sisanya untuk membayar utang.

Pria yang akrab disapa Ari Askhara itu menyebutkan pemesanan pesawat bakal dilakukan mulai tahun ini. Tetapi, pengiriman pesawat bakal mulai didatangkan pada 2020 mendatang.

Dia memerkirakan kebutuhan dana setidaknya US$5 miliar untuk memesan 100 armada baru. Perseroan akan mencari pinjaman dari pasar (obligasi) dan Export Credit Agency (ECA). "Mungkin lebih banyak dari ECA karena tenornya panjang," tuturnya.

Untuk obligasi, Garuda bakal menerbitkan obligasi senilai US$500 juta pada kuartal I/2016 sembari mengamati perkembangan pasar finansial.

Direktur Utama Garuda Indonesia Muhammad Arif Wibowo mengatakan perseroan mulai tahun ini bakal memesan sedikitnya 100 unit pesawat baru hingga 2025 untuk menggenjot kinerja. Pengadaan itu menjadi bagian strategi fleet plan 10 tahun ke depan yang tengah dimatangkan.

Garuda berencana mendatangkan 30 unit pesawat wide body dan 70 unit narrow body selama satu dekade. "Narrow body 70 ditambah growth-nya. Kalau hanya mengganti wide body saja 22 unit," imbuhnya belum lama ini.

Total armada Garuda hingga akhir 2015 ditargetkan mencapai 143 unit, terdiri atas 110 pesawat berbadan sempit dan 33 pesawat berbadan lebar.

Riset JP Morgan awal tahun ini menyebutkan potensi pertumbuhan kinerja GIAA ke depan masih cukup besar dengan meningkatnya permintaan layanan penerbangan dalam dan luar negeri.

Diperkirakan, efisiensi dan penguarangan biaya bahan bakar akan mempengaruhi pertumbuhan laba GIAA pada tahun ini. Pendapatan GIAA diprediksi akan naik 23% year-on-year (yoy) US$6,3 miliar.

Hingga 30 September 2015, pendapatan Garuda mencapai US$2,84 miliar, naik 0,49% yoy dari US$2,83 miliar. Perseroan juga mengantongi laba bersih US$50,12 juta dari periode kuartal III/2014 yang menderita rugi US$222,3 juta.

JP Morgan meningkatkan rekomendasi dengan laba per saham dasar (earning per share/EPS) Rp38, rasio harga saham terhadap laba (price to earning ratio/PER) pada level 7,8x, dengan target PER 12x.

Avtur

Franky Rivan, analis emiten sektor transportasi PT Daewoo Securities Indonesia menilai di tengah tekanan badai yang cukup kuat, pada tahun ini akan menjadi menarik bagi Garuda Indonesia.

"Pertamina, distributor minyak terbesar di Indonesia, memangkas harga avtur di Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 5%," tuturnya dalam riset secara terpisah.

Dia memerkirakan, GIAA bakal menjadi salah satu emiten paling mendapatkan manfaat atas pemangkasan avtur. Pasalnya, sebanyak 50%-60% armada pesawat Garuda Indonesia dilayani melalui bandara tersebut.

Sepanjang Januari-September 2015, biaya bahan bakar berkontribusi 29% terhadap total beban Garuda Indonesia. Pemangkasan itu dapat menghemat beban hingga US$20 juta pada tahun ini dan mendorong laba bersih.

Riset Kim Eng Maybank Securities menyebutkan harga avtur mencapai US$84 per barel, lebih rendah 5,6 dari perkiraan sepanjang tahun lalu US$89 per barel. Kim Eng Maybank menaikkan proyeksi laba bersih GIAA pada 2015 dan 2016 menjadi 15% serta 10%, masing-masing US$83 juta dan US$78 juta terutama akibat rendahnya harga avtur.

Pendapatan tahun ini diproyeksi tumbuh 10% yoy dan 6% di atas konsensus. Kim Eng Maybank memerkirakan, setiap penurunan US$1 pada perkiraan harga avtur, bakal terjadi kenaikan laba sebesar 12%.
0
803
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.