halo agan2 yg rupawan, ane mau ikut bagi2 cerita ya disini lol (iseng2 aja seh ini sharing pengalaman tentang bitcoin yg lagi bombastis bgt)

Pada suatu hari yang cerah di negeri Tubby yang indah… Ups salah cerita.

Akhir Januari 2011, kisahnya berawal ketika seorang bapak-bapak muda semi pengangguran yang tamfan nan ganteng, langganan setia pegadaian yg tiap malam browsing seperti biasa di forum folding@home (Folding adalah kegiatan mirip mining bitcoin tapi hasilnya untuk science atau amal), memasang hardware komputer dan mencari setting yang tepat supaya komputer bekerja memberikan hasil maksimal untuk folding adalah kegiatan rutin seorang folder.

Sekilas terlihat notifikasi private message forum di layar, ternyata dari DK sesama folder yang tinggal di kota yang sama dan rajin hadir setiap ada gathering kecil. DK si gadis ceria asal Garut-Jawa Barat dengan bulu-bulu halus di lengan putihnya yang menggairahkan… ah sorry salah fokus cerita, he… he…


“Kak, saya bisa minta tolong setting komputer saya buat mining? Bingung baca intruksinya. Apa sih maksudnya?” di awal pesannya, si Nona cantik meminta tolong beberapa unit komputer foldingnya di settingkan untuk menambang sesuatu benda aneh bernama Bitcoin.



Sambil membaca-baca link website yang diberikan dan melakukan riset kecil tentang bitcoin akhirnya dapat beberapa dokumentasi untuk memulai mining, dan dengan bersemangat segera memacu Suzuki Shogun 1996 menuju rumah DK, beberapa jam kemudian ditemani es teh dan bulu-bulu halus... eh... wafer vanilla, komputer mulai aktif mining di slushpool. Sambil memantau suhu PC-nya dan ngobrol-ngobrol, DK semangat bercerita tentang sistem bitcoin yang baru dikenalnya. Dari hasil riset singkatku, sebenarnya cukup banyak yang kutahu tapi sengaja ku berpura-pura tidak mengerti supaya bisa menikmati wafer itu lebih lama...

Setelah mengunduh wallet, malamnya DK mengirimkan 100 BTC sebagai terima kasih atas bantuanku. Saat itu harga 1 BTC tidaklah mencapai U$ 1 dan sulit mencari tempat tukarnya jadi setelah membuat akun MTGox seperti saran DK kubiarkan saja bitcoin-bitcoin imut itu didalam wallet dan sibuk beraktifas seperti biasa, bermain game dan trading forex untuk mengisi waktu luang.

Mei 2011, tawaran pekerjaan di kota lain membuatku sibuk dengan aktifitas pindahan dan adaptasi dengan pekerjaan baru menunda minatku untuk meneliti bitcoin lebih dalam lagi, sampai akhirnya Juni 2011 datang email dari DK menanyakan kabar dan menyinggung harga bitcoin yang menyentuh U$ 10… Ding.. Benarkah?



Seperti insting laba-laba spiderman mencium bahaya, naluri trader forex-ku langsung terusik, langsung kuhabiskan waktu untuk riset tambahan, membuat akun bitcointalk, login akun di MTGox dan menenggelamkan diri trading dengan perasaan waspada yang disebabkan perubahan harga harian yang dahsyat dan belum pernah kualami dalam trading forex. Minggu itu, harga berfluktuasi sampai mencapai $30/BTC sebelum jatuh kembali di level $10 dalam beberapa hari. Keuntungan yg didapat membuat bitcoin imutku mendapat sekumpulan teman baru untuk menemani hari-hari sepi di dalam wallet, (sayang bitcoin tidak dapat menikah, kalau boleh kan sudah ramai walletku dengan tangis dan tawa ceria bitcoin-bitcoin kecil yg bermain berlarian dari satu address ke address lain).

Hasratku untuk trading terhambat oleh kesibukan pekerjaan baru dan kejadian hacking MTGox yang membuat harga dan volume trading bitcoin jatuh ke titik terendah. Bitcoin imutku dapat menikmati liburan panjangnya dengan santai tanpa harus berpindah pemilik yg belum tentu setamfan pemiliknya sekarang.

Hari berganti, bulan demi bulan berlalu, rutinitas pekerjaan dan keluarga membuatku tidak berpikir lagi tentang bitcoin. Sampai pertengahan 2012, ada teman bermain game online yang meminta tolong membelikan game di situs online karena akun paypalnya tidak terverifikasi dan ku melihat banner kecil “pay with bitcoin” di sudut kiri halaman checkout yang segera ku klik karena penasaran dan mengirimkan jumlah BTC yang tertera dari wallet diiringi isak tangis bitcoin imutku yang harus berpisah dengan sebagian sahabatnya. Sebagian lagi bitcoin itu dengan berat hati kupaksa pindah ke wallet orang gak tamfan untuk membeli beberapa alat mining bitcoin.

Transaksi pertama di tahun 2012 itu membuatku kembali memulai aktifitas trading bitcoin walau dengan intensitas tidak terlalu tinggi karena sulitnya menukarkannya menjadi rupiah, dan sulitnya menarik dollar dari exchange. Dalam beberapa penarikan, berbagai cara ku ujicoba mulai dari transfer ke paypal, pakai perantara sampai transfer antar rekening bank, tapi total biaya yg harus dibayar mulai dari $25 sampai pernah dipotong Rp 1,6 juta oleh pihak bank, dengan waktu 4-16 hari dibutuhkan mulai dari penarikan dari exchange sampai menjadi rupiah. Belum lagi tidak sampainya uang transfer ke rekening karena pihak penukar ternyata hanya penipu, pusing pala berbi menghadapinya... eh waktu itu belum ada istilah itu ya?

Tahun 2013 berlalu dengan menggairahkan gelora darah muda, harga bitcoin kembali ke $30 seperti 2011 dan dalam hitungan bulan menembus angka $100, cryptocurrency lain mulai berkembang dan menarik potensi tradingnya dan mulai sedikit adu nyali investasi di altcoin, tapi permasalahan di exchange MTGox dan kerumitan penarikan tetap menjadi hambatan besar, sampai akhirnya di pertengahan-akhir 2013 ada kabar gembira kulit manggis sudah bisa diextract… wakaka… bukan itu tapi beberapa startup dan usaha jual-beli bitcoin asal Indonesia seperti bitcoin dot co dot id akan dibuka, bersamaan dengan itu harga bitcoin berfluktuasi tajam dan dengan volume yang makin besar aktifitas trading menjadi sangat menguntungkan. Kalau tidak salah ingat, Desember 2013 bitcoin dot co dot id akhirnya dibuka dan si tamfan menjadi lebih tamfan karena tidak dipusingkan lagi dengan aktifitas trading dan penarikannya.

Segera waktu banyak kuhabiskan memandang layar market bitcoin dengan foto profil hitam-putih yg gak ganteng di sudut kanan atas (bagaimana sih ganti foto ini, males cari link upload foto profilnya), mencairkan hasilnya kalau sedang ada rejeki dagang yang akhirnya bisa mengganti Shogun tua dengan kuda baru bernama Revo dan Mio J. Mudik lebaran dan butuh dana mendadak saat ponakan di kampung minta jajan jadi lebih cepat di transfer karena bitcoin transfer kurang dari 24 jam saat withdraw. Berkenalan dengan pegawai pegadaian manis tapi berkumis (Satpam maksudnya... hihi) waktu ada rejeki beli emas buat perayaan 10 th perkimpoian, menyenangkan hati istri yang sudah sabar duit belanjanya dipinjam buat trading (kenapa pegadaian? Karena cuma inilah sekolah barang yang dipercaya saat kepepet nunggu lamanya transferan dari MTGox). Jadi cerita suksesku berdagang cryptocurrency dengan bitcoin sebenarnya bukan cerita sukses tapi lebih ke cerita syukur dengan adanya exchange asli Indonesia ini.. jadi Terima kasih Tong Fang, he… he... Terima kasih bitcoin.