Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

act.idAvatar border
TS
act.id
Wakaf Air, Solusi Kekeringan di Gunungkidul


YOGYAKARTA – Bicara kekeringan, Kabupaten Gunungkidul menjadi satu daerah yang kerap menjadi langganan bencana kekeringan setiap tahun. Badan Penanggulangan Bencana Daerah DIY, tahun 2015 lalu mendata hampir seluruh kecamatan di Gunungkidul mengalami kekeringan yang mengakibatkan ratusan ribu warga terdampak.

Berbagai cara dilakukan untuk membantu warga Gunungkidul mendapatkan air bersih. Salah satu yang sering dilaksanakan adalah program penyaluran air bersih menggunakan mobil tangki air. Model respon kekeringan seperti ini memang menjadi satu cara paling cepat untuk memenuhi kebutuhan warga yang terdampak kekeringan di manapun. Namun faktanya kondisi (kekeringan) itu terus berlangsung rutin setiap tahunnya. Karenanya diperlukan satu terobosan baru untuk mengatasi masalah itu untuk kepetingan jangka panjang dan berkelanjutan.

Aksi Cepat Tanggap (ACT) dengan program “Wakaf Tunai: Air” (Wakaf Air) menginisiasi satu program yang ingin memberi solusi jangka panjang bagi masalah kekeringan ini. Beberapa implementasi Wakaf Air berupa pembuatan sumur dan sarana instalasi sanitasi air sudah dimulai tahun lalu di Muaro Jambi dan Jambi, serta masih berlangsung di Pulau Alor.

Wilayah Gunungkidul juga tak luput dari program ini. Melalui ACT Cabang Yogyakarta program Wakaf Air juga sudah ditunaikan dengan menghadirkan sumur bor di Kompleks PAUD, KB, TKIT, dan SDIT Permata Bangsa di Dusun Munggur, Desa Ngipak, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul.

Desa Ngipak adalah desa berpenduduk sekitar 4.000 jiwa dengan kondisi alam pegunungan yang kering. Mayoritas penduduknya hanya berpendidikan hingga tingkat SD dan SMP, dengan mata pencaharian sebagai buruh dan petani.

Tim pelaksana program Wakaf Air – ACT Yogya, Erna Sutamini, mengatakan bahwa pembuatan sumur di kompleks sekolah islam terpadu ini berlangsung sangat tepat. Dikerjakan di akhir Desember lalu, dan kini sudah dapat dimanfaatkan oleh penghuni sekolah dan warga sekitar kompleks sekolah Permata Bangsa.

Selama ini sekolah memang belum memiliki sumur sendiri sehingga ketika membutuhkan air sering meminta ke warga sekitar. Jika musim kemarau tibah air bertambah sulit untuk didapatkan. Sumur warga juga mengering. “Sumur bor ini lebih dalam dibandingkan sumur gali yang kedalaman maksimalnya hanya 20 m,” jelas Erna.

“Kami berterima kasih kepada donatur dan ACT atas wakaf sumur ini. Alhamdulillah, sejak hadirnya sumur kebutuhan kami dan warga di sini akan air bersih terpenuhi. Semoga pahala wakaf sumur ini terus mengalir seperti air yang dihasilkan,” Teguh Wiyono, Sekretaris Yayasan Bakti Insan Mandiri yang menaungi sekolah.

Ayo Berpartisipasi





Wakaf
0
1.1K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.