Semua yang saya tulis dalam thread ini benar-benar kejadian nyata yang saya alami saat libur sekolah kemarin di sekitar desa rumah saya
TS ingin membagikan ini di lonje karena TS ingin trit ini dibaca oleh semua kaskuser sekalian, dan alasan TS baru posting hari ini walaupun sudah beberapa minggu berlalu adalah karena TS lupa akan rencana TS buat bikin ini trit. Kebetulan juga tadi pagi saya ketemu sama itu anak lagi dan saya baru ingat kembali akan rencana saya bikin ini trit. Maaf sebelumnya
Berhubung banyak yg pm ane minta mulustrasi, ane ga bisa nurutin permintaan agan-agan sekalian, mengingat melakukan hal tersebut sama halnya dengan menyebarkan aib anak tersebut. Jadi sekiranya ane juga ga mau ikut berdosa gan. Ane bener-bener ga mau ngerusak masa depan itu anak. Seandainya agan sekalian memaksa, ane hanya bisa kirim pict ke 1 ID saja (yang terpercaya di kaskus), ntar pendapatnya ane taruh di pejwan kalo trit ini benar-benar nyata
Quote:
Quote:
Jadi gini gan ceritanya, Beberapa minggu yang lalu sewaktu saya lagi di perempatan jalan sambil nungguin lampu merah nih. Kebetulan ane liat seorang anak SD lagi jualan koran walaupun dari segi penampilan kelihatannya dia bukan dari keluarga yg kurang mampu (maaf). Kalo TS prediksi, mungkin ini anak masih seusia anak SD kelas 2 atau 3. Dalam hati ane salut karena ini anak. "Mungkin buat cari tambahan uang saku di hari libur kali ya" hati saya berkata seperti itu. Tapi bukankah hal semacam ini tidak diperbolehkan mengingat "Anak dibawah usia 17 tahun dilarang untuk bekerja". Tapi saya gak peduliin itu dan tetap dengan rasa salut buat itu anak. Saya coba mendekat ke si anak penjual koran itu dengan dalih mau membeli koran sekaligus mau bertanya tentang keadaannya.
Jadi gini percakapannya (seingatnya aja ya gan)
Quote:
TS = T
Anak SD = A
T : dek, korannya berapa?
A : 6ribu pak
T : Iya dek, saya beli 1
Saat itu saya langsung bayar harga korannya pake uang 10rb. dan ketika si anak memberikan uang kembalian ke saya. Saya baru bertanya lagi
T : dek, kamu jualan koran disuruh siapa dek?
A : saya sendiri pak yang minta, kebetulan tetangga saya agen koran sama majalah.
T : jadi kamu sendiri yang minta? kan ini hari libur. kok gak main sama temen-temenmu saja kamu ini
A : enggak pak, ini saya nggak sendiri kok. itu disana ada teman saya juga (sambil nunjuk di sisi lain perempatan jalan)
Saat ini juga saya merasa tertarik dan ikut duduk di trotoar bersebelahan dengan si anak tersebut
T : wah, saya kira sendiri. lah terus uang hasil kamu ini kamu mau buat apa?
A : buat uang saku saya liburan pak, karena di hari libur bapak enggak kasih uang saku
dari sini dugaan TS mulai dibenarkan.
selama 20 menit saya ngobrol sama ini anak, ternyata dia berjualan koran tidak hanya di hari libur, di hari sekolahpun dia masih berjualan. tapi tak sampai jam setengah 7 saja.
dan yang mengejutkan adalah pertanyaan terakhir yang saya ajukan
T : oh, terus cita-citamu apa dek? kan sayang sekali kalo cuma diselesaikan di SMA saja (dari sini mungkin ente sudah paham keadaannya)
A : saya ingin kuliah pak, karena saya kalo jualan gini sempat baca juga. Saya ingin jadi Koruptor pak. hampir setiap hari diliput di koran. kerjanya cuma tidur dapat uang banyak, terus gak perlu jualan koran kaya begini.
Ane ga habis pikir, dari sini ane beri penjelasan kalo Korupsi itu ga baik. Makan uang rakyat. Disini juga ane tertegun. Kok bisa ya? anak sekecil ini mengerti hal seperti itu. Tapi ane menyadari juga kalo dia setiap hampir setiap hari bawa koran. Pastilah sekali-dua kali melihat berita seperti itu. Sesaat itu pula saya minta pamit dari si anak tersebut mengingat sudah waktunya saya berangkat bekerja
Selama di kantor, saya terus berfikir. Mengingat bahwa pada zaman kecil dulu yang namanya cita-cita pasti kalo ga Polisi, Guru, Tentara, Dokter (yang ini sampe ada lagunya si Susan), tapi mengapa sampai itu anak bermimpikan ingin menjadi seorang Pejabat yang Korupsi?
Dan yang jadi pertanyaan saya adalah satu, mengapa pemerintah sering mengadakan seminar mengenai revolusi mental ke pemuda-pemudanya?
Sedangkan dalam istilah "Ing Ngarso Sung Tulodho", yang di depan tidak menjadi contoh yang baik dengan bersifat tidak adil
Dan ane juga ambil kesimpulan, secara bagaimana anak-anak memandang dunia adalah mereka dunia ini cukup Indah dan membahagiakan. Jadi yang mereka tau ketika membaca berita yg di siarkan di media, mungkin dia mengira bahwa menjadi Koruptor itu enak, Sel tahanan yg ber-AC, ada akses internet, Bisa jalan-jalan, kerjanya tidur namun dapat uang.
Spoiler for PENUTUP:
Quote:
perlu saya tekankan, bahwa inti cerita yg saya di tulis diatas adalah kisah nyata TS. namun dengan catatan bahwa setiap dialog yg saya ketikkan diatas entah itu dari dialog TS ataupun si anak SD tersebut tidaklah sama pasti mengingat kejadian itu sudah terjadi beberapa minggu yang lalu, sehingga TS menulisnya mungkin tidak seperti bahasa seorang anak SD. Namun perlu saya tekankan lagi bahwa kisah ini Benar-Benar nyata. dengan hikmah bahwa jangan pernah melupakan petuah dari Ki Hajar Dewantara bahwa ING NGARSA SUNG TULADHAjadilah contoh yang baik terlebih dahulu sebelum kamu ingin meluruskan generasi penerus bangsa ini dengan. Karena tidak akan ada seorangpun yang mau diberi cara Diet oleh orang yang badannya masih Gemuk
Spoiler for Hikmah tambahan dari Komeng:
Quote:
Original Posted By cmbt002►pembelajaran buat media..
jangan hanya memberitakan yang negatif - negatif saja demi rating
coba dimulai dengan yang positif sepert prestasi dan pencapaian.
Quote:
Original Posted By darkrevenant►Ironis dan mengiris hati.. Kasihan anak-anak dan cucu-cucu kita nanti ga mengerti ini semua dan mereka cita-citanya jadi koruptor semua
Bukti bahwa pendidikan gagal, dan hukum yang gagal di Indonesia. Bagaimana rakyat Indonesia bisa bangga dengan negara sendiri kalau tiap hari yang diberitakan korupsi
Quote:
Original Posted By ola3101►Belum beberapa lama dosen ane pernah ngomong di depan kelas, seharusnya media itu membatasi berita-berita tentang kriminal. Harus ada, cuman jumlahnya yang minimal dan di kolom kecil *kalau koran* atau hanya sebentar *televisi* karena beberapa research membuktikan bahwa masyarakat cenderung bertindak seperti apa yang mereka lihat *dari media*.
Di negara apa *ane lupa namanya* kata dosen ane tingat kriminalitasnya sangat kecil, kenapa begitu? ternyata pemerintah melarang media untuk memberitakan tindak kriminal secara berlebihan, selebihnya berita yang bagus-bagus.
Tapi, apa yang terjadi di Indonesia? Justru kebalikan, berita kriminal jadi highlight dan dipajang besar sedangkan pencapaian prestasi hanya pada kolom kecil yang nyaris tak terlihat.
Ane gak nyalahin media atau siapapun, toh media begitu juga karena permintaan masyarakatnya *istilahnya kalo gak berita kriminal gak laku, gak laku berarti pendapatan berkurang [Ada supply ada demand]* kalo memang kita hendak mengubah media di negeri ini, ya mulai dari diri sendiri lah... Kalo ada berita tentang tindak kriminal, cukup di baca/lihat sekali, gak usah dibahas terlalu detil sampai dibuat segmen diskusi dan debatnya. YOLO [You Only Live Once] gan/sis, di bawa enjoy aja...
Quote:
Original Posted By crazythings►klo mau disalahin juga semua salah dari orng yg korupsi nya itu sendiri, media yg isinya negatif semua, dan juga lingkungan buay dukung itu semua. jadi semuanya harus aksi ngerubah jd lebih baik jgn hanya ngandelin pemerintah aja
Quote:
Original Posted By kopipamaceti►Beritakan yang baik2, kalo ada koruptor ketangkep, hukum yang berat, setelah dihukum baru beritakan. Jangan koruptor diberitain aja terus tapi dihukum kagak
Spoiler for Update 9 September 2016:
Quote:
ane ucapin terima kasih buat yg udah kirimin cendol
maaf ane ga bisa balikin satu-persatu. masih abu gosok