- Beranda
- Berita dan Politik
Siapa Pemberi Racun di kopi dan Pembunuh ?
...
TS
ketua.komnasham
Siapa Pemberi Racun di kopi dan Pembunuh ?
Quote:
Siska datang lebih dulu langsung memesan 3 jenis minuman, es Vietnam kopi, cocktail, dan fashioned sazarec.
"Siska datang duluan kemudian pesan 3 jenis minuman dan langsung dibayar sekitar pukul 16.09 WIB," ujar Suyatno di Jakarta, Jumat (8/1/2016).
40 Menit kemudian, Mirna datang bersama Hani. Namun baru minum es Vietnam kopi beberapa sedotan, Mirna langsung kejang-kejang.
"Siska datang duluan kemudian pesan 3 jenis minuman dan langsung dibayar sekitar pukul 16.09 WIB," ujar Suyatno di Jakarta, Jumat (8/1/2016).
40 Menit kemudian, Mirna datang bersama Hani. Namun baru minum es Vietnam kopi beberapa sedotan, Mirna langsung kejang-kejang.
Kok aneh banget si Sisca, pesen minuman buat temen2nya sekalian?!!
Fix pembunuhnya Sisca, mungkin dipikir reaksi racunnya masih lama kali..
gwa duga ini HCN, karena cepat menguap dan terinhalasi ke jaringan pernapasan yang kemudian menuju ke seluruh aliran darah di tubuh melalui jantung..
Bahkan pemilik cafe mencoba meneteskan kopi mirna di tangan langsung mual dan tangan kebas.
Berarti diduga kuat temannya ini yang menaruh racun di kopi mirna. Ga mungkin kalo racun itu berasal dari gerai kopinya. Soalnya tuh kopi kan langsung di bikin si hadapan si tamu. Harus cek CCTV tuh.
Rute paparan racun ga hanya melalui penyerapan dan metabolisme di usus. Bisa juga melalui inhalasi ke paru-paru, dan kulit. Kemungkinan molekul racun yang digunakan mudah menguap, jadi sangat cepat masuk ke aliran darah karena terinhalasi ke paru-paru.
Quote:
“Kita sudah ambil sedikit sampel enam kopi
untuk dicek di laboraturium. Diantara enam
kopi tersebut ada satu kopi yang ditemukan
mengandung zat sianida,” tutur Dirkrimum
Polda Metro Jaya Kombea Krishna Murti,
Minggu (10/1/2016).
untuk dicek di laboraturium. Diantara enam
kopi tersebut ada satu kopi yang ditemukan
mengandung zat sianida,” tutur Dirkrimum
Polda Metro Jaya Kombea Krishna Murti,
Minggu (10/1/2016).
Quote:
TERUNGKAP: Dalam Kopi Mirna Ada 15 Gram Racun Sianida
TEMPO.CO,Jakarta- Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri sudah mengeluarkan hasil pemeriksaan sampel kopi yang diminum oleh Wayan Mirna Salihin. Hasilnya, dari sampel kopi itu ditemukan 15 gram racun siandia.
"Dari hasil sampel yang dikirim ke Labfor, ditemukan kandungan sianida sebanyak 15 gram," kata Kepala Pusat Laboratorium Forensik Polri, Brigadir Jenderal Alex Mandalika, saat dihubungi Tempo, Sabtu, 16 Desember 2016.
Sebagai perbandingan, 90 miligram sianida, bisa menyebabkan kematian pada orang dengan berat badan 60 kilogram. 90 miligram, jika dalam bentuk cairan, butuh sekitar tiga hingga empat tetes saja. Sedangkan 15 gram, sekitar satu sendok teh. "Bayangkan saja banyakan mana 90 miligram dengan15 gram," katanya.
Alex mengatakan informasi ini sudah disampaikan kepada Polda Metro Jaya untuk ditindaklanjuti sejak empat hari lalu.
Wayan Mirna Salihin, 27 tahun, tewas setelah menegak es kopi Vietnam, di Kafe Olivier, Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Menurut keterangan polisi, kopi yang diminum Mirna sudah dipesankan sebelumnya oleh temannya, Jessica Wongso.
Jessica sendiri sudah dipanggil untuk menjalani pemeriksaan di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya hingga Kamis dinihari, 14 Januari 2016 lalu
Sumber.
Quote:
Siapa Meracun Mirna? Kopi Sisanya Bikin Pemilik Kafe Muntah
Suara.com - Proses kematian Wayan Mirna Salihin (27) dipastikan terjadi secara tidak wajar.
Polisi memastikan Mirna meninggal secara tak wajar karena hanya terjadi beberapa menit setelah meminum es kopi Vietnam di kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (6/1/2016). Sebelum meninggal, dia kejang dan tak sadarkan diri. Padahal, Mirna tidak punya riwayat gangguan kesehatan.
Polisi terus mendalami sebab kematian pengantin baru itu.
Misteri Kematian Mirna, Tiba Di Kafe Dia Langsung Disodori Kopi
Dari penjelasan pemilik kafe, kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti, ada yang mencurigakan dalam es kopi sisa yang diminum Mirna.
"Pemilik cafe mencicipinya, dia pakai sedotan diletakkan di tangannya terasa kebas, dia juga minum sedikit, terus setengah jam kemudian terasa mual, dan pemilik cafenya muntah-muntah," kata Krishna di Polda Metro Jaya, Minggu (10/1/2016).
Padahal, menurut keterangan pemilik kafe, proses penyajian kopi dilakukan sesuai prosedur dan diawasi sehingga mustahil es kopi tersebut kemasukan racun saat proses pembuatan.
Misteri Kematian Mirna, Sejam Autopsi Lambung dan Hatinya
"Kopinya itu dibuat langsung di depan customer," kata Krishna.
Sekarang polisi belum dapat menyimpulkan sebab kematian Mirna. Keterangan saksi, sampel kopi, dan hasil autopsi terhadap lambung dan hati Mirna yang juga ditemukan zat tertentu, sekarang diteliti pusat laboratorium dan forensik Polri.
"Nanti akan kami analisis seluruhnya, termasuk juga soal yang memesan kopi itu bukan Mirna, tapi rekannya. Semua akan dijadikan resume oleh penyidik, prarekon hingga didapat kronologis peristiwa. Jadi tidak bisa berasumsi," katanya.
Rabu itu, Mirna berada di kafe Olivier bersama dua teman. Ketika tiba di lokasi, di meja sudah ada kopi, termasuk air mineral.
Satu dari dua teman Mirna, sampai hari ini belum dapat dimintai keterangan. Tetapi, polisi akan tetap memeriksanya, panggilan sudah dilayangkan.
Sumber
Suara.com - Proses kematian Wayan Mirna Salihin (27) dipastikan terjadi secara tidak wajar.
Polisi memastikan Mirna meninggal secara tak wajar karena hanya terjadi beberapa menit setelah meminum es kopi Vietnam di kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (6/1/2016). Sebelum meninggal, dia kejang dan tak sadarkan diri. Padahal, Mirna tidak punya riwayat gangguan kesehatan.
Polisi terus mendalami sebab kematian pengantin baru itu.
Misteri Kematian Mirna, Tiba Di Kafe Dia Langsung Disodori Kopi
Dari penjelasan pemilik kafe, kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti, ada yang mencurigakan dalam es kopi sisa yang diminum Mirna.
"Pemilik cafe mencicipinya, dia pakai sedotan diletakkan di tangannya terasa kebas, dia juga minum sedikit, terus setengah jam kemudian terasa mual, dan pemilik cafenya muntah-muntah," kata Krishna di Polda Metro Jaya, Minggu (10/1/2016).
Padahal, menurut keterangan pemilik kafe, proses penyajian kopi dilakukan sesuai prosedur dan diawasi sehingga mustahil es kopi tersebut kemasukan racun saat proses pembuatan.
Misteri Kematian Mirna, Sejam Autopsi Lambung dan Hatinya
"Kopinya itu dibuat langsung di depan customer," kata Krishna.
Sekarang polisi belum dapat menyimpulkan sebab kematian Mirna. Keterangan saksi, sampel kopi, dan hasil autopsi terhadap lambung dan hati Mirna yang juga ditemukan zat tertentu, sekarang diteliti pusat laboratorium dan forensik Polri.
"Nanti akan kami analisis seluruhnya, termasuk juga soal yang memesan kopi itu bukan Mirna, tapi rekannya. Semua akan dijadikan resume oleh penyidik, prarekon hingga didapat kronologis peristiwa. Jadi tidak bisa berasumsi," katanya.
Rabu itu, Mirna berada di kafe Olivier bersama dua teman. Ketika tiba di lokasi, di meja sudah ada kopi, termasuk air mineral.
Satu dari dua teman Mirna, sampai hari ini belum dapat dimintai keterangan. Tetapi, polisi akan tetap memeriksanya, panggilan sudah dilayangkan.
Sumber
Quote:
Quote:
Pemilik Kafe Sempat Cicipi Kopi yang Diminum Mirna, Hasilnya Tangan Kebas dan Mual-mual
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang saksi sempat meneteskan kopi usai Wayan Mirna Salihin (27) tewas di sebuah kafe di Grand Indonesia Jakarta Pusat. Dan hasilnya setelah kopi diteteskan, tangan saksi yang adalah pemilik cafe langsung merasakan kebas hingga setengah jam. Lalu saksi sempat mual.
"Kami dapatkan keterangan saksi yang signifikan. Jadi usai Mirna kejang-kejang, kopi yang diminum diamankan dan saksi ini meneteskan kopi ke tangannya menggunakan sedotan," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krishna Murti, Minggu (10/1/2016) di Polda Metro Jaya, Jakarta.
Menurut Krishna saat membuat kopi, sang pemilik kafe mengaku membuatkan minuman tersebut di hadapan pelanggan yang juga adalah teman Mirna yang terlebih dulu datang ke kafe tersebut.
"Kopinya itu dibuat langsung di depan customer. Nanti akan kami analisis seluruhnya termasuk juga soal yang memesan kopi bukan Mirna tapi rekannya. Semua akan dijadikan resume oleh penyidik, pra rekon hingga didapat kronologis peristiwa. Jadi tidak bisa berasumsi," tegasnya.
Untuk diketahui, Mirna meninggal usai meminum kopi es Vietnamens di Restoran Olivia di West Mall Grand Indonesia lantai ground floor, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (6/1/2016) lalu.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, Ajun Komisaris Besar Siswo mengatakan pihaknya sudah mengirim beberapa sampel untuk diperiksa di Laboratorium Forensik Mabes Polri, antara lain cairan dari lambung korban, lalu gelas pakai, dan cairan kopi vietnamens tersebut. Selain itu untuk keterangan awal, pihaknya juga sudah memeriksa 5 saksi yakni 3 pegawai dan 2 rekan korban.
Kronologis peristiwa itu dimulai pukul 16.09 WIB, di mana rekan korban, Siska datang ke gerai tersebut pertama kali.
Saat Siska datang, korban dan satu rekan lainnya belum datang, yakni Hani.
Namun, Siska sudah memesankan minum untuk keduanya. Dia memesan es Vietnam kopi untuk Mirna (korban). Sedangkan untuk dirinya dan Hani, dipesankan Cocktail dan Fashioned Sazerac.
Lalu, Siska pula yang membayar seluruh minuman itu. Selanjutnya, Mirna dan Hani datang 40 menit kemudian, sekitar pukul 17.00 WIB.
Kemudian, korban minum es Vietnam kopi, tapi setelah minum satu sedotan korban langsung kejang-kejang. Dia lekas dibawa ke klinik di mal itu.
Selanjutnya dibawa ke rumah sakit Abdi Waluyo Menteng, Jakarta Pusat dan meninggal tak lama kemudian.
Jenazah Mirna sempat dimakamkan di rumah duka RS Dharmais, Jakarta Barat dan sudah diautopsi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Sumber
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang saksi sempat meneteskan kopi usai Wayan Mirna Salihin (27) tewas di sebuah kafe di Grand Indonesia Jakarta Pusat. Dan hasilnya setelah kopi diteteskan, tangan saksi yang adalah pemilik cafe langsung merasakan kebas hingga setengah jam. Lalu saksi sempat mual.
"Kami dapatkan keterangan saksi yang signifikan. Jadi usai Mirna kejang-kejang, kopi yang diminum diamankan dan saksi ini meneteskan kopi ke tangannya menggunakan sedotan," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krishna Murti, Minggu (10/1/2016) di Polda Metro Jaya, Jakarta.
Menurut Krishna saat membuat kopi, sang pemilik kafe mengaku membuatkan minuman tersebut di hadapan pelanggan yang juga adalah teman Mirna yang terlebih dulu datang ke kafe tersebut.
"Kopinya itu dibuat langsung di depan customer. Nanti akan kami analisis seluruhnya termasuk juga soal yang memesan kopi bukan Mirna tapi rekannya. Semua akan dijadikan resume oleh penyidik, pra rekon hingga didapat kronologis peristiwa. Jadi tidak bisa berasumsi," tegasnya.
Untuk diketahui, Mirna meninggal usai meminum kopi es Vietnamens di Restoran Olivia di West Mall Grand Indonesia lantai ground floor, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (6/1/2016) lalu.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, Ajun Komisaris Besar Siswo mengatakan pihaknya sudah mengirim beberapa sampel untuk diperiksa di Laboratorium Forensik Mabes Polri, antara lain cairan dari lambung korban, lalu gelas pakai, dan cairan kopi vietnamens tersebut. Selain itu untuk keterangan awal, pihaknya juga sudah memeriksa 5 saksi yakni 3 pegawai dan 2 rekan korban.
Kronologis peristiwa itu dimulai pukul 16.09 WIB, di mana rekan korban, Siska datang ke gerai tersebut pertama kali.
Saat Siska datang, korban dan satu rekan lainnya belum datang, yakni Hani.
Namun, Siska sudah memesankan minum untuk keduanya. Dia memesan es Vietnam kopi untuk Mirna (korban). Sedangkan untuk dirinya dan Hani, dipesankan Cocktail dan Fashioned Sazerac.
Lalu, Siska pula yang membayar seluruh minuman itu. Selanjutnya, Mirna dan Hani datang 40 menit kemudian, sekitar pukul 17.00 WIB.
Kemudian, korban minum es Vietnam kopi, tapi setelah minum satu sedotan korban langsung kejang-kejang. Dia lekas dibawa ke klinik di mal itu.
Selanjutnya dibawa ke rumah sakit Abdi Waluyo Menteng, Jakarta Pusat dan meninggal tak lama kemudian.
Jenazah Mirna sempat dimakamkan di rumah duka RS Dharmais, Jakarta Barat dan sudah diautopsi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Sumber
Hipotesa dan Analisa:
Quote:
Quote:
Original Posted By RyoEdogawa►Bagi yang beropini ttg racun bahwa reaksinya cepat ato lambat, itu semua tergantung dosis (kadarnya) dan juga cara masuknya ke tubuh. Racun yg mematikan, tp dosis kecil (bukan dosis letal), tentu tidak lgs menyebabkan kematian, hitungannya bisa jam sampai hari, tgt penanganannya. Tp klo dosis letal, hitungan menit bisa lgs menyebabkan kematian.
Sebaiknya jgn beropini ttg racun dulu deh, sama2 kita tunggu hasil otopsi dan toksikologi
Sebaiknya jgn beropini ttg racun dulu deh, sama2 kita tunggu hasil otopsi dan toksikologi
Quote:
Original Posted By baratayudha17►
Sianida juga merupakan salah satu racun mematikan yang paling terkenal. Dianggap mematikan karena reaksinya yang sangat cepat. Hanya satu sendok teh murni sianida yang dilarutkan dalam air dapat membunuh manusia dalam beberapa detik setelah konsumsi lewat serangan sesak napas. Racun ini bereaksi dalam tubuh dengan memblokir salah satu enzim dari rantai perpindahan elektro, menyebabkan masalah dalam respirasi, sehingga kita akan menghadapi kematian karena sesak napas. Reaksi ini juga sangat menyakitkan, karena penderita akan mengalami kelumpuhan pada otot jantung yang membuat jantung tidak bisa memompa. Selain pestisida dan insektisida, sianida juga terkandung dalam asap tembakau, asap dari kebakaran bangunan dan beberapa makanan, seperti kacang almond, aprikot kernel, biji apel, dan singkong. Keracunan ini sebenarnya jarang terjadi, namun jika seseorang terkena racun ini harus sesegera mungkin diambil tindakan yang tepat demi menyelamatkan jiwa.
Sianida dapat menimbulkan banyak gejala pada tubuh, termasuk pada tekanan darah, penglihatan, paru, saraf pusat, jantung, sistem endokrin, sistem otonom dan sistem metabolisme. Biasanya penderita akan mengeluh timbul rasa pedih dimata karena iritasi dan kesulitan bernafas karena mengiritasi mukosa saluran pernafasan. Gas sianida sangat berbahaya apabila terpapar dalam konsentrasi tinggi. Hanya dalam jangka waktu 15 detik tubuh akan merespon dengan hiperpnea, 15 detik setelah itu sesorang akan kehilangankesadarannya. 3 menit kemudian akan mengalami apnea yang dalam jangka waktu 5-8 menitakan mengakibatkan aktifitas otot jantung terhambat karena hipoksia dan berakhir dengankematian.Dalam konsentrasi rendah, efek dari sianida baru muncul sekitar 15-30 menit kemudian,sehingga masih bisa diselamatkan dengan pemberian antidotum. Tanda awal dari keracunansianida adalah sebagai berikut:
1.Hiperapneu sementara
2.Nyeri kepala
3.Dispneu
4.Kecemasan
5.Perubahan prilaku seperti agitasi dan gelisah
6.Berkeringat banyak, warna kulit kemerahan, tubuh terasa lemah dan vertigoTanda akhir sebagai ciri adanya penekanan terhadap CNS adalah koma dan dilatasi pupil,tremor, aritmia, kejang-kejang, koma penekanan pada pusat pernafasan, gagal nafas sampai henti jantung, tetapi gejala ini tidak spesifik bagi mereka yang keracunan sianida sehingga menyulitkan penyelidikan apabila penderita tidak mempunyai riwayat terpapar sianida.Karena efek racun dari sianida adalah memblok pengambilan dan penggunaan dari oksigen,maka akan didapatkan rendahnya kadar oksigen dalam jaringan. Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat warna merah terang pada arteri dan vena retina karena rendahnya penghantaran oksigen untuk jaringan. Peningkatan kadar oksigen pada pembuluh darah venaakan mengakibatkan timbulnya warna kulit seperti “cherry-red”, tetapi tanda ini tidak selaluada.
Ga kbayang klo dosis satu sendok makan... Tunggu hasil autopsi aja
Sianida juga merupakan salah satu racun mematikan yang paling terkenal. Dianggap mematikan karena reaksinya yang sangat cepat. Hanya satu sendok teh murni sianida yang dilarutkan dalam air dapat membunuh manusia dalam beberapa detik setelah konsumsi lewat serangan sesak napas. Racun ini bereaksi dalam tubuh dengan memblokir salah satu enzim dari rantai perpindahan elektro, menyebabkan masalah dalam respirasi, sehingga kita akan menghadapi kematian karena sesak napas. Reaksi ini juga sangat menyakitkan, karena penderita akan mengalami kelumpuhan pada otot jantung yang membuat jantung tidak bisa memompa. Selain pestisida dan insektisida, sianida juga terkandung dalam asap tembakau, asap dari kebakaran bangunan dan beberapa makanan, seperti kacang almond, aprikot kernel, biji apel, dan singkong. Keracunan ini sebenarnya jarang terjadi, namun jika seseorang terkena racun ini harus sesegera mungkin diambil tindakan yang tepat demi menyelamatkan jiwa.
Sianida dapat menimbulkan banyak gejala pada tubuh, termasuk pada tekanan darah, penglihatan, paru, saraf pusat, jantung, sistem endokrin, sistem otonom dan sistem metabolisme. Biasanya penderita akan mengeluh timbul rasa pedih dimata karena iritasi dan kesulitan bernafas karena mengiritasi mukosa saluran pernafasan. Gas sianida sangat berbahaya apabila terpapar dalam konsentrasi tinggi. Hanya dalam jangka waktu 15 detik tubuh akan merespon dengan hiperpnea, 15 detik setelah itu sesorang akan kehilangankesadarannya. 3 menit kemudian akan mengalami apnea yang dalam jangka waktu 5-8 menitakan mengakibatkan aktifitas otot jantung terhambat karena hipoksia dan berakhir dengankematian.Dalam konsentrasi rendah, efek dari sianida baru muncul sekitar 15-30 menit kemudian,sehingga masih bisa diselamatkan dengan pemberian antidotum. Tanda awal dari keracunansianida adalah sebagai berikut:
1.Hiperapneu sementara
2.Nyeri kepala
3.Dispneu
4.Kecemasan
5.Perubahan prilaku seperti agitasi dan gelisah
6.Berkeringat banyak, warna kulit kemerahan, tubuh terasa lemah dan vertigoTanda akhir sebagai ciri adanya penekanan terhadap CNS adalah koma dan dilatasi pupil,tremor, aritmia, kejang-kejang, koma penekanan pada pusat pernafasan, gagal nafas sampai henti jantung, tetapi gejala ini tidak spesifik bagi mereka yang keracunan sianida sehingga menyulitkan penyelidikan apabila penderita tidak mempunyai riwayat terpapar sianida.Karena efek racun dari sianida adalah memblok pengambilan dan penggunaan dari oksigen,maka akan didapatkan rendahnya kadar oksigen dalam jaringan. Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat warna merah terang pada arteri dan vena retina karena rendahnya penghantaran oksigen untuk jaringan. Peningkatan kadar oksigen pada pembuluh darah venaakan mengakibatkan timbulnya warna kulit seperti “cherry-red”, tetapi tanda ini tidak selaluada.
Ga kbayang klo dosis satu sendok makan... Tunggu hasil autopsi aja
Quote:
Original Posted By anarsakus►Polisi punya segudang skenario. Tànpa autopsipun ane yakin udah tau siapa penaruh racunnya. Tapi kalau terbukti racunnya ada. Makanya autopsi mutlak dilakukan bwt dasar pembuktian saja.
Kalaupun tidak ditemukan racunnya, ane kira polisi jiga sudah siap dengan skenario lain. Bahkan mungkin saja dua atau lebih skenario pengusutan dijalankan.
Polisi itu profesional, bukan sekedar 'KW" alias keyboard warrior yg lagi main game tebak-tebakan...
Kalaupun tidak ditemukan racunnya, ane kira polisi jiga sudah siap dengan skenario lain. Bahkan mungkin saja dua atau lebih skenario pengusutan dijalankan.
Polisi itu profesional, bukan sekedar 'KW" alias keyboard warrior yg lagi main game tebak-tebakan...
Diubah oleh ketua.komnasham 16-01-2016 17:41
0
26.7K
Kutip
189
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
672KThread•41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya