Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ts4l4saAvatar border
TS
ts4l4sa
Dunia Butuhkan 558.000 Pilot, Cessna jadikan Banyuwangi Pusat Sekolah Pilot Asteng
Dunia Butuhkan 558.000 Pilot, Cessna jadikan Banyuwangi Pusat Sekolah Pilot Asteng
source: https://cessnaflighttraining.kingschools.com/

Boeing: maskapai penerbangan komersial butuh 558.000 pilot baru
Selasa, 21 Juli 2015 05:55 WIB | 9.161 Views

New York (ANTARA News) - Maskapai penerbangan komersial perlu merekrut dan melatih 558.000 pilot baru selama 20 tahun ke depan untuk memenuhi meningkatnya permintaan perjalanan, menurut perkiraan Boeing yang dirilis pada Senin.

Sekitar 40 persen dari pilot komersial baru, atau 226.000, akan dibutuhkan di kawasan Asia Pasifik, menurut laporan tersebut, lapor AFP.

Permintaan serupa untuk teknisi perawatan pesawat, di mana akan ada kebutuhan untuk 609.000 karyawan baru. Asia Pasifik kembali membutuhkan porsi terbesar dengan 238.000 karyawan baru, atau 39 persen.

Penambahan staf akan diperlukan untuk menjalankan 38.000 pesawat baru yang diproyeksikan bertambah ke armada global selama 20 tahun ke depan, kata raksasa perusahaan ruang angkasa.

Boeing memiliki 17 kampus pelatihan di seluruh dunia.

"Tantangan memenuhi permintaan global untuk profesional maskapai penerbangan tidak akan bisa diatasi oleh satu perusahaan saja," kata Sherry Carbary, Wakil Presiden Boeing Flight Services.

"Produsen pesawat, maskapai penerbangan, produsen peralatan pelatihan, organisasi pengiriman pelatihan, lembaga regulator dan lembaga pendidikan semua melangkah untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan untuk melatih dan mensertifikasi para pilot dan teknisi."

Dibandingkan dengan prospek perusahaan 2014, permintaan pilot naik lebih dari empat persen dan permintaan untuk teknisi naik sekitar lima persen.

Setelah Asia Pasifik, Amerika Utara dan Eropa menempati tempat kedua dalam perkiraan terbaru Boeing untuk pilot, dengan 95.000 karyawan baru diproyeksikan direkrut selama 20 tahun berikutnya.

Mereka diikuti oleh Timur Tengah (60.000 pilot baru), Amerika Latin (47.000 pilot baru), Afrika (18.000 pilot baru) dan Rusia/CIS (17.000 pilot baru).

Amerika Utara di tempat kedua sejauh staf teknisi baru yang dibutuhkan dengan 113.000 teknisi, diikuti oleh Eropa (101.000 teknisi), Timur Tengah (66.000), Amerika Latin (47.000) dan Afrika dan Rusia/CIS (keduanya 22.000).
http://www.antaranews.com/berita/507...000-pilot-baru


Cessna Lirik Banyuwangi Jadi Pusat Pilot Asia Tenggara
SELASA, 04 AGUSTUS 2015 | 05:39 WIB

Dunia Butuhkan 558.000 Pilot, Cessna jadikan Banyuwangi Pusat Sekolah Pilot Asteng
Cessna Piper Navajo Chieftain.

TEMPO.CO , Banyuwangi:Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Perhubungan RI, Wahyu Satrio Utomo, mengatakan, perusahaan penerbangan Cessna akan menjadikan Loka Pendidikan dan Pengembangan Penerbang Banyuwangi (LP3B) sebagai pusat latihan pesawat Cessna di kawasan Asia Tenggara.

Selain pusat latihan, Cessna juga akan melengkapi sekolah pilot negeri tersebut dengan bengkel dan sentra perawatan pesawat Cessna terlengkap di Asia.

"LP3B dipilih karena dianggap telah memiliki infrastruktur yang layak dan sesuai dengan standar perusahaan tersebut," kata Wahyu Satrio dalam siaran pers yang dikirim Pemkab Banyuwangi kepada Tempo, Senin 3 Agustus 2015.

Satrio datang ke Banyuwangi dalam acara wisuda angkatan ke II LP3B di Banyuwangi.

Kelengkapan infrastruktur bukan satu-satunya alasan. Menurut Satrio, Cessna juga menilai manajemen yang dilakukan LP3B sudah profesional.

Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan kian serius untuk mengembangkan program baru di LP3B. Salah satunya program Instruktur Penerbang dan Flight operational officer yang dibuka tahun ini.

Kepala LP3B, Afen Sena mengatakan, pihaknya akan menambah sejumlah fasilitas. Di antaranya menambah tiga armada pesawat latih. "Tahun depan tambah lagi 16 unit pesawat, sehingga totalnya 25 unit," kata Afen.

Area sekolah juga diperluas dari 5 hektare menjadi 10 hektare. Perluasan ini untuk menambah hanggar dan asrama siswa. Dengan demikian kuota siswa yang semula hanya 120 orang, bisa menampung lebih banyak lagi.

Menurut catatan Tempo, gedung LP3B berada di kawasan Bandara Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi. Sekolah ini diresmikan pada 23 Desember 2013 dengan dana pembangunan dari APBN sebesar Rp 39 miliar.

Sebelumnya, sekolah pilot ini merupakan bagian dari jurusan Akademi Teknik KeselamatanPenerbangan (ATKP) Surabaya. Sebelum menjadi sekolah sendiri, ATKP menjadikan Bandara Blimbingsari, sebagai tempat praktik penerbangan.

LP3B merupakan fasilitas pendidikan pilot kedua milik pemerintah setelah sekolah serupa di Curug, Tangerang, Banten yang berdiri pada 1952.
http://nasional.tempo.co/read/news/2...-asia-tenggara


Lalu Lintas Penerbangan di Asia Tenggara Terpadat ke-5 di Dunia
Rabu, 29 April 2015 — 18:47 WIB

Dunia Butuhkan 558.000 Pilot, Cessna jadikan Banyuwangi Pusat Sekolah Pilot Asteng

JAKARTA (Pos Kota) – Perkembangan industri penerbangan di kawasan Asia Tenggara saat ini terbesar di dunia. Pesatnya pertumbuhan ekonomi dan industri pariwisata belakangan ini ternyata menjadi pemicu berkembangnya industri penerbangan tersebut.

“Pada 2025, diprediksi tren penerbangan sekitar 42 persennya berada di kawasan Asia,” kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DR. Andi Eka Sakya, M.Eng dalam pertemuan ‘Regional Forum on Meteorological Services for Aviation Safety in Southeast Asia, di kantor BMKG, Kemayoran, Rabu (29/4).

Menurut Andi, dari data International Airport Transport Association (IATA), lalu lintas penerbangan di Asia Tenggara menempati ke-5 terpadat di dunia. Namun, yang harus diingat, pada kenyataannya operasional penerbangan di Indonesia dan sebagian negara di kawasan Asia Tenggara sangat dipengaruhi oleh gangguan tropis seperti turbulensi, thunderstrom, badai tropis, dan aktivitas gunung api.

Tragedi Air Asia QZ8501 baru-baru ini menurut Andi mengingatkan kita kembali betapa kondisi cuaca di rute penerbangan berpengaruh serius terhadap penerbangan. Pertemuan hasil kerjasama BMKG dengan World Meteorological Organization (WMO) ini untuk mengidentifikasi dan membangun satu mekanisme kolaborasi di antara stakeholder penerbangan mencakup otoritas meteorologi, air traffic services, dan airlines. Tentunya untuk meningkatkan pelayanan meteorologi penerbangan sebagai kontribusi terhadap keselamatan, keteraturan, dan efisiensi penerbangan di kawasan Asia Tenggara.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Suprasetyo, menegaskan, tantangan besar dari pelayanan meteorologi penerbangan adalah memastikan keselamatan, keteraturan, dan efisiensi penerbangan. Semua ini untuk mendukung manajemen ruang udara yang fleksibel, peningkatan kewaspadaan situasional, dan pengoptimalan secara dinamis perencanaan rute penebangan.

“Karena itu, pentinga kerjasama di kawasan Asia Tenggara untuk memastikan semua penyedia informasi meteorologi penerbangan di kawasan Asia Tenggara agar dapat mengimplementasikan modul MET pada Global Air Navigation Plan (GANP) dan Aviaton System Block Uprgades (ASBU) ,” katanya yang dalam kesempatan itu mewakili Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan.

Menurutnya, mekanisme kerjasama antar komunitas penerbangan di kawasan Asia Tenggara, meliputi otoritas meteorologi, air traffic services, dan airlines, perlu dikembangkan untuk meningkatkan pelayanan meteorologi penerbangan sebagai kontribusi terhadap keselamatan, keteraturan, dan efisiensi penerbangan di kawasan Asia Tenggara.

Indonesia sendiri sudah memiliki 23 stasiun meteorologi penerbangan yang telah mengimplementasikan Quality Management System, tersertifikasi ISO 9001: 2008. Personil meteorologi penerbangan di 23 stasiun tersebut telah melewati uji kompetensi personil meteorologi penerbangan yang sesuai dengan standar International Civil Aviation Organization (ICAO) dan WMO.
http://poskotanews.com/2015/04/29/la...ke-5-di-dunia/


2025 Trend Penerbangan 42% Ada di Kawasan Asia
MONDAY , 3 AUGUST 2015

Dunia Butuhkan 558.000 Pilot, Cessna jadikan Banyuwangi Pusat Sekolah Pilot Asteng
Dunia Butuhkan 558.000 Pilot, Cessna jadikan Banyuwangi Pusat Sekolah Pilot Asteng

Pertumbuhan industry penerbangan di Indonesia sejak tahun 2000 lalu hingga saat ini terus mengalami perkembangan yang signifikan, meski sempat ada beberapa maskapai yang gulung tikar, namun jumlah penumpang burung besi hingga saat ini terus melonjak.

Indonesia yang merupakan salah satu negara yang berada di kawasan Asia Tenggara menjadi salah satu roda ekonomi yang saat ini tumbuh pesat. Tak terkecuali dari segi industri penerbangannya.

Perkembangan industri penerbangan di kawasan Asia Tenggara ternyata terbesar di dunia. Pertumbuhan ekonomi dan industri pariwisata belakangan ini, bisa jadi pemicu berkembangnya industri penerbangan di Asia Tenggara. Pada 2025, diperkirakan tren penerbangan sebanyak 42% berada di kawasan Asia.

Menurut International Airport Transport Association (IATA), lalu lintas penerbangan di Asia Tenggara menempati ke-5 terpadat di dunia. Namun, yang harus diingat, pada kenyataannya operasional penerbangan di Indonesia dan sebagian negara di kawasan Asia Tenggara sangat dipengaruhi oleh gangguan tropis seperti turbulensi, thunderstrom, badai tropis, dan aktivitas gunung api
http://infopenerbangan.com/2025-tren...-kawasan-asia/


5 Fakta Penting Tentang Bisnis Penerbangan di Asia
Tanggal 02.01.2015

Dunia Butuhkan 558.000 Pilot, Cessna jadikan Banyuwangi Pusat Sekolah Pilot Asteng
Musibah AirAsia QZ 8501 menjadi pukulan berat bagi sektor penerbangan di Indonesia. Padahal sektor ini sedang mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir di tengah persaingan ketat.

Bisnis penerbangan di Asia adalah sektor yang sedang berkembang pesat, terutama di segmen yang disebut sebagai pasar Low Cost Carrier atau penerbangan murah. Kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 dalam penerbangan dari Surabaya menuju Singapura diperkirakan tidak akan membuat sektor bisnis ini kehilangan daya tarik.

Berikut lima fakta tentang perkembangan bisnis penerbangan di Asia.
  1. Perekonomian di negara-negara Asia Tenggara menunjukkan perkembangan pesat selama beberapa tahun terakhir. Pendapatan masyarakat terus meningkat membuat harga tiket pesawat makin terjangkau bagi kalangan luas. Pesatnya pertumbuhan bisnis penerbangan dan persaingan membuat otoritas penerbangan perlu menerapkan standar sistem keselamatan secara ketat.
  2. Saat ini di Asia Tenggara saja ada sekitar 1600 pesawat yang beroperasi, kata pengamat penerbangan Brendan Sobie di Sidney, Australia. Selanjutnya ia mengatakan, jumlah pesanan pesawat baru dari Asia Tenggara saat ini sudah sama banyaknya dengan pesawat yang sedang beroperasi. Itu menunjukkan pesatnya pertumbuhan di sektor bisnis ini.
  3. Menurut asosiasi penerbangan internasional IATA, jumlah penumpang dalam lalu lintas penerbangan di kawasan Asia-Pasifik mencapai 31 persen dari seluruh penerbangan global. Dalam 20 tahun mendatang, pangsa pasar ini bisa naik sampai 42 persen. Setiap tahunnya, jumlah penumpang penerbangan di Asia diperkirakan bisa mencapai 1,8 miliar penumpang.
  4. Asia sampai saat ini belum memiliki sekolah pilot dan personal penerbangan yang memadai untuk memenuhi permintaan pasar, kata David Greenberg, mantan Direktur Utama Delta Airlines. Karena itu, akan terjadi persaingan ketat merebutkan tenaga pilot yang berkualitas. Banyak pilot di Asia sekarang berasal dari Amerika, Kanada, Australia dan Eropa. Menurut perkiraan perusahaan penerbangan Boeing, kawasan Asia-Pasifik dalam 20 tahun mendatang akan membutuhkan 216.000 pilot baru.
  5. Gaji untuk pilot dan teknisi pesawat di Asia Tenggara masih relatif rendah, sementara biaya pendidikan sangat tinggi. Itu sebabnya banyak orang kesulitan meniti karir dalam bidang ini, kata Lim Chee Meng, Direktur Utara Mil-Com Aerospace Group, sebuah perusahaan pelatihan penerbangan di Singapura. Kekurangan personal membuat para pilot dan teknisi yang ada sekarang sering harus bekerja lembur.

http://www.dw.com/id/5-fakta-penting...sia/a-18167253


Lantaran Potensial, Air France Garap Pasar Asia Tenggara
09 February 2015

Dunia Butuhkan 558.000 Pilot, Cessna jadikan Banyuwangi Pusat Sekolah Pilot Asteng
AirFrance La Premiere Showcase at Singapore Flyer

Ledakan ekonomi Asia Tenggara membuat para pebisnis global semakin tergiur. Termasuk para pebisnis industri aviasi. Salah satunya adalah Air France-KLM, perusahaan penerbangan internasional asal Perancis. Menangkap peluang yang ditawarkan kawasan Asia Tenggara, Air France pertengahan Januari lalu resmi menerbangkan kabin eksklusif La Première mereka yang baru untuk pertama kali melalui penerbangan AF254 ke Jakarta dan Singapura.

Khusus Indonesia, pasar ini menunjukkan pertumbuhan industri aviasi yang cukup baik. Menurut data BPS tahun 2014, jumlah penumpang penerbangan internasional yang berangkat dari empat Bandara Utama Indonesia, seperti Bandara Polonia Medan, Soekarno-Hatta Jakarta, Juanda Surabaya, dan Ngurah Rai Bali, sepanjang tahun mencapai 11.155.397 orang. Potensi serupa juga diungkapkan oleh Ketua Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Arif Wibowo pada artikel sebelumnya (Baca di: Tantangan Industri Penerbangan Nasional Menurut Arif Wibowo) yang menyatakan trafik penerbangan nasional mencapai 80 juta pada tahun 2013 dan akan mencapai 100 juta/tahun pada tahun 2017."

"Dengan peluang yang ditawarkan pasar Asia Tenggara, kami ingin menawarkan layanan yang terbaik melalui La Première suite. Dengan memilih Asia Tenggara khususnya Jakarta dan Singapura, kami ingin kembali menegaskan betapa pentingnya wilayah ini bagi perkembangan bisnis kami, terutama untuk menarik dan mempertahankan pelanggan Premium kami”. ujar Frédéric Gagey, Chairman and CEO of Air France dalam siaran persnya.

Pada kabin La Première Air France yang baru ini, penumpang dapat menikmati suite karya desainer ternama yang menawarkan privacy dan kenyamanan maksimal. Air France mendandani tiap suite dengan tirai tebal, juga melengkapinya dengan personal HD touch screen 24-inch, dilengkapi dengan berbagai sistem hiburan seperti film, game, musik, serial tv serta tayangan spesial lainnya. Tak ketinggalan, para penumpang La Première akan mendapatkan amenity kit yang mewah dari Givenchy. Selain itu, penumpang juga akan dimanjakan oleh kabin baru Air France yang mencerminkan seni menyambut tamu bergaya Perancis “à la française”.

Dalam berbisnis di Asia Tenggara, Air France telah dipersenjatai dengan perjanjian code-share dengan mitra-mitranya: Garuda Indonesia, Bangkok Airways, Malaysia Airlines, China Airlines, dan Vietnam Airlines. Dengan perjanjian ini, Air France-KLM dapat menawarkan peningkatan frekuensi penerbangan antara Eropa dan Asia Tenggara dan memperpanjang akses jaringan hingga 22 tujuan di kawasan ini.

Pada keberangkatan dari Paris-Charles de Gaulle dan Amsterdam-Schiphol, Air France-KLM menawarkan lebih dari 90 penerbangan mingguan kedelapan tujuan di Asia Tenggara - Bangkok, Denpasar (Bali), Ho Chi Minh-City, Jakarta, Kuala Lumpur, Manila, Singapura dan Hanoi. "Air France-KLM akan menawarkan produk dan layanan terbaik mereka kepada pelanggannya. Mulai Februari 2015, kabin ini akan tersedia di semua penerbangan harian Air France dari dan ke Jakarta," pungkas Frédéric
http://marketeers.com/article/lantar...-tenggara.html


Penerbangan di Asia Pasifik:
Penerbangan Murah, Paling Fenomenal di Asia Tenggara
Senin, 17/02/2014 16:29 WIB

Dunia Butuhkan 558.000 Pilot, Cessna jadikan Banyuwangi Pusat Sekolah Pilot Asteng
Dunia Butuhkan 558.000 Pilot, Cessna jadikan Banyuwangi Pusat Sekolah Pilot Asteng
antri 'take off' di bandara Soetta, Jakarta

Jakarta - Maskapai bertarif murah (low cost carrier) sudah mengubah wajah industri penerbangan di Asia Pasifik. Maskapai jenis ini bertumbuh secara signifikan.

Khusus untuk Asia Tenggara sendiri, tercatat 50 persen kursi penerbangan yang dijual di kawasan ini adalah milik maskapai bertarif murah. Mengapa maskapai bertarif murah begitu fenomenal?

Menurut kantor berita Reuters beberapa waktu lalu, pertumbuhan pasar penerbangan murah dipicu oleh besarnya populasi masyarakat dan pertumbuhan kelas menengah, dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil di kawasan tersebut.

Tapi sebarannya memang belum merata. Centre for Asia-Pacific Aviation mendapati bahwa model bisnis maskapai bertarif murah itu lebih diterima dan fenomenal di kawasan Asia bagian selatan, ketimbang Asia bagian utara. Asia Tenggara adalah salah satu contoh sukses.

Pada kurun waktu April 2012-Oktober 2013, pasar penerbangan internasional di Asia Tenggara naik 20 persen, dipicu ekspansi maskapai bertarif murah. Pertumbuhan tertinggi terjadi di Myanmar, yaitu 77 persen. Nomor dua adalah Indonesia dengan 29 persen.

Penerbangan bertarif murah di Asia Tenggara dilayani oleh 23 maskapai atau 31 persen dari total keseluruhan penerbangan komersil di kawasan tersebut. Pada tahun ini, penerbangan tarif murah diprediksi akan mencapai sepertiga dari total penerbangan di Asia Tenggara.
http://finance.detik.com/read/2014/0...-asia-tenggara

----------------------------------

Investor dunia dan asing selalu paling jeli didalam melihat setiap potensi pasar dan kesempatan mendapat keuntungan besar dari berbisnis di negeri ini, bahkan sejak zaman VOC dulu. Tinggal kita disini saja, apakah bisa memanfaatkan kesempatan terbuka luas seperti itu untuk digunakan bagi kepentingan nasional dan memakmurkan rakyat kita. Pada akhirmya itu semua bergantung kepada kemauan politik daripada Pemimpinnya jua!


emoticon-Angkat Beer
0
4K
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.