Kita menilai diri kita begitu tajam sehingga sekilas kita tidak berani mencoba sesuatu yang tidak kita kuasai dengan sangat sempurna. Ada orang yang berfikir obsesif, emngingat terus menerus sesuatu yang menakutkan kita sehingga kita menteror diri sendiri sampai rasa takut itu menjadi jauh lebih besar dari diri kita sendiri dan akhirnya kita berhenti sambil meyakini bahwa semua adalah malapetaka.

Kita menyadari bahwa kita telah dikutuk. Bagaimanapun kerasnya kita berusaha tetapi yang datang selalu hal buruk. kita pun tidak mampu melihat atau peduli akan keberhasilan kita karena kita memilih untuk hanya melihat pada kegagalan kita.

Kita sangat ingin untuk bebas tapi dilain pihak kita merasa bahwa hanya orang lain yang dapat menyelamatkan kita. Kita berpikir bahwa mereka mencintai kita karena mereka telah menyelamatkan kita. Kita pun merasa takut kehilangan hubungan baik yang telah lama dibina. Kita mendambakan kebebasan tetapi kita sangat merasa tidak aman jika tidak bergantung pada mereka, takut mereka akan menelantarkan kita.

Kita memfokuskan diri untuk mencintai orang lain dan membuat orang dicintai menjadi bergantung pada kita dengan mencurahkan segala perhatian dan perasaan cinta kita kepadanya. Yang dicintai merasa orang lain tidak dapat mencintainya kecuali kita. Pada akhirnya orang yang kita cintai merasa tidak berdaya. Ada orang dengan pola pikir membenci diri sendiri/suka melukai diri sendiri. Kita membuat diri kita sendiri menjadi seorang pesimis lalu melakukan hal yang sama pada orang lain.

Memaksakan kehendaknya untuk mengikuti aturan dan merasa kita yang paling tahu segalanya., tapi kita juga dapat mempunyai pola pikir yang baik dan konstruktif. Kita dapat memiliki pola pikir yang optimistis. Kita percaya bahwa tiada sesuatu yang tidak mungkin. Semua dapat dilakukan secara bertahap, biar lambar asal selamat maka kita akan berhasil melakukan sesuatu yang teramat sulit. Kita juga dapat memilih pola pikir seorang yang realistis. Dapat mengalahkan rasa takut dan hal-hal negatif serta melihat sesuatu tanpa menggunakan emosi lalu membuat rencana bertahap dengan penuh rasa percaya diri.

Hitam tidak selalu jelek dan putih tidak selalu baik. Sesuatu yang jelek dapat sangat bermanfaat jika ada pada situasi yang tepat. Bahwa sesuatu yang keilhatannya baik, mungkin dapat mencelakakan kita. Selalu berada di jalur tengah, berjalan dengan sendirinya tanpa diatur, tanpa emosi, menerima apa adanya tanpa penyesalan. Ini merupakan cara terbaik untuk meraih kebahagiaan. Yang perlu kita khawatirkan dan pikirkan adalah saat sekarang ini, menit ini, detik ini, bukan kemarin atau pun esok hari. Semua langkah kita dapat lakukan dengan benar jika kita tidak merasa putus asa dan tidak terlalu memikirkan hal-hal menakutkan yang belum tentu terjadi atau memikirkan bahwa kita akan gagal. Jika kita dapat memfokuskan diri kita pada saat sekarang maka kita akan dapat jauh lebih sukses.

Tidak terlalu memikirkan perasaan orang lain sehingga orang lain dapat merasa bebas. Kita semua dapat menggali kemampuan kita sendiri secara bertahap sesuai kemampuan masing-masing tanpa harus mempunyai perasaan bersalah, rasa malu ataupun rasa terbebani. Setiap saat kita dapat menentukan pilihan untuk merubah pola pikir apak kita akan tetap dengan pola pikir yang positif atau pola pikir yang negatif. Pola pikir yang merusak diri ternyata dapat diubah sehingga kita dapat bekerja dengan lebih baik, dapat menguatkan sesama, pemaaf, mandiri, dapat mengekspresikan diri dan punya cita-cita.

Buku Pendidikan dan Pelatihan CPNS