Pengamat politik Zainal Abidin menilai, konsep pengiriman ternak sapi melalui “kapal ternak” yang sebelumnya dianggap sebagai bukti kesuksesan Pemerintahan Joko Widodo, ternyata justru merugikan para pedagang. Kapal ternah hanya jadi ambisi dan pencitraan Jokowi.

“Diberitakan media, para pedagang merugi saat pengiriman sapi melalui kapal ternak. Ini menandakan kapal ternak Jokowi dan tol laut hanya pencitraan,” tegas Zainal Abidin dalam keterangannya kepada intelijen (06/01).

Menurut Zainal, nampak sekali konsep pengiriman sapi melalui kapal ternak itu tanpa konsep yang jelas. “Sangat terlihat, bagi Jokowi yang penting kelihatan kerja, tetapi hasil buruk belakangan. Bisa jadi kapal ternak ini berhenti di tengah jalan,” ungkap Zainal.

Zainal mengungkapkan, kasus kapal ternak ini bisa membuka mata publik, bahwa kinerja Jokowi selama ini banyak pencitraan tanpa konsep yang jelas namun didukung media besar. “Lihat saja sedikit sekali yang menelisik kasus seperti kapal ternak ini. Media hanya berisi pujian terhadap Jokowi, fungsi kontrol sudah tidak ada,” pungkas Zainal.

Sebagaimana dikutip dari detik, salah satu pelaku bisnis sapi antar pulau, menuturkan bahwa modal yang dikeluarkan untuk membeli sapi dari NTT dan mengirimnya ‎ke Jakarta adalah Rp 38.000- Rp 40.000/kg bobot hidup. Untuk perjalanan perdana kapal ternak bulan lalu, yang bersangkutan menjual sapi dengan harga hanya Rp 35.000/kg bobot hidup alias rugi Rp 3.000/kg bobot hidup.

‎”Sapi dari Kupang modalnya Rp 38.000- Rp 40.000/kg bobot hidup. Jadi kemarin rugi, jual Rp 35 ribu/kg bobot hidup. Kemarin kan kapal perdana, masuk Jakarta Pak Jokowi yang sambut, jadi kita harus berpartisipasi,” ujar Hendrik Hartono dalam diskusi di Restoran Bumbu Desa, Jakarta (05/01).

http://www.posmetro.info/2016/01/pen...-pedagang.html