- Beranda
- The Lounge
Obat “ AIDS”
...
TS
madulholie
Obat “ AIDS”
Quote:
Obat “ AIDS”
Minggu lalu saya bertemu dengan kawan di coffe shop dibilangan Jakarta Selatan, saat itu waktu sudah sore hari sekitar pukul 18.30 WIB. Kami sudah cukup lama tak berjumpa, dan saat pertemuan tersebut kawan saya dengan bangga memberikan kartu namanya yang tertera jabatan sebagai direktur disalah satu perusahaan yang menurutnya merupakan aliasi dari salah satu perusahaan plat merah.
Dalam perbincangan kami, kawan saya mengutarakan manis pahitnya mendapat jabatan sebagai direktur baru. Dan yang paling menjadi tantangan sebagai direktur baru yang diutarakannya adalah ketika menghadapi kebiasaan dari karyawan yang sering masuk terlambat dan kadang sering tidak masuk kerja dengan alasan yang selalu diada-adakan.
Segala upaya telah dilakukan baik itu dengan pendekatan personal, kekeluargaan bahwa sampai pada upapa memberikan reward bagi mereka yang berprestasi dengan catatan absensinya harus sesuai aturan. Namun upaya tersebut tidak cukup memberikan nuansa perubahan dalam lingkungan pekerjaaan. Ada kekhawatiran, kebiasaan itu akan diikuti oleh karyawan baru, karena mereka yang sering terlambat dan masuk tanpa alasan ini umumnya adalah mereka karyawan lama.
Sering dihadapan karyawan secara informal disampaikan sambil bercanda dengan istilah “AIDS”.
“Perlunya kita bersama-sama menagggulangi AIDS dilingkungan perusahaan kita” begitu dia katakan.
AIDS menjadi istilah baru bagi kawan yang direktur ini menyebut mereka yang sering “ALPA, IJIN , DIKIT-DIKIT SAKIT”. Saya hanya mendengar dan tersenyum, karena hal yang sama juga terjadi ditempat saya bekerja namun mungkin beda skalanya.
Lalu saya alihkan pembicaraan sambil menikmati “Double Espresso campur One Scoop Vanilla Es Cream” kesukaan saya. Tak terasa waktu menunjukkan pukul sebelas malam, dan kami harus kembali kerumah masing-masing. Diakhir pertemuan saya beri semangat sang direktur ini “Sing Sabar yo Mas…..”,
“Mudah2an kalau saya dapat obat AIDS nya akan saya telpon….”
Waktu berjalan, tak disangka beberapa hari kemudian, saya berkesempatan mendapat sharing pengalaman dari seorang Yan Burhanudin, beliau adalah orang lama dilingkungan ASTRA sejak jaman Om William dan pernah menjabat sebagai salah satu direktur digroup ASTRA.
Beliau bercerita tentang pengalaman menangani beberapa anak perusahaan ASTRA, yang salah satunya adalah ketika ditugaskan untuk mengurus salah satu anak perusahaan yang kebetulan berlokasi disekitar Sukabumi Jawa Barat.
Om Yan, begitu saya lebih suka memanggilnya biar lebih akrab dan membuat Om Yan jauh lebih nampak muda dari usia sebenarnya karena saya melihat dimatanya masih ada semangat muda yang ingin membangun negeri ini meski tidak lagi berada dilingkungan ASTRA. Karena Om Yan berprinsip dimana berada kita bisa memberikan kontribusi terbaik kita bagi bangsa dan negara.
Dalam ceritanya, Om Yan pernah menghadapi protes dari salah seorang karyawannya dan lucunya dalam protes tersebut melibatkan keluarganya bahkan sang mertuapun ikut datang kekantor untuk memprotes apa yang telah dilakukan Om Yan terhadap karyawan ini.
Punya cerita, karyawan ini tidak terima ditegur akibat terlambat lima menit dari waktu masuk kerja yang jam delapan pagi.
Sebagai direktur baru, Om Yan harus menghadapi lingkungan kerja yang seperti itu. Namun apa yang dihadapi tak menyurutkan langka Om Yan untuk mengajak seluruh karyawan untuk tetap berkerja dengan baik serta menghindari terlambat masuk kerja. Om Yan berusaha mencari jalan keluar, dan pada satu waktu dikumpulkannya seluruh karyawan, didepan seluruh karyawan dikatakan bahwa perusahaan akan merubah jam kerja dari pukul delapan menjadi pukul tujuh pagi. Disela tersebut Om Yan mengatakan : “Mulai besok jam kerja kita rubah menjadi pukul tujuh pagi, muda-muda Bapak/Ibu sekalian bisa menyempatkan SHOLAT SUBUH”
Om Yan tidak mengatakan bahwa karyawan diharapkan untuk tidak terlambat, namun yang diutarakan adalah SHOLAT SUBUH. Dan faktanya hal yang luar bisa terjadi, setelah pertemuan itu, hampir tidak terjadi lagi adanya karyawan yang terlambat masuk.
Om Yan sadar benar, bahwa lingkungan dimana tempat bekerja berada di daerah yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Sehingga cukup dengan kalimat : “Mulai besok jam kerja kita rubah menjadi pukul tujuh pagi, muda-muda Bapak/Ibu sekalian bisa menyempatkan SHOLAT SUBUH”
Ternyata karyawan menjadi masuk lebih pagi dan tidak terlambat lagi, karena mereka takut dibilang tidak SHOLAT SUBUH.
Sedikit energi tanpa harus ada pengorbanan namun mengena kepada titik optimal, ternyata mampu membuat perubahan yang besar.
Apa yang dilakukan Om Yan diatas adalah sebuah kisah yang bisa menjadi pembelajaran kita untuk dipraktekkan dalam kehidupan, bahwa tidak harus konfortasi, tidak harus dengan revolusi yang menakutkan untuk merubah suatu keadaan.
Saya jadi ingat kawan saya yang baru menjabat sebagai direktur tadi, dan dalam hati, saya katakan “YES !!!!!” saya telah menemukan obat AIDS, yakni SHOLAT SUBUH.
Sesuai janji, saya harus segera menelponnya untuk menyampaikan khabar baik ini.
A = Alpha = product gak ready stock
I = Ijin = product sering terlambat datang nya
D = Dikit2 Sakit = product sering bermasalah
By : Om Bams CEPAmagz
0
1.9K
24
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
925.2KThread•91.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya