Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tyrodinthorAvatar border
TS
tyrodinthor
Mari Mengenal Bahasa Melayu Kuna, Induk Bahasa-bahasa Indonesia
Di Indonesia, ada lebih dari 700 bahasa daerah dari masing-masing 4 rumpun (Melayu-Polynesia, Filipina, Papua Barat, dan Trans-Guinea) yang masih aktif dituturkan oleh masyarakat Indonesia. Di satu sisi, kita berbangga hati bahwa bangsa-bangsa di Indonesia kaya akan keragaman budaya dan tradisi sehingga membuat Indonesia cukup unik di mata dunia. Namun di sisi lain, kenyataan itu membuat kita miris bahwa leluhur kita dahulu hidup terasing dalam kemewahan alam pegunungan, hutan rimba, kepulauan, dan lautan luas.

Walaupun sedemikian ragamnya, dari ujung barat Sumatra memanjang hingga Sulawesi, merupakan masyarakat penutur corak Bahasa Melayu-Polynesia, sehingga membuat rumpun bahasa ini merupakan rumpun bahasa penutur mayoritas di Indonesia. Semua berawal sejak awal abad Masehi silam, ketika bahasa Sansekerta yang menjadi bahasa penutur mula-mula di bumi Melayu / tanah Sunda (Semenanjung Malaya-Sumatra-Jawa-Kalimantan-Sulawesi-Kepulauan Nusa) mengalami transisi ke Bahasa Melayu Purba. Inilah induk bahasa-bahasa Melayu-Polynesia (Bahasa Rejang, Bahasa Melayu, Bahasa Batak, Bahasa Minangkabau, Bahasa Nganju Dayak, Bahasa Sunda, Bahasa Jawa, Bahasa Bali, Bahasa Sasak, Bahasa Mangkasarak, Bahasa Bugis, dan termasuk Bahasa Nasional Indonesia).

Namun belum ada bukti bahwa Bahasa Melayu Purba sudah memiliki formasi gramatika yang kuat, karena tidak ditemukan prasasti-prasasti pada awal abad M ataupun SM (mungkin leluhur kita malas menulis emoticon-Stick Out Tongue) sementara prasasti-prasasti tertua, yakni dari abad 5 M, formasi Bahasa Melayu Kuna sudah sangat kental mendahului pecahnya menjadi beragam bahasa daerah. Itulah sebabnya para sejarahwan percaya, prasasti tertua Bahasa Melayu Kuna tsb merupakan formasi akhir dari Bahasa Melayu Purba yang masih beraksara Pallava dan berbahasa induk Sansekerta. Diyakini pula bahwa sebelum Masehi, mayoritas penutur bahasa di alam Melayu menggunakan bahasa Sansekerta. Sedangkan di masa Bahasa Melayu Purba berkembang, beberapa bentuk kosakata Sansekerta mungkin sudah bercampur-baur dengan tipikal bahasa-bahasa Austronesia dengan corak imbuhan ma-, sa-, ni- dan di-. Dugaan ini diperkuat dengan prasasti-prasasti di abad ke-5 dimana unsur Bahasa Sansekerta sudah sangat-sangat terkikis, sedangkan secara gramatika (grammar), Bahasa Melayu Kuna sudah cukup konsisten. Prasasti-prasasti itu di antaranya:

1. Prasasti Kedukan Bukit (Palembang) berlabel tanggal acc 605 Saka, circa 683 M. Aksara yang terdapat pada Batu Bersurat ini menggunakan aksara Pallava, sedangkan bahasa yang digunakan adalah Bahasa Melayu Kuna dengan unsur Sansekerta masih cukup kental.
2. Prasasti Talang Tuwo (Palembang) berlabel tanggal acc 606 Saka, circa 684 M. Prasasti ini ditemukan oleh Residen Westenenk, 17 November 1920 di sebuah kawasan bernama Talang Tuwo, di sebelah barat daya Bukit Siguntang, yaitu lebih kurang 8 km dari Palembang.
3. Prasasti Kota Kapur (Bangka), berlabel tanggal acc 608 Saka, circa 686 M.
4. Prasasti Karang Brahi (Jambi), berlabel tanggal acc 614 Saka, circa 692 M.

CONTOH-CONTOH KALIMAT BAHASA MELAYU KUNA

Berikut ini saya tampilkan beberapa contoh kalimat Bahasa Melayu Kuna yang terdapat dalam prasasti-prasasti tertua.

1. Prasasti Kedukan Bukit.

Bahasa yang terdapat pada Prasasti Kedukan Bukit tersebut ditulis dengan menggunakan aksara Pallava, yaitu aksara India Selatan Purba yang berperan besar dalam penyebaran Hinduisme. Berikut adalah isi Prasasti Kedukan Bukit (isi telah ditransliterasikan ke aksara Latin, dengan sedikit penyesuaian susunan dan bentuk, seperti huruf "c" diucapkan "sy", dan huruf "v" diucapkan antara "v" dan "w"):

Svasti cri
cakavarsatita 605 ekadaci
cuklapaksa vulan vaicakha daputa
hyang nayik di samvau mangalap
siddhayatra
di saptami cuklapaksa
vulan jyestha dapunta hyang marlapas
dari minana Tamvar (Kamvar)
mamava yang vala dua laksa
ko dua ratus cara di samvau
dangan jalan sarivu tlu ratus sapulu dua vanakna
datang di matada (nau) sukhacitta
di pancami cuklapaksa vulan asada
laghu mudita datang
marvuat vanua ... Crivijaya
jaya siddhayatra subhika ...


Terjemahan bebas ke Bahasa Indonesia:

Selamat bahagia
pada tahun saka 605 hari kesebelas
dari bulan terang bulan waisaka daputa
baginda naik perahu mencari
rezeki
pada hari ketujuh bulan terang
bulan jyesta dapunta baginda berlepas
dari muara Kampar
membawa pasukan dua laksa
dua ratus orang di perahu
yang berjalan seribu tiga ratus dua belas banyaknya
datang di matada dengan suka cita
pada hari kelima bulan terang bulan asada
dengan lega datang
membuat negeri ... Sriwijaya
yang berjaya, yang bahagia, yang makmur


Kosakata:

vulan (wulan) = bulan
nayik = naik
samvau (samwau) = sampau = sampan = perahu yang besar
mangalap = mengambil/mencari
marlapas = berlepas
mamava (mamawa) = membawa
vala (wala) = bala = balatentara
laksa = menyatakan jumlah yang tidak terukur banyaknya
dangan = dengan
sarivu (sariwu) = seribu
tlu = telu = tiga
sapuluh dua = sepuluh dua = dua belas
vanakna (wanakna) = banyaknya
sukhacitta = sukacita
marvuat (marwuat) = berbuat
vanua (wanua) = benua = negeri
ko = ke

2. Prasasti Talang Tuwo.

Prasasti Talang Tuwo berisikan tentang maklumat peresmian taman Srikestra (kemungkinan semacam lahan yang difungsikan bagi rakyat untuk bercocok-tanam), isinya:

Svasti.
cri cakavarsatita 606 dim dvitiya cuklapaksa vulan caitra.
sana tatkalana parlak Criksetra ini.
niparvuat parvan dapunta hyang Cri Yayanaca (-ga) ini pranidhanan dapunta hyang savanakna yang nitanam di sini.
niyur pinang hanau rumviya dngan samicrana yang kayu nimakan vuahna.
tathapi haur vuluh pattung ityevamadi.
punarapi yang varlak verkan dangan savad tlaga savanakna yang vualtku sucarita paravis prayojanakan punyana sarvvasatva sacaracara.
varopayana tmu sukha di asannakala di antara margga lai.
tmu muah ya ahara dngan air niminumna.
savanakna vuatna huma parlak mancak muah ya manghidupi pacu prakara.
marhulun tuvi vrddhi muah ya jangam ya niknai savanakna yang upasargga.
pidana svapnavighna.
varang vuatana kathamapi.
anukula yang graha naksatra pravis diya.
Nirvyadhi ajara kavuatanana.
tathapi savanakna yam khrtyana satyarjjava drdhabhakti muah ya dya.
yang mitrana tuvi janan ya kapata yang vivina mulang anukala bharyya muah ya.
varamsthanana lagi curi ucca vadhana paradara di sana punarapi tmu ya kalyanamitra.
marvvangun vodhicitta dngan maitridhari di dang hyang ratnaraya jangan marsarak dngan dang hyang ratnaraya.
tathapi nityakala tyaga marcila ksanti marvvangun viryya rajin tahu di samicrana cilpakala paravis.
samahitacinta.
tmu ya prajna smrti medhavi.
punarapi dhairyyamani mahasattva vajracarira.
anubamacakti.
jaya tathapi jatismara.
avikalendriya.
mancak rupa.
subjaga hasin halap.
ade yavakya vrahmasvara.
jadi laki.
svayambtu.
puna (ra) pi tmu ya cintamaninidhana tmu janmavacita. karmmavacita clecavacita
avasana tmu ya anuttarabhisamyaksam vodhi.


Terjemahan bebas ke Bahasa Indonesia (sebagian kosakata belum berhasil diterjemahkan/belum diketahui padanan katanya):

Bahagia!
Tahun Saka 606 pada hari kedua bulan terang caitra.
itulah waktunya taman Sriksetra ini diperbuat.
milik Dapunta Hyang Sri Jayanaga.
Ini Pesan Dapunta Hyang:
Semuanya yang ditanam di sini;
nyiur, pinang, enau, rumbia dan lain-lain yang (berupa) pohon, dimakan buahnya.
Serta aur, buluh betung dan yang semacam itu.
Demikian pula taman-taman lainnya dengan tebat telaga, semuanya yang kuperbuat.
Semua perbuatan baik itu, dimaksud untuk kebahagiaan semua makhluk yang bergerak dan tidak bergerak.
Hendaklah daya upaya beliau yang sangat baik itu mendapat kesukaan di kemudian hari dengan jalan lain.
Semoga beliau mendapatkanlah makanan dan air untuk minumnya.
Semuanya yang dibuatnya; ladang, kebun luas, menghidupi binatang-binatang, ramai para abdi suburlah.
Jauhkanlah beliau dari segala bencana, siksaan dan penyakit tidak dapat tidur.
Bagaimanapun barang usahanya hendaknya berhasil baik,
binatang-binatang lengkap semua,
beliau dari sakit, dibuat awet muda.
Dan lagi hendaklah semua yang disebut abdi setia berbaktilah mereka pada beliau.
Yang menjadi sahabat beliau janganlah mereka itu mendurhakai beliau;
yang menjadi bini beliau hendaklah tetap setia sebagai isteri pada beliau.
Di manapun beliau berada, janganlah dilakukan curi, curang, bunuh dan zina di situ.
Dan lagi, hendaklah beliau bertemu dengan khalyanamitra,
membangun bodhichita dengan maitri,
menjadi pertapa pada dang (sang) hyang Ratnatraya,
melainkan sentiasa teguh bersila dengan senang membangun tenaga,
keuliten, pengetahuan tentang perbedaan semua sipakala dan pemusatan pikiran.
Mudah-mudahan beliau memperoleh pengetahuan, ingatan dan kecerdasan dan lagi ketetapan mahasatwa badan manikam vajracarira yang sakti tanpa upama,
kemenangan, dan lagi ingatan kepada kelahiran yang sudah lampau,
indera lengkap,
rupa penuh kebahagiaan,
kegembiraan,
ketenangan,
kata manis,
suara Brahma,
jadi lelaki,
karena kekuatannya sendiri,
hendaklah beliau memperoleh cintamaninidhara, memperoleh janmawacita, karmmawacita, akhirnya beliau mendapat anuttarabisamyaksambodhi.


Untranslatability words, kemungkinan arti:

cintamaninidhara = cita manuduran = cita kemanduraan = mandura guna = kesaktian
janmawacita = janma barcita = jamah bercita = keabadian
karmmawacita = karma barcita = karma bercita = berbalas budi
anuttarabisamyaksambodhi = anuttara (antara) bisa yaksam (yakhsa/yukhsa) bodhi (tahu) = bisa beroleh pencerahan/bodhisattva

Kosakata:

vulan (wulan) = bulan
tatkalana = tatkalanya
nivarbuat (niwarbuat) = diperbuat
savanakna (sawanakna) = sebanyaknya
nitanam = ditanam
niyur = nyiur
hanau = enau
rumvia (rumwia) = rumbia
dangan = dengan
nimakan = dimakan
vuahna (wuahna) = buahnya
tathapi = tetapi
haur = aur
vuluh (wuluh) = buluh
pattung = betung
tlaga = telaga
punyana = punyanya
tmu = temu, bertemu
margga = marga
sukha = suka
niminumna = diminumnya
savanakna (sawanakna) = sebanyaknya, sebanyak-banyaknya
vuatna (wuatna) = buatnya
manghidupi = menghidupi
prakara = perkara
varang (warang) = barang
vuatana (wuatana) = buatannya
marvvangun (maruwangun) = membangun

3. Prasasti Kota Kapur.

Pada Prasasti Kota Kapur, unsur Bahasa Melayu Kuna telah lebih banyak ditemui sedangkan unsur bahasa Sansekerta semakin berkurang. Beberapa kosakata Bahasa Melayu Kuno sebagian besar telah menonjolkan pola tuturnya dan sebagian laginya membentuk ke kosakata Bahasa Melayu Baru beserta turunan-turunannya Bahasa Malaysia, dan Bahasa Indonesia modern, juga ke bahasa-bahasa turunan lainnya seperti: abai, aku, batu, banyak, benua, beri, beza, beda, buat, bulan, bunuh, datu, datuk, dengan, di dalam, dosa, durhaka, gelar, hamba, jahat, jangan, kait, kana (ngana/ana/lana), asih, kasih, kasihan, kedatuan, kedaton, keratuan, kraton, kerajaan, krajan, keliwat, kita, lawan, luwih, maka, mati, merdeka, mula, orang, urang, pahat, pulang, roga, sakit, suruh, tapik, tambal, tatkala, tetapi, tidak, tuba, ujar, ulang, ulu, dan yang. Imbuhan awalan ialah: ni-, di-, mar-, par-, ka-. Imbuhan akhiran pula ialah: -i dan -an.

PERBANDINGAN KOSAKATA BAHASA MELAYU KUNA DENGAN BAHASA-BAHASA TURUNANNYA

Ika
Melayu Pertengahan: Esa/Ahad
Melayu: Satu
Melayu Sastra: Tunggal
Indonesia: Satu, Esa, Tunggal
Melayu Palembangan: Sikok
Melayu Palembangan Kuna: Seka, Sesa
Minangkabau: Ciek, Satu
Jawa Ngoko: Siji
Jawa Kromo: Stunggal
Jawa Kuna: Ekå
Kawi: Ika, Tunggal
Sunda: Hiji
Sunda Pakuan: Hisa
Betawi: Atu'
Melayu Kutai: Satu
Banjar: Asa
Dayak Nganju: Ije'
Melayu Banjar: Esa, Satu
Aceh: Sa
Batak Toba: Sede'
Bali: Sa, Esa
Sasak: Sa, Seke'
Mangkasarak: Se're
Bugis: Seqdi
Bugis Kuna: Sa'ti

Tlu
Melayu Pertengahan: Talu
Melayu: Tiga
Melayu Sastra: Tri-
Indonesia: Tiga, Tri
Melayu Palembangan: Tigo
Melayu Palembangan Kuna: Tilo
Minangkabau: Tigo
Jawa Ngoko: Têlu
Jawa Kromo: Tigo
Jawa Kuna: Tigå, Têlu
Kawi: Tiga, Tilu
Sunda: Tilu
Sunda Pakuan: Tiga
Betawi: Tigé
Melayu Kutai: Tiga
Banjar: Talu
Dayak Nganju: Telu'
Melayu Banjar: Telu
Aceh: Lhèë
Batak Toba: Tolu
Bali: Telu
Sasak: Telu
Mangkasarak: Tallu
Bugis: Tellu
Bugis Kuna: Tellu

Niyur
Melayu Pertengahan: Kerambil, Niur
Melayu: Kelapa
Melayu Sastra: Kelapa, Nyiur
Indonesia: Kelapa, Nyiur
Melayu Palembangan: Kelapo
Melayu Palembangan Kuna: Karambil, Niur
Minangkabau: Karambia
Jawa Ngoko: Krambìl
Jawa Kromo: Kêrambìl
Jawa Kuna: Kêrambil
Kawi: Nyior
Sunda: Kalapa
Sunda Pakuan: Nyior
Betawi: Kelapé
Melayu Kutai: Nyiur
Banjar: Nyiur
Dayak Nganju: Enyuh
Melayu Banjar: Nyiur
Aceh: U
Batak Toba: Harambiri
Bali: Nyuh
Sasak: Kenyamen, Nyioh
Mangkasarak: Kaluku
Bugis: Kaluku
Bugis Kuna: Kalapu
Diubah oleh tyrodinthor 30-01-2016 12:57
pakisal212
pakisal212 memberi reputasi
1
21.3K
49
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.