- Beranda
- Berita dan Politik
Dapat Surat Terbuka, Ini Reaksi Anak Jokowi di Twitter
...
TS
idjo
Dapat Surat Terbuka, Ini Reaksi Anak Jokowi di Twitter
Jadi tempo hari sosial media lagi rame sama surat terbuka untuk anak sulung presiden Jokowi. Malah sempet jadi trending topic di twitter juga. Cekidot beritanya gan
Surat Terbuka yang ditulis di kompasiana bisa diliat di sini gan!
Gibran menanggapi surat ini melalui twitternya dengan santai aja. Meski ada juga yang menyebut usahanya berjualan martabak sebagai usaha kampungan. Hmmm.... Gimana menurut agan-agan? mending jualan martabak atau proyek lain yang lebih gede?
Quote:
Surat Terbuka Ini Bikin Anak Pertama Jokowi Dibilang Pencitraan hingga Disebut 'Manusia Langka'
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah surat terbuka 'sindiran' untuk Gibran Rakabuming putra pertama Presiden Jokowi menjadi viral dan tersebar dengan cepat di media sosial.
Surat terbuka tersebut ditulis oleh Ryo Kusumo melalui Kompasiana sebuah blog jurnalis Kompas yang bertransformasi menjadi sebuah media warga (citizen media).
Melalui Kompasiana siapa saja dapat mewartakan peristiwa, menyampaikan pendapat dan gagasan serta menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan, gambar ataupun rekaman audio dan video.
Akun Ryo Kusumo yang sudah terverifikasi menulis 'sindiran' untuk Gibran Rakabuming pada Sabtu (2/1/2016) dan hingga Senin (4/1/2016) tautan berisi 'sindiran' ini masih jadi favorit dan menyebar demikian cepat.
Tulisan itu sekilas berisi 'sindiran' yang mewakili haters dan pemilik usaha kafe, namun tampaknya tulisan ini justru sebuah pujian dan mendapat sambutan dari netizen.
Tautan berisi link tulisan ini menyebar di berbagai media sosial seperti Twitter dan Facebook.
Bahkan sebuah akun Facebook menulis status: nah lo... dan menyertakan hastag #AnakPresidenYangBerkelainan, #GibranRakabuming dan #PresidenJokowi plus tautan tersebut
Pengunggah tautan tersebut bahkan membela ketika ada yang berkomentar,"capek deh pencitraan lagi."
"Ini bukan pencitraan, ini realita (anak pejabat) yang langka di Indonesia...Manusia langka, keluarga langka... *salute*," tulis akun tersebut.
sumur
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah surat terbuka 'sindiran' untuk Gibran Rakabuming putra pertama Presiden Jokowi menjadi viral dan tersebar dengan cepat di media sosial.
Surat terbuka tersebut ditulis oleh Ryo Kusumo melalui Kompasiana sebuah blog jurnalis Kompas yang bertransformasi menjadi sebuah media warga (citizen media).
Melalui Kompasiana siapa saja dapat mewartakan peristiwa, menyampaikan pendapat dan gagasan serta menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan, gambar ataupun rekaman audio dan video.
Akun Ryo Kusumo yang sudah terverifikasi menulis 'sindiran' untuk Gibran Rakabuming pada Sabtu (2/1/2016) dan hingga Senin (4/1/2016) tautan berisi 'sindiran' ini masih jadi favorit dan menyebar demikian cepat.
Tulisan itu sekilas berisi 'sindiran' yang mewakili haters dan pemilik usaha kafe, namun tampaknya tulisan ini justru sebuah pujian dan mendapat sambutan dari netizen.
Tautan berisi link tulisan ini menyebar di berbagai media sosial seperti Twitter dan Facebook.
Bahkan sebuah akun Facebook menulis status: nah lo... dan menyertakan hastag #AnakPresidenYangBerkelainan, #GibranRakabuming dan #PresidenJokowi plus tautan tersebut
Pengunggah tautan tersebut bahkan membela ketika ada yang berkomentar,"capek deh pencitraan lagi."
"Ini bukan pencitraan, ini realita (anak pejabat) yang langka di Indonesia...Manusia langka, keluarga langka... *salute*," tulis akun tersebut.
sumur
Quote:
Tanggapan Putra Jokowi atas Surat Terbuka dari Haters
SOLO — Siapa yang tak kenal bisnis putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang dikenal dengan usaha kulinernya. Berbasis di Solo, Jawa Tengah, usahanya kian populer, mulai dari katering Chilli Pari dan kini Martabak Kotta Barat (Markobar) yang berekspansi ke berbagai kota besar. Namun, percayakah jika kesuksesan bisnis itu juga mendatangkan haters?
Hal itulah yang menjadi latar belakang seseorang menjadi haters Gibran. Entah haters betulan atau tidak, pemilik akun di Kompasiana ini menulis surat terbuka yang menyebutkan “kekecewaannya” dengan jalan hidup Gibran Rakabuming yang tidak tertarik dunia politik layaknya anak politikus nasional. Karena sebaliknya, Gibran justru sibuk promosi produk martabaknya.
“Surat ini adalah surat yang mewakili kekecewaan para pengusaha katering, para pengusaha martabak, para pengusaha kafe yang merasa tersaingi oleh Anda,” tulis akun Ryo Kusumo di Kompasiana, Sabtu 2 Januari.
Seterusnya, tulisan ini memang banyak membandingkan gaya hidup Gibran dengan orang-orang yang punya akses langsung dengan kekuasaan pada umumnya. Ryo Kusumo mengakui, tulisan ini terinspirasi sebuah tulisan berjudul Gibran Rakabuming Sebaiknya Belajar dari Ibas Yudhoyono dan Tommy Soeharto yang diterbitkan di situs mojok.co 11 Juni 2015 lalu. Isinya sejalan dengan posting Ryo, yaitu sindiran soal gaya hidup Gibran yang berbeda 180 derajat dengan umumnya anak pejabat.
Tapi yang paling jadi pembeda adalah soal Gibran yang memilih Selvi Ananda daripada model-model papan atas nasional. “Apa sih sulitnya anak presiden seperti anda mendapatkan gadis secantik Mariana Renata atau Nabila Syakieb, semanis Dian Sastro, seseksi Bebie Julius atau bahkan se-hot Nikita Mirzani.”
“2016, jadilah anak Presiden sebenarnya, contohlah mereka-mereka itu yang mulai membangun trah, membangun dinasti kelas kakap di negeri ini. Kami siap mendukung mu, kami ingin cipratanmu. Bukan cuma ketusanmu di media. Salam haters, (Karena haters juga butuh asupan 'GIZI'),” tutupnya.
Tapi apa tanggapan Gibran Rakabuming. Melalui akun yang diyakini miliknya, @chill_pari, cuma ada satu kalimat pendek soal surat “haters” itu. “Opo to,” kicau @chilli_pari, Minggu. Ya, cuma itu.
sumber
SOLO — Siapa yang tak kenal bisnis putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang dikenal dengan usaha kulinernya. Berbasis di Solo, Jawa Tengah, usahanya kian populer, mulai dari katering Chilli Pari dan kini Martabak Kotta Barat (Markobar) yang berekspansi ke berbagai kota besar. Namun, percayakah jika kesuksesan bisnis itu juga mendatangkan haters?
Hal itulah yang menjadi latar belakang seseorang menjadi haters Gibran. Entah haters betulan atau tidak, pemilik akun di Kompasiana ini menulis surat terbuka yang menyebutkan “kekecewaannya” dengan jalan hidup Gibran Rakabuming yang tidak tertarik dunia politik layaknya anak politikus nasional. Karena sebaliknya, Gibran justru sibuk promosi produk martabaknya.
“Surat ini adalah surat yang mewakili kekecewaan para pengusaha katering, para pengusaha martabak, para pengusaha kafe yang merasa tersaingi oleh Anda,” tulis akun Ryo Kusumo di Kompasiana, Sabtu 2 Januari.
Seterusnya, tulisan ini memang banyak membandingkan gaya hidup Gibran dengan orang-orang yang punya akses langsung dengan kekuasaan pada umumnya. Ryo Kusumo mengakui, tulisan ini terinspirasi sebuah tulisan berjudul Gibran Rakabuming Sebaiknya Belajar dari Ibas Yudhoyono dan Tommy Soeharto yang diterbitkan di situs mojok.co 11 Juni 2015 lalu. Isinya sejalan dengan posting Ryo, yaitu sindiran soal gaya hidup Gibran yang berbeda 180 derajat dengan umumnya anak pejabat.
Tapi yang paling jadi pembeda adalah soal Gibran yang memilih Selvi Ananda daripada model-model papan atas nasional. “Apa sih sulitnya anak presiden seperti anda mendapatkan gadis secantik Mariana Renata atau Nabila Syakieb, semanis Dian Sastro, seseksi Bebie Julius atau bahkan se-hot Nikita Mirzani.”
“2016, jadilah anak Presiden sebenarnya, contohlah mereka-mereka itu yang mulai membangun trah, membangun dinasti kelas kakap di negeri ini. Kami siap mendukung mu, kami ingin cipratanmu. Bukan cuma ketusanmu di media. Salam haters, (Karena haters juga butuh asupan 'GIZI'),” tutupnya.
Tapi apa tanggapan Gibran Rakabuming. Melalui akun yang diyakini miliknya, @chill_pari, cuma ada satu kalimat pendek soal surat “haters” itu. “Opo to,” kicau @chilli_pari, Minggu. Ya, cuma itu.
sumber
Surat Terbuka yang ditulis di kompasiana bisa diliat di sini gan!
Spoiler for surat:
Surat Terbuka untuk Gibran Rakabuming
Dear Gibran
Surat saya ini sekaligus mewakili hati dan perasaan para haters di dunia maya kepada anda, Gibran Rakabuming Raka atas sikap anda sebagai anak penguasa negeri Indonesia Raya tercinta, anak seorang pemimpin bangsa yang teramat besar dan kaya ini. Mumpung 2016 masih berjalan dua hari, semoga surat ini mengingatkan anda. Surat ini adalah surat yang mewakili kekecewaan para pengusaha katering, para pengusaha martabak, para pengusaha kafe yang merasa tersaingi oleh anda. Anda kan anak Presiden, seharusnya anda lebih cocok ada di deretan pemegang saham BUMN, deretan pemegang saham Indofood, Astra, berkolaborasi dengan pengusaha Singapura, atau tentunya duduk bersama dengan para Emir Kerajaan Arab untuk membahas proyek Petrochemical di Indonesia, dengan saham terbesar adalah trah keluarga anda. Anda seharusnya ada di Dubai atau London, membahas bagaimana caranya agar Indonesia bisa membeli minyak dengan harga murah dan dijual kembali dengan harga selangit kepada rakyat. Anda dan istri seharusnya sedang duduk hepi-hepi dengan Mister Riza Chalid disana, ketawa-ketiwi, nge-wine, yang ujung-ujungnya membuat perusahaan tandingan Petral (Petral jilid II). Ngapain coba anda mikirin kombinasi rasa untuk martabak, Marshmallow? Nutella? atau Chocochips? Ah enggak level, kami kecewa!. Saya kecewa karena anda ternyata tidak tertarik politik, ini kesalahan terbesar anda sebagai anak Presiden. Bayangkan, untuk menjadi politikus, seorang harus susah payah bayar sana bayar sini, lobi sana, lobi sini sampai bunuh diri. Lha anda yang mendapat previlej itu malah enggak mau. Apa karena bapak anda bukan pendiri partai? ah tak jadi soal, si ibu ketua partai sepertinya mudah saja dilobi, apalagi pamornya naik karena bapak anda. Apa susahnya buat anda?. Moncong putih harus dikembalikan kejayaannya, ibu ketua partai sudah terlalu "sepuh", butuh kaum muda bermental baja seperti anda. Tapi..ah.. Terus terang kami dan kawan-kawan anda yang lain kecewa puool, karena kami sudah membayangkan beragam proyek yang bisa anda berikan kepada kami. Andaikan saja anda bisa membagi satu persen RAPBN 2016 dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang sebesar 7.9 Trilyun, maka dengan keuntungan 30% saja, anda dan kami bisa menikmati keuntungan 23,7 milyar rupiah tanpa harus menguras tenaga. Not bad untuk awal. Dan tak mungkin kan kita hanya ambil untuk 30%, kalau bisa 100%. Belum lagi dari sektor lainnya, prediksi kasar 300 milyar keuntungan bisa kita peroleh. Tapi sekarang bubar, masak kami mau proyek katering. Nggak lah yau.. Surat ini tentunya juga mewakili kekecewaan para jomblowan warga Solo. Bagaimana tidak, anda telah merengut harapan jomblowan se-seantero Solo untuk memiliki resolusi "2016: Aku tidak akan jomblo lagi, Selvi tunggulah mas mu!". Sekarang resolusi itu harus mereka kubur dalam-dalam dengan air mata, dan menderita kembali karena status tanpa harapan. Wahai para jomblowan Solo, menangislah sebelum menangis itu dilarang. Apa sih sulitnya anak presiden seperti anda mendapatkan gadis secantik Mariana Renata atau Nabila Syakieb, semanis Dian Sastro, seseksi Bebie Julius atau bahkan se-hot Nikita Mirzani. Ohya, banyak juga anak-anak pejabat lain yang siap anda pinang sebagai konsolidasi politik bapak anda. Sah? tentu saja sah, apa yang tidak sah dinegeri ini kalau yang berbicara kekuasaan dan uang? Tapi anda malah memilih gadis sederhana yang rumahnya saja harus di permak total untuk siraman dan midodareni. Dan kami tambah kecewa karena bapak anda justru bangga dengan kesederhanaan itu, kami kecewa. Pesan kami untuk anda di 2016, ambil kursus '12 Jam Teknik Kumon: Bagaimana Menjadi Anak Presiden'. Banyak guru yang siap mengajari. Ada mas Bambang, belajarlah bagaimana mengelola saham, proyek dan beristri yang cantik jelita glamour. Dia adalah kombinasi sempurna, ada mas Tomy dan juga ada mas Ibas, belajarlah bagaimana menjadi politikus dan teknik lobi. 2016, jadilah anak Presiden sebenarnya, contohlah mereka-mereka itu yang mulai membangun trah, membangun dinasti kelas kakap di negeri ini. Kami siap mendukung mu, kami ingin cipratanmu. Bukan cuma ketusanmu di media. Salam haters, [Karena haters juga butuh asupan 'GIZI'] * Tulisan teinspirasi dari "Gibran Rakabuming seharusnya belajar dari Ibas Yudhoyono dan Tommy Soeharto, dimuat di [url=http://www.mojok.co*]www.mojok.co*[/url]
sumber
Dear Gibran
Surat saya ini sekaligus mewakili hati dan perasaan para haters di dunia maya kepada anda, Gibran Rakabuming Raka atas sikap anda sebagai anak penguasa negeri Indonesia Raya tercinta, anak seorang pemimpin bangsa yang teramat besar dan kaya ini. Mumpung 2016 masih berjalan dua hari, semoga surat ini mengingatkan anda. Surat ini adalah surat yang mewakili kekecewaan para pengusaha katering, para pengusaha martabak, para pengusaha kafe yang merasa tersaingi oleh anda. Anda kan anak Presiden, seharusnya anda lebih cocok ada di deretan pemegang saham BUMN, deretan pemegang saham Indofood, Astra, berkolaborasi dengan pengusaha Singapura, atau tentunya duduk bersama dengan para Emir Kerajaan Arab untuk membahas proyek Petrochemical di Indonesia, dengan saham terbesar adalah trah keluarga anda. Anda seharusnya ada di Dubai atau London, membahas bagaimana caranya agar Indonesia bisa membeli minyak dengan harga murah dan dijual kembali dengan harga selangit kepada rakyat. Anda dan istri seharusnya sedang duduk hepi-hepi dengan Mister Riza Chalid disana, ketawa-ketiwi, nge-wine, yang ujung-ujungnya membuat perusahaan tandingan Petral (Petral jilid II). Ngapain coba anda mikirin kombinasi rasa untuk martabak, Marshmallow? Nutella? atau Chocochips? Ah enggak level, kami kecewa!. Saya kecewa karena anda ternyata tidak tertarik politik, ini kesalahan terbesar anda sebagai anak Presiden. Bayangkan, untuk menjadi politikus, seorang harus susah payah bayar sana bayar sini, lobi sana, lobi sini sampai bunuh diri. Lha anda yang mendapat previlej itu malah enggak mau. Apa karena bapak anda bukan pendiri partai? ah tak jadi soal, si ibu ketua partai sepertinya mudah saja dilobi, apalagi pamornya naik karena bapak anda. Apa susahnya buat anda?. Moncong putih harus dikembalikan kejayaannya, ibu ketua partai sudah terlalu "sepuh", butuh kaum muda bermental baja seperti anda. Tapi..ah.. Terus terang kami dan kawan-kawan anda yang lain kecewa puool, karena kami sudah membayangkan beragam proyek yang bisa anda berikan kepada kami. Andaikan saja anda bisa membagi satu persen RAPBN 2016 dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang sebesar 7.9 Trilyun, maka dengan keuntungan 30% saja, anda dan kami bisa menikmati keuntungan 23,7 milyar rupiah tanpa harus menguras tenaga. Not bad untuk awal. Dan tak mungkin kan kita hanya ambil untuk 30%, kalau bisa 100%. Belum lagi dari sektor lainnya, prediksi kasar 300 milyar keuntungan bisa kita peroleh. Tapi sekarang bubar, masak kami mau proyek katering. Nggak lah yau.. Surat ini tentunya juga mewakili kekecewaan para jomblowan warga Solo. Bagaimana tidak, anda telah merengut harapan jomblowan se-seantero Solo untuk memiliki resolusi "2016: Aku tidak akan jomblo lagi, Selvi tunggulah mas mu!". Sekarang resolusi itu harus mereka kubur dalam-dalam dengan air mata, dan menderita kembali karena status tanpa harapan. Wahai para jomblowan Solo, menangislah sebelum menangis itu dilarang. Apa sih sulitnya anak presiden seperti anda mendapatkan gadis secantik Mariana Renata atau Nabila Syakieb, semanis Dian Sastro, seseksi Bebie Julius atau bahkan se-hot Nikita Mirzani. Ohya, banyak juga anak-anak pejabat lain yang siap anda pinang sebagai konsolidasi politik bapak anda. Sah? tentu saja sah, apa yang tidak sah dinegeri ini kalau yang berbicara kekuasaan dan uang? Tapi anda malah memilih gadis sederhana yang rumahnya saja harus di permak total untuk siraman dan midodareni. Dan kami tambah kecewa karena bapak anda justru bangga dengan kesederhanaan itu, kami kecewa. Pesan kami untuk anda di 2016, ambil kursus '12 Jam Teknik Kumon: Bagaimana Menjadi Anak Presiden'. Banyak guru yang siap mengajari. Ada mas Bambang, belajarlah bagaimana mengelola saham, proyek dan beristri yang cantik jelita glamour. Dia adalah kombinasi sempurna, ada mas Tomy dan juga ada mas Ibas, belajarlah bagaimana menjadi politikus dan teknik lobi. 2016, jadilah anak Presiden sebenarnya, contohlah mereka-mereka itu yang mulai membangun trah, membangun dinasti kelas kakap di negeri ini. Kami siap mendukung mu, kami ingin cipratanmu. Bukan cuma ketusanmu di media. Salam haters, [Karena haters juga butuh asupan 'GIZI'] * Tulisan teinspirasi dari "Gibran Rakabuming seharusnya belajar dari Ibas Yudhoyono dan Tommy Soeharto, dimuat di [url=http://www.mojok.co*]www.mojok.co*[/url]
sumber
Gibran menanggapi surat ini melalui twitternya dengan santai aja. Meski ada juga yang menyebut usahanya berjualan martabak sebagai usaha kampungan. Hmmm.... Gimana menurut agan-agan? mending jualan martabak atau proyek lain yang lebih gede?
0
4.2K
Kutip
30
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.5KThread•41.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru