Halo gan / sist saya pria berumur 27 tahun, keturunan tionghoa sunda, agama alhamdulilah islam. Begini, saya punya pacar yang berumur 25 tahun, keturunan tionghoa tulen dan agamanya nasrani. Kita pacaran sejak SMP gak pernah putus, gak kaya orang orang jaman sekarang yang pacarannya putus nyambung.
Sejak SMP kita memang sudah pacaran namun secara diam diam (backstreet) memang kami juga gak terlalu suka mengumbar kemesraan dan kita juga gak ingin orang2 tau kalo kami punya hubungan yang 'khusus'. Karena kami tahu apa resiko dan reaksi orang2 atau bahkan orangtua kami mengenai hubungan kami, apalagi dulu kami masih SMP ya kalo kata orang masih kinyis - kinyis yang masih buta akan pengalaman cinta terutama tentang cinta beda agama. Ya dulu memang cukup sulit untuk kami berhubungan secara diam2, tidak ada yang curiga dengan hubungan kami waktu itu, jujur ketika itu saya pikir hubungan kami tidak akan serius dan kami juga berpikir hubungan yang kami jalani biarkan mengalir apa adanya saja.
Sampai akhirnya kami lulus SMA kami mendaftar memutuskan untuk mendaftarkan ke salah satu SMA favorit dibandung namun ternyata pacar saya tidak masuk dalam PMB, akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan SMA di jakarta dan tinggal bersama ayah dan ibu tirinya.
Saya tidak mempermasalahkan menganai jarak antara bandung dan jakarta, tapi saya takut kehilangan dia saat itu. Kami hanya berhubungan melalui telephone dan pesan singkat, namun semakin lama semakin jarang menghubungi satu sama lain "karena kesibukan masing2".
Hingga akhirnya saya memutuskan untuk pergi kerumahnya yang ada dijakarta dengan menggunakan mobil secara diam diam tanpa membawa surat2. Sesampainya dirumah pacar, saya bertemu dengan ayahnya saya berusaha menjelaskan antara hubungan saya dengan pacar saya. Mamun ternyata saya hanya didiamkan dan 'ayah' pacar saya pergi meninggalkan saya yang ada diruang tamu saat itu. Disitu saya semakin bingung, mengapa tiba tiba ayah pacar saya pergi meninggalkan saya ditengah2 obrolan. Saya menunggu hingga -+ 2 jam namun tidak ada yang menghampiri saya diruang tamu. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang kebandung.

Setelah sampai rumah saya mendapatkan sms dari pacar saya, sms tersebut berisikan bahwa saya tidak usah menghubunginya lagi dalam beberapa waktu ini, karena menurutnya perbuatan saya menceritakan mengenai hubungan kami kepada orangtuanya adalah salah besar.

Saat itu sebenarnya saya mulai merasa jenuh dengan hubungan sepeerti ini, ketika dihubungi ia selalu menghindar dan sempat beberapa bulan tidak ada kabar dari nya. Akhirnya saya tau kenapa dia bertindak seperti itu, ternyata pacar saya dijodohkan dengan pria pilihan ayahnya yang beragama nasrani dan satu gereja dengannya. Dan ternyata mereka sudah mulai dekat ( saya tahu dari teman saya yang juga teman pacar saya )

Saat itu saya berusaha positif thinking dan berusaha bertemu dengan pacar saya. Setelah mendapatkan penjelasannya ternyata pacar saya dekat dengan pria tersebut karna mendapatkan paksaan dari ayahnya. Jika ia menolak ia tidak akan dibiayi kuliah sehingga ia harus terpaksa menerima lelaki itu.

Saya marah dan kesal saat itu, saya memaki pacar saya sampai diluar ingin menampar pacar saya. Saat itu saya kesal karena ternyata kenyataannya adalah pacar saya "selingkuh".

Hingga akhirnya sampai saat ini, ia masih berhubungan dengan pacar nya yang satu gereja. Mereka sering melakukan pelayanan bersama dan melakukan kegiatan gereja bersama.
Saya juga masih berhubungan dengan pacar saya, kami sudah tunangan secara diam2. Kami sudah menabung untuk masa depan. Kami sudah mempunyai rumah yang kami cicil secara bersama2 tiap bulannya.
Saya tahu saya bodoh yang rela 'membagi kekasih' kepada orang lain, tapi saya merasa saya tidak punya pilihan lain.

Saya tidak ingin mengorbankan agama saya demi cinta, tapi saya juga tidak bisa mengorbankan cinta saya karna perbedaan.

Disini saya hanya ingin mencurahkan hati saya, yang sudah saya simpan selama belasan tahun. Saya hanya ingin berbagi kepada teman2 yang mungkin tengah mengalami cinta beda agama. Saya harap tidak ada orang yang terjebak dalam perbedaan.