- Beranda
- The Lounge
5 Striker Indonesia Yang Pernah Mengguncang Asia
...
TS
sapijantan27
5 Striker Indonesia Yang Pernah Mengguncang Asia
Selamat Datang Di Thread SapiJantan27
Semoga Tidak Repost
Quote:
Terlepas dari minimnya prestasi Tim Nasional Indonesia, ternyata timnas kita pernah memiliki barisan penyerang depan yang hebat dan bahkan sudah diakui di Asia dan sempat membuat Asia "terguncang". Mereka tidak hanya mampu untuk menjadi andalan timnas tetapi juga di level klub karir mereka cukup gemilang.Siapa sajakah mereka ? berikut SapiJantan27akan menyajikannya untuk anda,
1.Ricky Yakobi
Quote:
Spoiler for gambar:
Era awal 1980-an merupakan permulaan kiprah pria kelahiran Medan, 12 Maret 1963. Usai jadi bagian PSMS Medan saat juara Piala Suratin pertengahan 1980-an, Ricky gabung klub Galatama, Arseto Solo. Bersama klub asal Kota Bengawan ini, nama pria dengan tinggi 177 cm ini melambung.
Ricky pun mulai 1985 menjadi bagian skuad Garuda. Kala Asian Games 1986, sepak bola masih belum ada batasan usia dan Indonesia sanggup melaju sampai semifinal. Pada perempat final, Ricky membuat media-media Asia gempar dengan sepakan volinya tanpa menyentuh tanah di laga perempat final. Sepakan itu juga dilakukan di sisi kiri gawang dengan jarak yang tak dekat.
Kala itu, ia mencetak gol pada menit ke-48 ke gawang Uni Emirat Arab (UEA), sebelum tim lawan menyamakan skor. Laga pun ditentukan via adu penalti dan Indonesia menang. Sayang, di semifinal Indonesia bersua tuan rumah Korea Selatan (Korsel) dan kalah empat gol tanpa balas.
Lalu pada perebutan medali perunggu Indonesia juga gagal karena ditumbangkan Kuwait, 0-5. Namun Ricky Cs setahun berikutnya pada SEA Games 1987 berhasil merebut emas setelah di final menang tipis, 1-0, atas Malaysia. Ketika itu, Ricky merupakan penyerang andalan Indonesia yang dilatih Bertje Matulapelwa.
Usai membawa Indonesia merebut emas, Ricky langsung ditawari kontrak oleh klub Jepang, Matsushita (kini Gamba Osaka). Mampu mencetak satu gol di kompetisi resmi, sayang cuaca membuat Ricky tak kerasan. Ia pun hanya bertahan empat laga bersama klub Negeri Sakua itu.
2.Rochi Putiray
Quote:
Spoiler for gambar:
Pemain kelahiran Ambon, 26 Juni 1970 ini merupakan alumnus program PSSI Garuda II. Rochi kemudian disalurkan ke Arseto Solo mulai 1987 sampai 1999. Ia menjadi bagian timnas Indonesia mulai 1991 dan sukses jadi anggota skuad Garuda yang meraih emas SEA Games tahun itu.
Pada 1995 usai main di Merdeka Games, Rochi mendapat kesempatan trial di klub elit Prancis, Auxerre. Kala itu, ia direkomendasikan oleh pelatih timnas Malaysia, Claude Le Roy yang berasal dari Prrancis. Sayang, faktor usia membuatnya gagal menjadi bagian klub Ligue 1 tersebut.
Usia Rochi kala itu sudah 24 tahun, sehingga dinilai nilai jualnya di Eropa sudah tidak bagus. ”Saat itu saya trial bareng Taribo West, tapi umur pemain itu baru 19 tahun. Jadi, saya tak direkomendasi karena usia saja,” ujar Rochi suatu ketika kepada SportSatu.
Setelah meninggalkan Arseto dan gabung Persijatim (kini Sriwijaya FC) pada 2000, Rochi lalu gabung Instan Dict di Liga Hong Kong. Lalu di negeri bekas koloni Inggris itu ia gabung beberapa klub lain seperti Happy Valley, South China AA, serta Kitchee SC.
Pengalaman berharga saat Rochi menjadi bagian Kitchee yang melakoni uji coba kontra klub elit Italia, AC Milan. Ia kala itu mencetak dua gol kemenangan Kitchee, 2-1, atas I Rossoneri pada 2005. Kala itu, pertahanan AC Milan masih dikawal bek legendaris, Paolo Maldini.
Selain membela klub Hong Kong, ia juga sempat main untuk PSM Makassar, Persija, PSPS Pekan Baru, PSS Sleman, dan Persipro Probolinggo. Untuk timnas, terakhir ia menjadi bagian Indonesia pada Piala Asia 2004 di Tiongkok.
3.Widodo C Putro
Quote:
Spoiler for gambar:
Lahir di Cilacap, 8 November 1970, Widodo tak pernah main di luar Indonesia. Namun sebagai stiker, ia pemain yang sangat cedas dengan memulai karier di Warna Agung pada 1990-1994. Lalu gabung Petrokimia Putra Gresik dan Persija.
Widodo membela timnas Indonesia sejak 1991 sampai 1999. Ia bersama Rochi menjadi bagian skuad Garuda yang merebut emas SEA Games 1991. Namun yang paling spektakuler adalah gol salto Widodo pada Piala Asia 1996 di Uni Emirat Arab.
Kala itu, Widodo mencetak gol akrobatik ke gawang Kuwait yang mengantarkan Indonesia menahan lawannya, 2-2. Gol itu jadi gol terbaik turnamen dan gol terbaik tahun itu versi AFC.
4.Kurniawan Dwi Yulianto
Quote:
Spoiler for gambar:
Alumnus Diklat Salatiga ini adalah penyerang dengan bakat besar yang pernah lahir di Indonesia. Kurus, sapaan Kurniawan, masuk program PSSI Primavera yang berlatih di Italia pada awal 1990-an. Bakatnya yang besar membuat Kurniawan dipanggil membela tim remaja klub Serie A, Sampdoria.
Pada saat tur pra-musim Sampdoria ke Asia 1994, ia menjadi bagian skuad I Bluecerchiati di bawah bimbingan Sven-Goran Eriksson. Lalu pada musim 1994/1995, Kurniawan dikontrak klub Swiss, FC Luzern.
Sayang semusim di Eropa, Kurniawan gagal bersinar karena disinyalir faktor homesick. Kemudian ia meneruskan karier di Indonesia bersama sejumlah klub seperti: Pelita Jaya, PSM Makassar, PSPS pekan Baru, Persebaya, Persija, PSS Sleman, Persitara, dan Persisam Putra (kini Bali United).
Lalu sempat main untuk Persela Lamongan, PSMS Medan, Tangerang Wolves, PPSM Magelang, dan Persipon Pontianak. Ia sempat membela klub Malaysia, Sarawak FA, tapi gagal bersinar. Untuk timnas, ia memiliki 60 caps dengan sumbangan 31 gol.
5.Bambang Pamungkas
Quote:
Spoiler for gambar:
Sama seperti Kurniawan, Bambang merupakan alumnus Diklat Salatiga. Hampir setengah karier pemain ini dihabiskan bersama Persija. Namun, Bambang sempat membela Pelita Bandung Raya (PBR), di luar Persija untuk klub Indonesia.
Untuk klub luar negeri, Bambang pada 2000 selama empat bulan membela klub Belanda, EHC Norad. Pada medio 2005 sampai 2007, klub Malaysia, Selangor jadi pelabuhan pemain ini. Pada musim pertama di Selangor, Bambang memberikan treble winners untuk klub Negeri Jiran itu.
Bambang tercatat pernah menjalani trial dengan dua klub luar negeri. Pertama, ia menjalani tes bersama klub Jerman, Borussia Muenchengladbach dan FC Koeln serta Roda JC Kerkrade pada 2000. Kedua, Bambang menjalani trial di klub A-League asal Selandia Baru, Wellington Phoenix, pada 2010.
Di timnas Indonesia, ia tercatat pemain dengan caps tertinggi 85 kali. Bambang menyumbang 37 gol bagi skuad Garuda sebelum memutuskan untuk pensiun pada 1 April 2013.
Spoiler for Terimakasih:
Quote:
Quote:
Terimakasih untuk Agan agan kaskuser yang udah mampir ke thread ane yang kece ini jangan lupa bantu
dan jika agan memberi ane ane sangat berterimakasih.
Dan ingatlah satu hal kaskuser yang kece adalah kaskuser yang meninggalkan jejak sehabis membaca
dan jika agan memberi ane ane sangat berterimakasih.
Dan ingatlah satu hal kaskuser yang kece adalah kaskuser yang meninggalkan jejak sehabis membaca
0
4.8K
Kutip
38
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.4KThread•84.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya