Senin 28 Des 2015 : saya berniat membuat SIM A, browsing ketemu syarat-syaratnya KTP, map, surat sehat. saya lihat ini KTP sudah mati alias waktu berlaku habis. jadi saya perpanjang KTP alhasil nunggu 2 bulan baru jadi.
udah deh saya tinggal ke Bandung lagi naik motor.

Rabu 30 Des 2015 : saya ke polres *********, dengan maksud menanyakan bisa tidak membuat SIM, dengan membawa KTP yang mati+surat perpanjangan KTP (dengan asumsi, data di KTP yang baru akan sama dengan data KTP lama).
cerita berlanjut di Polres *********, saya bertanya pada polisi wanita yang berjaga di polres tersebut.

Saya : maaf bu, kira-kira bisa tidak ya buat SIM tapi KTP saya mati.

Polwan : maaf mas, ya kalo KTP mati ya mesti di kubur.

Polisi Lain : hahaha (pada tertawa) (dengan senang dan bangganya mereka mentertawakan kebodohan rakyat yang harusnya mereka ayomi). dalam cerita ini saya masih berharap bisa buat SIM karna SIM hampir menjadi kebutuhan, lah polisi mau terima alasan gthu kalo orang gk bawa SIM?
ini mereka malah ketawain rakyatnya, murid tanya ke guru aja gk diketawain.

Saya : tapi lagi di perpanjang bu, dan datanya pasti sama dengan KTP baru.

Polisi Lain : mukanya kaya berbahagia melihat warganya terlihat bodoh.

Polwan : nah justru itu kan belum tau datanya bakal sama or tidaknya.

Saya : Pulang deh. ane cuma rakyat jelata, mau tanya aja ko diketawain ya.

ya padahal mah bayar lebih juga gak masalah, asal pelayanannya ditingkatkan pada orang yang berani bayar lebih.
ya istilahnya mah emang ada orang VIP Very Important Person, yang dalam waktu beberapa detik aja bisa menghasilkan banyak uang.
tapi bukan berarti yang tidak bisa/tidak mau bayar lebih bisa direndahkan.