Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

usmanmuhamadAvatar border
TS
usmanmuhamad
Mau mandiin dan dimandiin gajah? Di sini tempatnya, Gan


Ini ficer yang ane tulis, Gan. Selamat menikmati emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Kiss (S) emoticon-Kiss (S) emoticon-Traveller emoticon-Traveller

ERVINA dan teman-temannya menjerit. Ban yang membawa mereka tengah digoncang arus Batang Serangan, sungai yang membelah Tangkahan dan berhulu di Taman Nasional Gunung Leuser. Antara rasa kaget, takut, dan senang bercampur menjadi satu dalam teriakan mereka. Rombongan wisatawan dari Sibolga, Sumatera Utara ini terdiam ketika dari arah berlawanan datang empat ekor gajah Sumatera. Beberapa orang berkulit bule dan berambut pirang menunggangi punggung gajah tersebut.
Mau mandiin dan dimandiin gajah? Di sini tempatnya, Gan
“Aaaaa!” Ervina dan kawan-kawan kembali berteriak histeris. Tak disangka-sangka, gajah yang dilewati mendadak menyemprotkan air menggunakan belalainya ke arah para gadis ini. emoticon-Wakaka emoticon-Wow
Tak urung rambut dan tubuh penunggang ban dalam ini basah kuyup. Para bule yang duduk diayun-ayun binatang bertelinga besar itu tertawa takjub menyaksikan kelakuan nakal gajah yang ditungganginya.
Kawanan gajah ini terus berjalan ke arah hulu sungai. Setengah jam kemudian, rombongan ini berhenti. Ada beberapa gajah lainnya sudah menunggu.
Para gajah ini kemudian berbaring di sungai. “Ayo, saatnya memandikan gajah,” ujar salah mahout. Turis yang berasal dari sejumlah negara ini pun langsung mendekat dan menggosok gajah. Suara teriakan dan obrolan turis berbaur dengan suara gosokan dan gemericik air. Sementara binatang terbesar di Sumatera ini santai dimandikan.
Mau mandiin dan dimandiin gajah? Di sini tempatnya, Gan
“Menakjubkan. Saya memandikan gajah,” teriak Elyn Remy, turis asal Belgia sambil terus menggosok kulit gajah yang keras. emoticon-Wow
Kehebohan terjadi tak jauh dari tempat Elyn Remy. Seekor gajah ganti memandikan sejumlah turis. Menggunakan belalainya, gajah tersebut menyemprotkan air sungai ke turis-turis.
Mau mandiin dan dimandiin gajah? Di sini tempatnya, Gan
Matthijs van derspek, asal Belanda, mengaku berencana memandikan gajah ke Tangkahan tahun 2014 lalu. “Tapi tahun itu paket gajahnya sudah full booked. Akhirnya, saya dapat beli paketnya tahun ini. Sungguh tidak menyangka, saya bisa memandikan gajah dan juga dimandikan oleh gajah,” ujarnya.
Ervina dan para turis mancanegara ini sedang menikmati surge yang tersembunyi di Tangkahan, sebuah kampung wisata yang ada di pinggir Taman Nasional Gunung Leuser. Dusun ini berada di sebelah barat Medan, ibukota Provinsi Sumatera Utara. Untuk mencapai tempat ini dibutuhkan waktu sekitar 4 jam perjalanan menggunakan mobil dari Medan.
Mau mandiin dan dimandiin gajah? Di sini tempatnya, Gan
Boleh jadi tempat ini kurang terkenal di Indonesia, tapi sangat popular di luar negeri. “Tahun ini saja hingga Oktober hampir lima ribu turis asing datang berkunjung. Mereka datang dari 47 negara. Mayoritas dari Belanda, Jerman, dan Australia. Kami kewalahan melayani para turis asing ini. Tahun 2016 saja paket wisata gajah kami sudah habis dibeli,” ujar Ketua Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT). Lembaga inilah yang mengelola kawasan pariwisata ini.
Di Tangkahan terdapat sejumlah tempat menarik untuk dinikmati di kawasan ini. “Ada air terjun, goa, tempat pemandian air panas, hutan,” ujarnya.
Menurut Rudkimat, turis bisa menjelajahi hutan taman nasional dan menyusuri sungai menggunakan ban dalam (tubing). “Dalam perjalanan, turis bisa bertemu dengan orang utan, kera, siamang, dan sebagainya. Turis juga bisa naik gajah untuk menjelajahi hutan dan menyusuri sungai.”
Memandikan gajah merupakan wisata andalan Tangkahan. “Biasanya memandikan gajah kami paketkan dengan trekking hutan atau sungai. Paket wisata ini menjadi favorit turis mancanegara meskipun tarifnya lumayan mahal,” kata pria berusia 45 tahun ini.
Untuk menyelenggarakan pariwisata ini, Lembaga Pariwisata Tangkahan bekerja sama dengan Conservation Rescue Unit (CRU). CRU bertugas khusus mengelola wisata dengan gajah. Saat ini terdapat 11 gajah di Tangkahan, termasuk 3 ekor gajah yang masih anak-anak.
Lembaga Pariwisata Tangkahan mempekerjakan sekitar 130 warga. Semuanya adalah warga setempat. Mereka berbagi peran, ada yang menjadi ranger, guide, penterjemah, porter, serta staf administrasi dan keuangan. “Mayoritas mereka bekas pembalak kayu liar,” ungkap Rudkimat.
Rudkimat mengakui dirinya dulu juga pembalak kayu liar. Bahkan, dia memiliki anak buah untuk menebang dan membawa kayu keluar hutan. Namun, dirinya sadar pekerjaannya menyebabkan hutan Taman Nasional Gunung Leuser rusak dan merugikan masyarakat.
Pengakuan senada disampaikan Darwis, salah seorang guide. Ia mengaku bekerja menebang kayu hutan di tahun 1990-an. “Dari kakek dan orang tua kami memang bekerjanya menebang kayu di hutan. Profesi itu kami jalani hingga tahun 2000-an,” ujarnya.
Darwis mengaku mendapat penghasilan cukup besar dari pembalakan liar. “Tapi uangnya habis begitu saja. Tidak ada bekasnya. Rumah juga tidak terbangun, dan saya tetap miskin. Belum lagi risiko tertimpa atau terjepit kayu, ada beberapa kawan kami yang terluka parah, patah tulang, bahkan meninggal dunia,” ucapnya. emoticon-Mewek emoticon-Turut Berduka
Hingga kemudian menjelang tahun 2000 datang sejumlah mahasiswa dari Medan memberikan penyadaran kepada warga agar tidak lagi melakukan pembalakan liar. Namun, mayoritas warga menentang ajakan itu.
“Sebagian kecil warga mendukung ajakan itu, tapi mayoritas menentang. Situasinya saat itu saat panas, terjadi ketegangan sesama warga,” ujarnya.
Tapi setelah melihat wisata itu mulai menghasilkan uang banyak, warga menjadi tertarik. Akhirnya satu persatu warga mau meninggalkan pekerjaan lama dan bergabung dengan Lembaga Pariwisata Tangkahan.
Mau mandiin dan dimandiin gajah? Di sini tempatnya, Gan
“Penghasilan saya saat ini cukup besar, 3 juta rupiah per bulan. Kalau musim ramai, bisa mendapatkan 5 juta atau lebih,” ujarnya.
“Pendapatan total yang diperoleh Lembaga Pariwisata Tangkahan beberapa tahun terakhir lebih dari Rp 9 milyar per tahun,” timpal Rudkimat.
Menurut Rudkimat, sebagian warga bekerja di Lembaga Pariwisata Tangkahan, sebagian warga membangun guest house atau home stay. “Ada sekitar 20 home stay, dengan total kamar mencapai 300-an. Tak sedikit juga yang membuka rumah makan di area pariwisata,” ujarnya bangga. emoticon-Toast emoticon-Wow
Manager Conservation Rescue Unit, Edi Sunardi, mengaku lega dengan adanya pariwisata Tangkahan. Lembaga yang dipimpinnya mendapatkan dana bagi hasil dari usaha eko wisata ini. “Setelah dipotong biaya operasional, kami mendapatkan bagian dana sekitar 57 persen. Dana tersebut digunakan untuk memelihara dan merawat gajah, juga untuk menggaji mahout. Kami memiliki 14 mahout,” ungkapnya.
Mau mandiin dan dimandiin gajah? Di sini tempatnya, Gan
Dengan adanya dana hasil bagi wisata ini, pemerintah tidak perlu menganggarkan dana untuk pemeliharaan gajah di area konservasi ini.
“Dan yang lebih penting, alam dan hutan Taman Nasional Gunung Leuser tetap terjaga dengan baik. Kami bangga dengan warga Tangkahan,” ungkapnya.
emoticon-Kiss (S) :nulisah emoticon-Traveller emoticon-Traveller emoticon-Wakaka

Sumber : http://kabarjambi.net/mandi-bersama-...-di-tangkahan/
0
3.5K
24
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.