Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rissalAvatar border
TS
rissal
Hal yang Belum Berubah di Tahun 2015
Proud to be part of
Hal yang Belum Berubah di Tahun 2015
Click Image to Visit Our Home
Kami adalah Komunitas Pecinta Riddle dan Creepy Pasta
dengan Member Sista grade supercopyTerbanyak di KASKUS
emoticon-Metal
Yuk Intip Koleksi Karya Kita

_________________________________________________


Misi agan-aganwati...
Numpang bikin thread yak... emoticon-Embarrassment

Tahun 2015 akan segera berakhir..
Masih terngiang suara serunya kembang api hampir setahun yang lalu..
Entah kenapa, waktu dan hari seolah terasa cepat berlalu dan menghilang... emoticon-Maluemoticon-Hammer

Disaat semua orang berusaha mengingat dan memutar lagi kenangan selama setahun, entah kenapa ane malah terngiang hal yang "berbeda". Mungkin hanya sekedar "penyesalan", atau mungkin "hal yang terlupakan" atau "terlewatkan" serta mungkin "tenggelam"

Banyak hal di mana keadaan sepanjang tahun 2015 terasa jalan di tempat, kata populernya sich "gitu-gitu aja".
Sedikit orang mungkin telah berusaha melakukan perubahan, tapi setidaknya yang tampil dipermukaan suatu keadaan yang stagnan, tidak berkembang, bahkan terasa dibiarkan. emoticon-Embarrassment

Langsung aja yak... emoticon-Ngacir
Beberapa hal yang belum berubah di tahun 2015...

Catatan; yang umum aja yak... emoticon-Big Grin

_________________________________________________


Hal yang Belum Berubah di Tahun 2015


- 1 Januari masih tahun Baru-


Ya iyalah...emoticon-Hammer
1 Januari tetap menjadi "tahun baru", 14 Feburari masih tetap "hari Valentine", Idul Fitri masih tetap "hari Lebaran", 25 Desember tetap menjadi "Hari Natal", dan hari-hari besar lainnya akan tetap menjadi "hari besar" dan "hari libur" secara simbol.

Yupz, hari-hari besar masih dirayakan sebagai simbol, hanya sekedar sebagai peringatan, tanpa memaknai arti simbol dan mengingat perayaan hari itu sendiri. Berapa banyak masyarakat yang masih berpikir, tahun baru beli kembang api, hari besar keagamaan beli baju baru, hari kemerdekaan itu upacara, puasa itu berarti gak makan dan minum, hari buruh itu demo, hari valentine beli kondom.. emoticon-Hammer

Itulah ciri khas kita terutama sebagai masyarakat Indonesia, terlalu lebih mengutamakan kesakralan suatu simbol, tanpa berpikir lebih jauh mengenai arti simbol tersebut. Simbol, tanda, perayaan lebih dijaga dan diutamakan tanpa mengetahui apa yang terkandung dibalik itu semua.

Lebih jauh lagi dari sekedar "hari", contohnya simbol "keperawanan" lebih dijaga daripada perilaku untuk menjaga tata krama dan sopan santun seorang cewek. Sehingga lahirlah "bagi-bagi kondom gratis" biar gak menular HIV AIDS, daripada pendidikan tata krama dan harga diri terhadap sang wanita. Simbol "Anti Narkoba" lebih digaungkan keseluruh pelosok negeri, tanpa adanya penataran terhadap orang tua dan kontrol terhadap lingkungan. Simbol jubah, jenggot, surban dan kopiah menjadi syarat mutlak untuk ibadah (Islam), bukan lagi suci dan bersih dari najis. Agan-aganwati saat ini akan sangat mudah menemukan simbol-simbol bertebaran di mana-mana, baik berupa bendera, mural, tulisan, iklan, selebaran, yang diserta slogan yang sekiranya akan sangat menarik.

Hal inilah kemudian lahirnya timbul fanatisme buta, fanatisme terhadap simbol yang berujung pada perang ideologi tanpa menelaah tujuan dan arti sebenarnya. Sesuatu yang terlihat kecil, tapi karena inilah masyarakat bisa dengan mudah dihasut serta di adu domba oleh sebagian pihak. Parahnya hal ini terus terjadi, sejak zaman penjajahan Belanda karena fanatisme terhadap kerajaan, hingga sekarang fanatisme terhadap partai politik dan lain sebagainya, walaupun dalam skala kecil.. emoticon-Embarrassment

_________________________________________________


Hal yang Belum Berubah di Tahun 2015


- Demonstrasi masih menjadi solusi-


Berangkat dari poin nomor satu, untuk meminimalisir terjadi perang kepentingan maka diciptakalah wakil-wakil rakyat yang duduk dipermerintahan untuk mengakomodir suara rakyat dan kelompok kecil dibawah.

Next question is, bagaimana kalau ternyata wakil rakyat tersebut tidak mencerminkan suara rakyat itu sendiri..?
Jawabannya pasti adalah demo dengan segala bentuknya, baik orasi, mogok, tindakan anarkis dan lain sebagainya.

Tapi dari tahun ke tahun apa demonstrasi kemudian terus dibiarkan tanpa ada solusi lain...? emoticon-Embarrassment
Salah satu "kelebihan" Republik Indonesia adalah kekuatan wakil rakyat yang terlalu powerfull tanpa kontrol dan pengawasan. Wakil rakyat mungkin bisa berkata, "makanya tolong kerja kita di awasi'.., ane balik bertanya "dengan apa..?" dengan demo yang anarkis..? dengan bersuara di media yang udah di "sutradai" oleh pemegang kepentingan..? lapor ke MKD yang orangnya ya kalian-kalian juga..? atau dengan juridical review lewat MA yang berarti kerja anda sebelumnya patut dipertanyakan..?

Saat ini memang demo menjadi satu-satunya solusi, tanpa ada upaya dari "wakil rakyat" itu sendiri untuk membuat suatu mekanisme dan SOP yang jelas sebagai langkah menyuarakan serta mengevaluasi kerja para "wakil rakyat" itu sendiri.

_________________________________________________


Hal yang Belum Berubah di Tahun 2015


- Transportasi umum masih terbelakang-


Setelah wakil rakyat, kini pemerintah.. emoticon-Embarrassment
Berbicara mengenai tranportasi umum tidak akan lepas dari transportasi pribadi yang makin berkembang dari tahun ke tahun.
Transportasi pribadi semakin banyak, maka transportasi umum menjadi tidak laku, dan kemacetan akan bertambah panjang. Sebaliknya bila transportasi umum semakin diminati, transportasi pribadi akan turun harga dan akan semakin mendorong minat masyarakat. Persaingan yang tidak akan berujung antara para pengusaha dan pemerintah dalam merebut minat masyarakat.

Ini berlaku untuk setiap daerah di Indonesia, kecuali daerah pelosok.. emoticon-Embarrassment
Yang terjadi kemudian, di kota-kota besar pemerintah akan terus mengembangkan alat transportasi masal serta meningkatkan sarana jalur transportasi untuk mengurai kemacetan, dan berbanding lurus para pengusaha akan semakin melancarkan usaha menarik hati masyarakat di kota-kota besar untuk membeli alat transportasi pribadi. Sementara di daerah pelosok, alat transportasi masal seadanya, sarana jalan rusak, dan pengusaha kenderaan pribadi kurang tertarik karena daya beli yang sedikit.

Dari tahun ketahun ini terus terjadi, sehingga jangan heran kota besar makin lama makin padat dan macet, sementara daerah pelosok akan sangat bagus jalannya ketika hari kampanye, dan dibiarkan tidak terawat selama 5 tahun setelahnya.. emoticon-Embarrassment

_________________________________________________


Hal yang Belum Berubah di Tahun 2015


- SARA masih menjadi isu utama-


Suku, Agama, dan Sara masih menjadi bahan utama "pem-bully-an" dan "pembunuhan karakter" seseorang.
Ditahun 2015, setidaknya Indonesia melahirkan pemimpin dari "kalangan minoritas" dan juga menciptakan seorang presiden dengan gaya "biasa aja", yang tampak sangat berbeda dengan presiden yang telah di catat dalam buku sejarah Indonesia sebelumnya.

Tapi entah kenapa hal ini bukan melahirkan paradigma "semua orang terlahir sama" baik mayoritas atau minoritas, dari berbagai suku, agama, dan keturunan. Justru peristiwa ini seolah menjadi "senjata" untuk terus-menerus menekan kalangan minoritas itu sendiri, seakan menyuarakan bahwa kalangan mayoritas adalah golongan yang mampu untuk melakukan segalanya.

Isu SARA terus bergaung baik secara sadar maupun di alam bwah sadar kita. Fanatisme yang terus terjadi seperti hal di poin nomor satu menjadi salah satu penyebabnya. Ditambah dengan pendidikan yang "agak sedikit" mendukung, contohnya pelajaran sejarah yang mendikotomi antara masa kerajaan Hindu, Budha, dan Islam. Maksud ane di sini gak ada yang salah, tapi apa "Headline" dari setiap isi sejarah harus berlatar agama..?

dan hal ini belum berubah hingga saat ini.. emoticon-Embarrassment

_________________________________________________


Hal yang Belum Berubah di Tahun 2015


- Kuantitas masih menjajah kualitas-


Terkait masalah mayoritas-minoritas di atas, saat ini kuantitas lebih dijaga dari pada kualitas.
Terjadi perebutan jumlah di mana-mana tanpa pertimbangan mutu..

Contohnya aja..
Untuk jadi pemimpin di pemerintahan ditentukan dengan suara terbanyak..
Entah dengan cara janji-janji yang sulit ditepati, atau dengan "serangan fajar"

Untuk menjadi idol haru mendapat vote terbanyak dari pemirsa..
Dengan mengacuhkan ketidak-adilan terhadap yang tidak bermodal "pulsa" maupun akses internet..

Untuk menentukan program acara harus berdasarkan rating..
Baik itu berpendidikan maupun tidak, yang penting menarik dengan jalan apapun..

Untuk mendapatkan jumlah penonton tanpa melihat kualitas film itu sendiri..
Entah dengan menjual horor, seks, agama tertentu, maupun dengan menjual daerah tertentu diluar negeri..

Ya gitu-gitulah..
Masih yang penting banyak, untung, menang.., dampaknya ntar aja...

_________________________________________________


Hal yang Belum Berubah di Tahun 2015


- Smartphone masih pintar-


Sebagi penutup, ane pengen bahas masalah di kalangan masyarakat umum, fenomena smartphone telah menjadi salah satu kebutuhan primer masyarakat.

Smartphone, sebuah ponsel pintar, yang memang menjadikan masyarkat Indonesia lebih pintar, melek tekhnologi, dan berkembang.
Dengan dukungan tekhnologi, kita bisa bertanya apa saja di mesin pencari, berkomunikasi dengan siapa aja, mengabadikan kenangan kapan dan dimana saja, serta mencari info-info terbaru dari seluruh penjuru dunia.

Tapi ini hanya sebuah ponsel "pintar", bukan ponsel "bijak" yang mengerti baik atau buruk, indah atau jelek, berguna atau tidak..
Sebuah ponsel hanya sekedar untuk mengutarakan visualisasi, bukan perasaan. Alat untuk menuturkan kata, bukan mengungkap makna.
Berapa banyak "moment pribadi" yang tersebar akibat kecerobohan sang pengguna, berapa banyak sarana dan prasarana yang rusak karena "kebrutalan" sang pemakai, dan berapa banyak hal disekitar yang terabaikan dari perhatian seorang user smartphone.

Lebih perhatian mana seorang ibu yang terus mengontrol anaknya di sekolah melalui sebuah smartphone sementara ia sibuk di kantor, daripada seorang ibu yang menemani anaknya mengerjakaan PR di rumah secara langsung. Lebih deg-deg-an mana saat agan-aganwati nemba/ditembak sang gebetan ketika bertatapan mata secara langsung atau hanya melalui sebuah pesan singkat. Lebih berasa mana ketika agan-aganwati dijenguk oleh sahabat/rekan/keluarga di rumah sakit, atau hanya sekedar "like" photo agan atau status "keadaan sakit" di facebook, BBM, atau di media sosial lainnya.

Sebuah fenomena yang terjadi sejak smartphone merambah ke Indonesia hingga sekarang. emoticon-Embarrassment

_________________________________________________


Segitu aja dulu gan..
Ane harap ada tambahan, kritik, serta saran dari agan-aganwati..
Untuk menjadikan thread ini setidaknya hanya sebagai tulisan untuk saling mengingatkan.. emoticon-Cendol (S)

emoticon-Ngacir
Diubah oleh rissal 24-12-2015 02:33
0
3.5K
65
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.