Warga Negara Asing (WNA) yang melakukan penghinaan terhadap pengunjung swalayan Gelael Semarang terus dimintai keterangan polisi. WNA bernama Erik itu mengaku hanya bercanda ketika melontarkan kata-kata bernada menghina.

Erik menyebut pengunjung perempuan yang memakai cadar dan laki-laki mengenakan baju koko serta peci sebagai teroris. Entah apa tujuannya, namun pria tersebut juga berusaha mengusir mereka dari swalayan.

Ketika berada di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang, Erik hanya sepenggal-sepenggal memberikan keterangan. Ia mengaku hanya bisa berbahasa Indonesia sedikit walaupun sudah belasan tahun tinggal di Indonesia dan sempat memiliki usaha kayu di Jepara.

"Dulu di Jepara, sekarang sudah pensiun, kolaps. Identitas saya di rumah," kata Erik kepada petugas SPKT Polrestabes Semarang, Sabtu (19/12/2015).

Saat ini ia tinggal di Jalan Bromo Semarang bersama istri dan anaknya. Ia mengatakan tempat tinggalnya itu milik jenderal. Keterangan yang diberikan Erik di SPKT masih belum terlalu jelas. Saat ini ia masih diperiksa lebih lanjut oleh anggota Reskrim Polrestabes Semarang.

Menurut salah satu petugas SPKT, Erik sempat mengaku perbuatannya hanya bercanda. Erik juga menganggap dirinya Islam namun tidak menjalankan salat. Bahkan ia sempat bermaksud memperlihatkan kemaluannya yang sudah disunat.

"Dia bilang cuma humor. Dia mengaku Islam, tapi keyakinan Islam, tidak salat. Kemaluannya sempat mau dikeluarkan, saya bilang ya tidak begitu caranya," kata petugas tersebut.

Diberitakan sebelumnya Adzanta Bilhaq (47) warga Pleburan Tengah, Semarang melaporkan Erik karena saat hendak berbelanja di Gelael tiba-tiba Erik mengomel dan mengatai orang yang disebut Habib serta istri Habib yang sedang bersamanya sebagai teroris. Erik juga sempat mengusir mereka namun akhirnya Adzanta meminta agar perkara penghinaan Agama itu diselesaikan dengan hukum.

"Dia bilang, 'Get out, get out'. Katanya kalau muslim biasa tidak apa-apa, kalau itu, dia teroris. Sambil menunjuk Habib dan istrinya," kata Adzanta.
(alg/dnu)
sumber


coba merboy, ito, gayus atau kuncoro yang melakukan penyidikan