- Beranda
- Berita dan Politik
Kisah Misteri di Makam Habib Muhsin Kampung Pulo
...
TS
bagusfajar
Kisah Misteri di Makam Habib Muhsin Kampung Pulo
Quote:
Makam Habib Muhsin Bin Husin Bin Umar Al-Idrus, menyimpan banyak kisah misterius sekalugis mencengangkan logika manusia. Wajar saja warga sekitar makam meyakini bahwa komplek pemakaman keluarga pendakwah itu keramat. Dalam proses penggusuran pada pekan lalu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan tidak akan menggusur makan yang dikermatkan warga setempat.
Ahmad (68) salah seorang sesepuh di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur menjelaskan bahwa makam Habib Muhsin bin Husin Umar Al-Idrus telah ada sebelum tahun 1930-an.Berdasarkan cerita turun-temurun Habib Husin diyakini warga sekitar sudah mendiami kawasan Kampung Pulo sejak tahun 1800-an. Semasa hidupnya ia mengabdikan diri kepada masyarakat dengan menjadi alim-ulama. Ahmad menjelaskan setidaknya ada tiga keanehan atau peristiwa ghaib yang kerap terjadi di makam keramat tersebut.
Ahmad (68) salah seorang sesepuh di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur menjelaskan bahwa makam Habib Muhsin bin Husin Umar Al-Idrus telah ada sebelum tahun 1930-an.Berdasarkan cerita turun-temurun Habib Husin diyakini warga sekitar sudah mendiami kawasan Kampung Pulo sejak tahun 1800-an. Semasa hidupnya ia mengabdikan diri kepada masyarakat dengan menjadi alim-ulama. Ahmad menjelaskan setidaknya ada tiga keanehan atau peristiwa ghaib yang kerap terjadi di makam keramat tersebut.
Quote:
1. Makam Kerap Mengeluarkan Bau Wangi
Ahmad yang mengaku sudah mendiami kawasan Kampung Pulo sejak tahun 1954 menjelaskan bahwa bau harum yang keluar menyeruak dari makam Habib Husin kerap terjadi. Bau harum keluar pada saat malam tiba.
"Kita tidak tau juga dari mana asal wewangian itu muncul, apakah dari bunga yang ditaburkan, tidak tahu juga," katanya, kepada merahputih.com pekan lalu.
Diakuinya wewangian itu sering muncul pada malam hari, saat warga mulai terlelap tidur dan aktifitas warga berkurang.
"Kampung Pulo kan padat, pada siang hari, mungkin karena malam agak sepi wanginya muncul."
Namun, kata dia kejadian tersebut tidak semua orang bisa merasakannya, dan tidak terjadi pada setiap waktu
.Ahmad yang mengaku sudah mendiami kawasan Kampung Pulo sejak tahun 1954 menjelaskan bahwa bau harum yang keluar menyeruak dari makam Habib Husin kerap terjadi. Bau harum keluar pada saat malam tiba.
"Kita tidak tau juga dari mana asal wewangian itu muncul, apakah dari bunga yang ditaburkan, tidak tahu juga," katanya, kepada merahputih.com pekan lalu.
Diakuinya wewangian itu sering muncul pada malam hari, saat warga mulai terlelap tidur dan aktifitas warga berkurang.
"Kampung Pulo kan padat, pada siang hari, mungkin karena malam agak sepi wanginya muncul."
Namun, kata dia kejadian tersebut tidak semua orang bisa merasakannya, dan tidak terjadi pada setiap waktu
Quote:
2. Tidak Mempan dilahap Si Jago Merah
Sekitar tahun 1950an terjadi kebakaran hebat yang melanda kawasan Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. Dahsyatnya api kala itu langsung membumihanguskan rumah-rumah yang didiami warga.
Namun demikian kebakaran hebat yang terjadi kala itu sama sekali tidak menyentuh makam Habib Husin. Api yang demikian besar seakan enggan menyentuh makam ulama yang dikeramatkan warga sekitar.
"Tahun 50 kampung Pulo pernah kebakaran, tapi pemakaman H. Muhsin dan keluarganya itu selamat, api seperti melambai-lambai dibagian atas pemakaman tapi tidak membakar," ucap Ahmad.
Sekitar tahun 1950an terjadi kebakaran hebat yang melanda kawasan Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. Dahsyatnya api kala itu langsung membumihanguskan rumah-rumah yang didiami warga.
Namun demikian kebakaran hebat yang terjadi kala itu sama sekali tidak menyentuh makam Habib Husin. Api yang demikian besar seakan enggan menyentuh makam ulama yang dikeramatkan warga sekitar.
"Tahun 50 kampung Pulo pernah kebakaran, tapi pemakaman H. Muhsin dan keluarganya itu selamat, api seperti melambai-lambai dibagian atas pemakaman tapi tidak membakar," ucap Ahmad.
Quote:
3. Tidak Tenggelam Saat Banjir
Selain mengeluarkan bau harum dan tidak mempan di bakar api, makam keramat Habib Husin juga tidak tenggelam diterjang banjir.
Pada tahun 2007 silam, DKI Jakarta dilanda banjir besar. Seluruh pemukiman di bantaran Kampung Pulo semuanya rata tergenang dengan air. Banjir yang mencapai atap rumah menyiasakan kotoran dan lumpur.
Namun demikian hal yang aneh, makam Habib Husin tidak tergenang air cukup tinggi. Meski sempat tergenang air, namun makam keramat tersebut sama sekali tidak kotor oleh sampah dan lumpur.
"Saat banjir besar, air sempat menggenangi makam, namun tidak mengotori makam, bahkan kelambunya," kata dia.
Jadi, saat banjir besar biasanya menyisakan lumpur dan sampah yang terdampar, namun, dimakam tidak seperti itu kejadiannya.
Selain mengeluarkan bau harum dan tidak mempan di bakar api, makam keramat Habib Husin juga tidak tenggelam diterjang banjir.
Pada tahun 2007 silam, DKI Jakarta dilanda banjir besar. Seluruh pemukiman di bantaran Kampung Pulo semuanya rata tergenang dengan air. Banjir yang mencapai atap rumah menyiasakan kotoran dan lumpur.
Namun demikian hal yang aneh, makam Habib Husin tidak tergenang air cukup tinggi. Meski sempat tergenang air, namun makam keramat tersebut sama sekali tidak kotor oleh sampah dan lumpur.
"Saat banjir besar, air sempat menggenangi makam, namun tidak mengotori makam, bahkan kelambunya," kata dia.
Jadi, saat banjir besar biasanya menyisakan lumpur dan sampah yang terdampar, namun, dimakam tidak seperti itu kejadiannya.
Quote:
Quote:
Tiga Makam Keramat di Kampung Pulo
Quote:
Kawasan Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur yang terletak di bantaran Kali Ciliwung sudah rata dengan tanah. Pekan lalu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dibantu Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Polda Metro Jaya (PMJ) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan penggusuran di kawasan resapan air.
Meski sempat terjadi ketegangan antara warga dan aparat keamanan, proses penggusuran tetap dilangsungkan. Warga yang dahulu tinggal di Kampung Pulo kini mendiami Rumah Susun (Rusun) Jatinegara Barat.
Rumah yang diami warga sejak lama kini sudah rata dengan tanah, namun sejumlah makam yang diyakini memiliki tuah di kawasan Kampung Pulo sama sekali tidak tersentuh penggusuran.
Setidaknya ada tiga makam yang diyakini warga sekitar sebagai makam keramat di kawasan Kampung Pulo. Bahkan makam keramat tersebut diyakini sudah berusia lebih dari 250 tahun.
1. Makam Habib Muhsin Bin Husin Umar Al-Idrus
Makam Habib Muhsin diyakini sebagai makam keramat oleh warga sekitar dan sudah berusia lebih dari 250 tahun. Makam tersebut menyimpan banyak misteri dan kejanggalan. Pada malam hari bau wangi kerap keluar menyeruak dari makam keramat tersebut.
Ahmad (68) warga Kampung Pulo yang mengaku sudah mendiami Kampung Pulo sejak tahun 1954 menjelaskan kejadian-kejadian lain yang dianggap aneh dan dianggap tidak masuk akal adalah saat makam Habib Muhsin tidak mempan dilahap si jago merah.
Pada tahun 1950an terjadi kebakaran hebat yang menghanguskan rumah-rumah warga dan pemukiman. Namun hebatnya kobaran api sama sekali tidak tersentuh kobaran api.
Selain mengeluarkan bau harum dan tidak mempan di bakar api, makam keramat Habib Husin juga tidak tenggelam diterjang banjir.
Pada tahun 2007 silam, DKI Jakarta dilanda banjir besar. Seluruh pemukiman di bantaran Kampung Pulo semuanya rata tergenang dengan air. Banjir yang mencapai atap rumah menyiasakan kotoran dan lumpur.
Namun demikian hal yang aneh, makam Habib Husin tidak tergenang air cukup tinggi. Meski sempat tergenang air, namun makam keramat tersebut sama sekali tidak kotor oleh sampah dan lumpur.
"Saat banjir besar, air sempat menggenangi makam, namun tidak mengotori makam, bahkan kelambunya," kata Ahmad.
2. Makam KH Kasim Bin Tohir
Said Sholeh bin Husin Al-Idrus (keturunan Habib Muhsin) yang juga tokoh masyarakat di kawasan Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur menjelaskan bahwa makam KH Kasim bin Tohir selalu ramai dikunjungi peziarah.
Mereka yang datang ke makam KH Kasim bukan hanya berasal dari kawasan ibukota saja melainkan dari berbagai daerah di penjuru tanah air.
"Tiap hari selalu ramai. Ada yang datang dari Surabaya, Semarang dan Gresik," kata pria yang sehari-hari mengenakan kopiah dan gamis warna putih saat dijumpai Merahputih.com pekan lalu.
Ia menjelaskan semasa hidupnya KH Kasim bin Tohir aktif menyiarkan agama Islam dari kampung ke kampung. Sebagai seorang guru agama, KH Kasim bin Tohir memiliki moral tinggi dan menjalankan ajaran islam dengan teguh.
Setelah meninggal, makam KH Kasim bin Tohir juga selalu ramai disambangi peziarah. Mereka datang untuk silaturahmi dan mendoakan ahli kubur.
Sama seperti makam Habib Muhsin, makam KH Tohir juga kerap menampakkan keganjilan. Bau harum juga keluar menyeruak dari makam alim-ulama tersebut.
"Banyak warga yang mengaku sering melihat sinar terang muncul dari makam itu," sambungnya.
3. Makam KH Lukman Nur Hakim
Ahmad (68) sesepuh warga RW 02 Kampung Pulo, Jatinegara tidak tahu pasti asal-muasal KH Lukman Nur Hakim.
Warga yang mengaku sudah mendiami kawasan Kampung Pulo sejak tahun 1954 menjelaskan bahwa makam tersebut sudah ada sejak tahun 1930an. Ia mengaku memperoleh informasi tersebut dari ayah dan kakeknya.
Sama seperti Habib Muhsin bin Husin dan KH Kasim bin Tohir, makam KH Lukman Nur Hakim juga selalu ramai disambangi peziarah setiap hari. Rombongan peziarah berasal dari berbagai kota di tanah air. Mulai dari Bogor, Semarang, Gresik, Surabaya hingga Tuban.
Mereka datang ke makam KH Lukman Nur Hakim untuk mendoakan ahli kubur sekaligus meminta barokah dari ulama yang dianggap memiliki berkah dan karomah semasa hidupnya.
"Banyak banget yang dateng kesini," kata Ahmad saat dijumpai Merahputih.com pekan lalu.
Pria yang mengaku memiliki 3 cucu itu melanjutkan banyak para peziarah datang kembali mengunjungi makam KH Lukman Nur Hakim. Lantaran saat berziarah ke makam tersebut hati dan pikiran terasa sejuk.
Bukan hanya itu sejumlah peziarah juga melakukan tirakat (olah batin) dengan maksud dan tujuan tertentu.
"Banyak yang dateng lagi kesini. Mereka ngaku kalau keinginan dan hajatnya dikabulkan," tandasnya.
SUMBER
Meski sempat terjadi ketegangan antara warga dan aparat keamanan, proses penggusuran tetap dilangsungkan. Warga yang dahulu tinggal di Kampung Pulo kini mendiami Rumah Susun (Rusun) Jatinegara Barat.
Rumah yang diami warga sejak lama kini sudah rata dengan tanah, namun sejumlah makam yang diyakini memiliki tuah di kawasan Kampung Pulo sama sekali tidak tersentuh penggusuran.
Setidaknya ada tiga makam yang diyakini warga sekitar sebagai makam keramat di kawasan Kampung Pulo. Bahkan makam keramat tersebut diyakini sudah berusia lebih dari 250 tahun.
1. Makam Habib Muhsin Bin Husin Umar Al-Idrus
Makam Habib Muhsin diyakini sebagai makam keramat oleh warga sekitar dan sudah berusia lebih dari 250 tahun. Makam tersebut menyimpan banyak misteri dan kejanggalan. Pada malam hari bau wangi kerap keluar menyeruak dari makam keramat tersebut.
Ahmad (68) warga Kampung Pulo yang mengaku sudah mendiami Kampung Pulo sejak tahun 1954 menjelaskan kejadian-kejadian lain yang dianggap aneh dan dianggap tidak masuk akal adalah saat makam Habib Muhsin tidak mempan dilahap si jago merah.
Pada tahun 1950an terjadi kebakaran hebat yang menghanguskan rumah-rumah warga dan pemukiman. Namun hebatnya kobaran api sama sekali tidak tersentuh kobaran api.
Selain mengeluarkan bau harum dan tidak mempan di bakar api, makam keramat Habib Husin juga tidak tenggelam diterjang banjir.
Pada tahun 2007 silam, DKI Jakarta dilanda banjir besar. Seluruh pemukiman di bantaran Kampung Pulo semuanya rata tergenang dengan air. Banjir yang mencapai atap rumah menyiasakan kotoran dan lumpur.
Namun demikian hal yang aneh, makam Habib Husin tidak tergenang air cukup tinggi. Meski sempat tergenang air, namun makam keramat tersebut sama sekali tidak kotor oleh sampah dan lumpur.
"Saat banjir besar, air sempat menggenangi makam, namun tidak mengotori makam, bahkan kelambunya," kata Ahmad.
2. Makam KH Kasim Bin Tohir
Said Sholeh bin Husin Al-Idrus (keturunan Habib Muhsin) yang juga tokoh masyarakat di kawasan Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur menjelaskan bahwa makam KH Kasim bin Tohir selalu ramai dikunjungi peziarah.
Mereka yang datang ke makam KH Kasim bukan hanya berasal dari kawasan ibukota saja melainkan dari berbagai daerah di penjuru tanah air.
"Tiap hari selalu ramai. Ada yang datang dari Surabaya, Semarang dan Gresik," kata pria yang sehari-hari mengenakan kopiah dan gamis warna putih saat dijumpai Merahputih.com pekan lalu.
Ia menjelaskan semasa hidupnya KH Kasim bin Tohir aktif menyiarkan agama Islam dari kampung ke kampung. Sebagai seorang guru agama, KH Kasim bin Tohir memiliki moral tinggi dan menjalankan ajaran islam dengan teguh.
Setelah meninggal, makam KH Kasim bin Tohir juga selalu ramai disambangi peziarah. Mereka datang untuk silaturahmi dan mendoakan ahli kubur.
Sama seperti makam Habib Muhsin, makam KH Tohir juga kerap menampakkan keganjilan. Bau harum juga keluar menyeruak dari makam alim-ulama tersebut.
"Banyak warga yang mengaku sering melihat sinar terang muncul dari makam itu," sambungnya.
3. Makam KH Lukman Nur Hakim
Ahmad (68) sesepuh warga RW 02 Kampung Pulo, Jatinegara tidak tahu pasti asal-muasal KH Lukman Nur Hakim.
Warga yang mengaku sudah mendiami kawasan Kampung Pulo sejak tahun 1954 menjelaskan bahwa makam tersebut sudah ada sejak tahun 1930an. Ia mengaku memperoleh informasi tersebut dari ayah dan kakeknya.
Sama seperti Habib Muhsin bin Husin dan KH Kasim bin Tohir, makam KH Lukman Nur Hakim juga selalu ramai disambangi peziarah setiap hari. Rombongan peziarah berasal dari berbagai kota di tanah air. Mulai dari Bogor, Semarang, Gresik, Surabaya hingga Tuban.
Mereka datang ke makam KH Lukman Nur Hakim untuk mendoakan ahli kubur sekaligus meminta barokah dari ulama yang dianggap memiliki berkah dan karomah semasa hidupnya.
"Banyak banget yang dateng kesini," kata Ahmad saat dijumpai Merahputih.com pekan lalu.
Pria yang mengaku memiliki 3 cucu itu melanjutkan banyak para peziarah datang kembali mengunjungi makam KH Lukman Nur Hakim. Lantaran saat berziarah ke makam tersebut hati dan pikiran terasa sejuk.
Bukan hanya itu sejumlah peziarah juga melakukan tirakat (olah batin) dengan maksud dan tujuan tertentu.
"Banyak yang dateng lagi kesini. Mereka ngaku kalau keinginan dan hajatnya dikabulkan," tandasnya.
SUMBER
nona212 memberi reputasi
1
4.3K
Kutip
11
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
672.3KThread•41.9KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya