7 November 2015..

Pagi itu sekitar jam 09.00 perjalanan di mulai dari bilangan Kosambi, Karawang. Kami berdua menuju gunung Lembu menggunakan motor. Sabtu dan sepagi itu, jalanan masih lengang. Cuaca juga mendukung, tak terlalu panas juga tak terlalu mendung. Dari Kosambi sampai Pasar SUkatani cukup di tempuh dalam waktu 60 menit. Disini kami berdua berhenti sejenak untuk mengisi perut , serta mempersiapkan kembali apa yang harus di siapkan, seperti tenda , catering, rias, dll. Oke abaikan , ini cuma efek pengen cepet-cepet nikah . Berhubung ini trip dadakan banget, yang mana hari jumat malem baru di putuskan fix ngetrip ke Lembu, maka logistik pun belum di persiapkan. Lokasi Pasar Sukatani ini ada di sebelah kanan jalan utama Purwakarta-Bandung via non tol, jadi nanti untuk teman - teman yang mau ke Lembu, ada gapura PASAR SUKATANI, masuk saja ke dalam, ikuti jalan pasar tersebut. Di pasar ini terdapat minimarket alpaapril dan indojuni, serta banyak kios-kios pedagang bahan makanan yang menjual kebutuhan logistik selama camping di Gunung Lembu.

Setelah di rasa cukup dengan kebutuhan logistik, kami melanjutkan kembali perjalanan dari Pasar Sukatani menuju basecamp Gunung Lembu. Masuk melalui jalan pasar, ikuti saja jalan kecilnya, setelah keluar dari area pasar, maka di sebelah kiri nanti akan terlihat Stasiun sukatani. Setelah melewati rel, belok kiri ikuti jalan , kemudian belok kanan dan selanjutnya lurus terus mengikuti jalan yang hanya cukup 1 mobil kecil tersebut. Di ujung jalan kecil tersebut terdapat pertigaan yang mana kalo ke belok kiri entah kemana :, kalo belok ke kanan ke arah Gunung Lembu. Belok kanan di pertigaan ini selanjutnya ikuti saja terus jalanannya, setelah melewati beberapa desa nanti terdapat cabangan kalo ke kiri arah Gunung Parang-Bongkok, ke kanan arah Gunung Lembu. Jika sudah ketemu cabangan ini, berarti agan sudah di jalan yang benar menuju basecamp Gunung Lembu :

Jam 11.30 kami sampai. Yang terlihat pertama adalah jejeran motor yang di parkir di sebelah kiri jalan pada tanah lapang yang lumayan luas. Entah tidak ada tiketnya atau memang tidak di beri tiket, kami tidak tahu. Padahal sebelum kami meninggalkan lokasi parkiran, kami sempat bertanya ke mamang-mamang di saung penjaga parkir untuk sekedar basa basi, namun tidak ada singgungan masalah tiket parkir ini. Hari itu, kami atau mungkin pengunjung lainnya menitipkan motor tanpa ada bukti apa-apa dari pengelola, lalu kalau misal, ada kasus kehilangan, siapa yang mau di salahkan ?. Setidaknya kan kalau dengan tiket, bisa meminimalisir kejadian yang tidak di inginkan gitu . Semoga tulisan ini di baca oleh pengelola, kemudian berbenah mengenai masalah parkir ini... cie gw cie

Meja registrasi hanya berjarak 20meter dari lokasi parkir. Tidak ada "pungutan" resmi dai pihak pengelola, mereka hanya "meminta" seikhlasnya. Di lokasi registrasi terdapat beberapa warung yang menyediakan makanan dan minuman, serta bale-bale yang bisa di pakai untuk beristirahat. Kami memulai pendakian jam 12.10, trek awal langsung di suguhi dengan tanjakan yang lumayan membuat kami ngos-ngosan. Maklum saja selain faktor U, padatnya jadwal striping sinetron membuat kami jarang berolahraga .
Sebelum sampai di pos Lapang Kapal terdapat percabangan , kalau kita ambil jalur kiri , berarti kita pemberontak , kita gerakan sayap kiri engga deng bercanda

Kalau lewat jalur kiri, itu direct langsung ke pos Lapang Kapal, tetapi kalau lewat jalur kanan, sebelum ke pos Lapang Kapal kita akan melawati pos Pasir Ompang. Jarak dari Pasir Ompang menuju pos Lapang Kapa hanya sekitar +-30 meter saja , hanya satu tanjakan dan itupun tidak terlalu curam. Di Pasir Ompang dan pos Lapang Kapla terdapat warung-warung yang menyediakan minuman segar. Pos Pasir Ompang menurut saya lebih adem daripada pos Lapang Kapal , lokasinya lebih tertutup pepohonan.

Dari pos Lapang Kapal terlihat tinggal satu punggungan lagi menuju puncak, namun ternyata di balik punggungan tersebut masih ada satu punggungan lagi untuk menuju campsite / Batu Lembu. Nantinya kalian akan melewati dua makam keramat , yang pertama adalah makam Lapang Kapal dan yang kedua adalah Lapang Kapal. Setelah melewati makam kedua track mulai sedikit terbuka, di kiri-kanan pemandangan tambak-tambak warga terlihat dari ketinggian ini. Dari sinilah punggungan terakhir baru terlihat. Track awal menuju punggungan tersebut yaitu kombinasi tanah dan batuan yang lumayan curam. Terdapat juga tali pegangan seadanya yang sudah di buat oleh pengelola (mungkin) untuk menuruni track tersebut. Setelah turun melalui tali pegangan, jalan mendatar sebentar yang masih di dominasi oleh batuan, kemudian agak melipir ke kanan dimana track langsung berbatasan dengan jurang. Setelah melewati track ini kemudian menanjak hingga akhirnya sampai di lokasi campsite. Lokasi campsite di tandai dengan adanya batu besar serta tanah yang lumayan lapang. Kira - kira menurut saya pribadi hanya menampung sekitar 5 tenda ukuran 4 orang. Awalnya saya mengira itu bukan campsite, karena hanya ada satu tenda besar (tenda barak) yang di isi banyak orang, tidak ada tenda lain, akhirnya saya lewati saja tanpa bertanya kepada mereka apakah ini campsite atau bukan. Kemudian jalan menurun sedikit, terlihat ada warung, dan sudah terlihat lokasi view Batu Lembu. Lho, campsitenya mana ? berarti yang tadi kami lewati.

Sampai di Batu Lembu sekitar pukul 14.00 , berarti +-2 jam perjalanan dari basecamp ke Batu Lembu sudah termasuk istirahat dan foto-foto. Di dekat lokasi Batu Lembu, hanya ada satu warung. Beruntung bagi kami, di dekat warung tersebut ada lapak kecil ukuran satu tenda 2 orang itupun dengan kontur tanah yang agak sedikit miring, segera kami dirikan rumah-rumahan mungil untuk membina rumah tangga dan juga tak lupa hammock untuk bermalas-malasan.
Rumah sudah siap, interior sudah rapi , saatnya masak-masakan. Selesai masak, hujan mulai turun rintik - rintik namun tidak deras. Melihat jam sudah pukul 16.00, berhubung belum istirahat habis dinas malam langsung capcus Lembu, mata sepertinya udah minta di meremin, yaudah rebahan dikit cari posisi enak, ga lama saya pun tertidur Zzzzzzzz..........

Tersadar kembali karena gaduh suasana sekitar. Lihat jam ternyata pukul 22.00. Hujan sudah reda, tapi gerimis masih mesra. Banyak rombongan yang baru datang, setelah saya cek keluar, ternyata ada beberapa tenda yang di gelar di Batu Lembu.
Memang tidak ada larangan gelar tenda di Batu Lembu, cuma agak riskan saja kalau terjadi badai karena tenda tidak bisa di pasak (karena beralaskan batu). Habis tidur, mata jadi segar lagi. Jam 00.30 keluar tenda nyari yang udara dingin menuju Batu Lembu, ngobrol ngalor ngidul ga terasa udah jam 02.00, balik kanan lagi ke tenda kemudian bobo ganteng. Jam 05.00 sebenarnya saya sudah bangun, sudah siap untuk melihat sunrise, eh tapi mager banget. Padahal jarak tenda saya ke Batu Lembu cuma 10 meter, tapi saya ga bisa berbuat banyak ternyata gaya gravitasi di dalem tenda membuyarkan rencana sunrise pagi itu . Saya memilih melanjutkan tidur, ibu negara api melihat sunrise sendirian , kasihan

Bangun lagi sekitar pukul 07.00, cacing-caring sudah berontak minta makan, langsung gerak cepet masak-masak. Perut sudah terisi, terus kita mau ngapain ? ga ngapa-ngapain :
Dan lagi-lagi, dadakan lagi. Tercetus ide untuk lanjut ke Ciater, Subang, untuk berendem air hangat. Sepertinya cociks pegel-pegel abis turun gunung langsung berendem air hangat . Sekitar jam 11.00 langit Purwakarta checksound, langsung gerak cepet packing sebelum kehujanan di jalan. Jam 12.00 kami pamit pulang sama si empunya warung, sesampainya di pos Lapang Kapal saya turun dengan jalur yang berbeda. Jika sebelumnya pas naik tidak lewat Pasir Ompang, kini saat turun kami coba lewat jalur Pasir Ompang. Dari Pos Lapang Kapal ambil jalur kiri, langsung turun beberapa langkah sudah terlihat warung-warung di Pasir Ompang. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya , memang jarak Pos Lapang Kapal ke Pasir Ompang itu dekat sekali. Dari Pasir Ompang kalau lurus ke arah saung ceria, kalau kanan arah turun ke basecamp. Setelah ambil kanan untuk turun, tidak jauh dari itu ternyata ada cabangan yang ternyata baru saya tau di bawah , kalau ambil kanan itu tembus ke jalur yang saya ceritakan di atas, tapi kalau ambil kiri itu tembus ke ............ baca aja terus, jangan lupa kopinya.

Dengan pedenya saya langsung ambil kiri, jalan terus susuri treknya yang sangat jelas. Sampai pada akhirnya terasa ganjil, kok kayaknya beda jalur sama berangkatnya . Ahh lanjut aja dulu lah entar kalo di rasa terlalu janggal baru orientasi medan . Dan ternyata bener , bener kami salah jalur . Kami tembus di belakang rumah warga, saat saya ikuti terus jalurnya, tembusnya ada di pas pertama kali saya melihat jejeran motor-motor parkir . Jadi di inget-inget ya nanti, ambil kanan jangan yang kiri !

Jalan kaki dikit ke meja registrasi, lapor bahwa camping telah selesai. Saya lihat jam, 13.30 berarti satu jam setengah untuk turun sambil leyeh-leyeh. Istirahat sebentar di bale-bale sambil jajan minuman dingin. Tidak lama kemudian hujan turun, deras sekali. Waduh bisa gagal nih rencana ke ciater . Sabar sabar sabar dan sabar, hujan tak kunjung berhenti. Baiklah paksakan saja pake alat tempur seadanya. Bungkus tas pakai raincover , atasan pakai jaket WP , bawahan pake celana biasa biarin lah basah-basahan toh nanti kita anget-angetan .
15.00 keluar dari parkiran, setelah melewati cabangan antara Lembu dan Parang, jalan kami terhambat oleh pohon yang tumbang menutupi seluruh badan jalan. Beruntung saya keluar parkiran bersama dengan anak-anak Karawang (?) sekitar 7 motor, dengan massa yang banyak itu dan dengan inisiatif kami, motor kami akhirnya secara bergantian di angkat untuk melewati pohon tumbang tersebut . Motor terakhir sudah diangkat, lanjut capcus jalan lagi. Baru saja berjalan 100 meter di depan ternyata ada pohon yang tumbang lagi, kali ini diameternya lebih besar daripada yang sebelumnya. Dan lagi-lagi, bergantian di angkat lagi.

Hujan masih setia menemani sampai keluar Pasar Sukatani pukul 16.00, melipir sebentar isi bensin kemudian gas lagi menuju Ciater. Ambil arah balik ke kota Purwakarta, selanjutnya ambil ke arah Wanayasa. Perjalanan sedikit terhambat saat menuju Wanayasa, di beberapa titik kondisi jalur pakai sistem buka-tutup, karena sedang ada pengecoran. Sekitar pukul 18.00 saya sampai di Situ Wanayasa, kondisi basah-basahan sampai celana dalem . Melipir sebentar hangatkan badan sambil makan sate maranggi. Cek app Waze, masih sekitar 60 menit menuju tkp, oke kelar makan langsung cus, dan tentunya masih sambil hujan-hujanan lagi . Sekitar pukul 19.30-an saya sampai Sari Ater. Masuk lewat jalur motor ternyata tidak ada retribusi. Ahh apa mungkin karena sudah malam ? entahlah. Kemudian parkir, lalu balik kanan ke arah gate mobil untuk beli tiket disana, karena kalau sudah malam ticketbox nya tutup. 2 orang , 75 ribu. perinciannya : 30ribu/orang , 15ribu untuk deposit kartu. Ada 4 kolam, harganya variatif tiap kolamnya, begitupun dengan jam operasional tiap kolamnya. Berhubung mau pulang malem itu juga, yaudah saya yang gratisan aja deh, di pancuran sungainya tuh
Berendem air hangat sambil gerimis-gerimis lucu enak juga. Badan yang awalnya pegal-pegal lumayan jadi fresh kembali. Malah jadi ketagihan gak mau pulang

Hujan sudah mereda, dan pada akhirnya "besok senin" juga lah yang membuat saya mengakhiri berendem ria ini. Bersih-bersih bilas, jam 21.45 capcus dari Sari Ater. Sebelum capcus gak lupa nukerin (refund) kartu sakti tadi jadi uang 15 ribu, lumayan sebungkus . Keluar jalur Sari Ater ambil kiri , kalo ke kanan ke arah Lembang Bandung gan . Sampai pada sebuah percabangan kalau ke kiri via Wanayasa (lagi), ke kanan via Subang. Kami berheti sejenak, berfikir keras mau lewat mana. Cek aplikasi Waze, kayaknya lebih enak via Subang, sekalian nyoba-nyoba karena belom pernah menginjakkan kaki di Subang . Pertimbangan lainnya adalah kalau via Wanayasa (lagi) perjalanan akan terhambat karena sistem buka-tutup karena pengecoran.

Plang penunjuk jalan sangat jelas membantu untuk kami menuju Purwakarta. Saya lupa daerah mana saja yang kami lewati, yang saya ingat cuma Jalan Cagak dan daerah Gardujati . Keluar dari Subang, kami memasuki daerah Sadang (Purwakarta), ikuti jalan terus sampai nantinya di perempatan lampu merah Sadang Terminal Square, yang kalau ke kiri menuju Purwakarta Kota , lurus menuju Tol Sadang , dan kanan ke arah Cikampek. Ambil kanan, lurus terus lewat Cibungur , lalu Cikopo lurus lagi sampai flyover Pasar Cikampek, kami belok kiri tinggal ikuti jalan besar saja menuju kosan kesayangan di Kosambi. pukul 23.45 touchdown kosan ibu negara, alhamdulillah masih di buka gerbang kosannya. Sebenernya ini juga alasan kenapa memilih jalur Subang yaitu biar ngejar sebelum jam 00.00 biar gerbang kosan ga di kunci . Setelah drop ibu negara api, saya kemana ? #tebakan ke rumah ibu negara yang satu lagi

kalau ada sumur di ladang
bolehlah kita menumpang mandi
kalau tendamu masih lengang
bolehlah kita numpang ngopi-ngopi


jangan di rumah saja, entar anumu karatan