Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung mencak-mencak ketika mendengar proses sidang tertutup serta nota pembelaan Ketua DPR RI, Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) terkait laporan Menteri ESDM, Sudirman Said.

Atas hal itu, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah meminta Jokowi berhati-hati dalam bereaksi apalagi berkomentar. Baginya, wajar warga masyarakat berbicara tentang kepala negaranya sendiri, asalkan itu tak merugikan negara.

"Presiden hati-hati dalam bereaksi, jangan bicara tidak profesional. Semua orang ngomongin Jokowi karena dia rakyat yang paling populer. Tapi apakah ada kerugian negara dalam pertemuan tertutup itu harus dilacak," kata Fahri di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (10/12/2015).

Bahkan, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menganggap perkara yang bergulir di MKD adalah konspirasi untuk menutupi substansi yang ada, yakni tentang surat yang dikirimkan oleh Sudirman ke Chairman Freeport McMoran, James Robert Mofett.

"Dia melakukan tindakan melawan hukum, memperpanjang kontrak secara sepihak, mengirim surat secara sepihak, terus rakyat Indonesia dikasih tontonan lain," sebutnya.
Fahri pun menyesalkan publik hanya ditarik di dalam kegaduhan yang didasarkan oleh laporan tanpa alat bukti yang benar. Hal ini terkait dengan rekaman Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin yang dilakukan tanpa izin.

"Bangsa ditarik pada kegaduhan yang tidak ada manfaatnya. Inilah kelakuan dari pembantu Jokowi yang tak terkendali, bikin kacau dan gaduh tanpa subtansi," cecar Fahri.


http://news.okezone.com/read/2015/12...ti-hati-bicara

Saya pikir jokowi marah karena rakyatnya ada yang mati kurang gizi, ternyata marah karena dicatut tidak jelas... NORAK!!