Gue kerja sebagai Medical Representatif ( Medrep) di sebuah perusahaan farmasi asing, untuk yang belum tau apa itu Medical Representatif adalah posisi marketing di mana tugas gue mempromosikan obat resep yang gak boleh di iklankan di media.
Gue liat profesi dokter adalah profesi "DEWA" di Indonesia ini, kerjasama dengan perusahaan farmasi khususnya farmasi lokal bener2 kotor menurut gue, untuk mendapatkan komitmen dari dokter untuk menuliskan produk dari salah satu perusahaan dlm negeri, tiap perusahaan menawarkan komisi yang biasanya berkisar antara 20% - 40% dari harga obat, dan uang bisa di berikan di awal perjanjian atau di hitung seperti tabungan yg bisa di cairkan kapan saja.
Bedanya dengan perusahaan farmasi asing adalah cara main seperti yang gue tulis di atas adalah sangat2 di larang, karena itu di kategorikan sogokan dan apabila tertangkap biarpun kasusnya di Indonesia umpamanya, maka akan menjadi masalah internasional dengan denda yang mencapai trilyunan, yang gue lakukan adalah melakukan pendekatan dengan mengedepankan ilmu pengetahuan seperti memberangkatkan dokter pada event2 ilmiah kedokteran.
Gue, waluapun gue kerja di marketing farmasi..merasa miris gan, pada kenyataanya yang merusak dunia kesehatan kita adalah bangsa kita sendiri, gue pernah ngobrol sama salah 1 dokter spesialispenyakit dalem yang udah jadi profesor, kata beliau sebenernya dia malu menyandang gelar profesor karena di indonesia gelar tersebut hanya sekedar gelar, sejatinya di barat seorang profesor kerjanya lebih pada penelitian, tapi kalo di indonesia gak ada tuh pemerintah peduli atau farmasinya mau konsen di bidang reseach, beliau miris kalo ketemu dokter2 muda yang lagi magang di rumah sakit, banyak dari mereka jadi dokter adalah karena uang, mereka punya uang sehingga bisa masuk ke fakultas kedokteran swasta terkenal bukan karena panggilan hati atau otaknya yang encer. Cuma ada di indonesia gan.. Plang putih praktek dokter bertebaran di pinggir jalan kalo di negara lain gak usah di barat di asia aja, itu di larang. Makanya klo di negara luar kocek arau kekayaan seorang dokter itu standart bisa di golongkan menengah ke atas aja, klo di indonesia begitu dokter di golongkan potensial atau paling tidak sudah ambil gelar spesialis maka Medrep farmasi menggerubung untuk menawarkan kerjasama dengan pelayanan kelas 1.
Yang gue bingung lembaga2 pengawasan kaya KPK, BPK pada tutup mata padahal kan banyak dokter yang profesinya sebagai PNS, yang ada kaya gue yang kerja di farmasi asing malah suruh tanda tangan kesepakatan dengan KPK untuk tidak nyogok dokter, padahal yang nyogok itu bangsa kita sendiri dan mereka gak di apa2kan.
Banyak gan bobrok system kesehatan di negara kita kalo mau di ungkap, kolusi udah rahasia umum di antar para dokter, mereka gak nyadar itu yang bikin biaya pengobatan lebih mahal dari negara2 lain yang dari strata ekonomi lebih bagus dari negara kita.
Makanya agan klo berobat ke dokter, ane sarankan lebih pro aktif ke dokternya apalagi dokter anak, di indonesia obat golongan anti biotik yang seharusnya pemberiannya harus dgn pertimbagan khususnya pada kasus anak tapi dokter sini ksh kaya se enak jidat mrk krn target dari perusahaan farmasi, sampai golongan antibiotik yang di gunakanpun sekarang lebih tinggi daripada yang biasa digunakan dokter di luar negeri sono.
Kalo kasus pasien meninggal, gak di indonesia aja gan, di luar malah setau ane pemeriksaannya lebih ketat sampai obat yang di resepkan pun di audit dan bila terbukti penyebabnya karena indikasi dari obat tsb maka denda dan perintah penarikan obat dari pasaran adalah konsekuensinya.
Semoga dokter indonesia di beri pencerahan, mereka memang bukan Tuhan yang gak lepas dari kesalahan tapi mereka juga harus mau sportif sebagai manusia yang siap menerima konsekuensi dari ketidak hati2an.