- Beranda
- Catatan Perjalanan OANC
Cerita dari raung
...
TS
raongcaldera
Cerita dari raung
Gunung raung yang berada di 3 kabupaten ini sungguh menarik minat para petualang adrenaline untuk coba menjajaki terutama jalur via
kalibarunya. Pada jalur via kalibaru ini terdapat jalur yang sangat menantang untuk di coba, dari mulai melipir jalur, panjat tebing sampe
rapeling ada di jalur via kalibaru ini.
Naik raung bisa di bilang bukan seperti wisata ingat ya wisata, hanya memakai tas carier seadanya, logistik yang seadanya airpun ya
seadanya tanpa peralatan yang seadanya pula, mungkin bagi yang expert hal itu lumrah tapi biar bagaimanapun safety harus lebih di
utamakan. Di sini kita bisa belajar manajemen logistik, manajemen air, manajemen perjalanan, bukan bermaksud meremehkan akan tetapi
banyak pendaki dengan bekal seadanya bermaksud naik sejati dan yang ada dalam benak mereka, sejati itu seperti gunung yang lainya yang
bisa jalan terus sampai puncak tanpa perlu panjat sini panjat sana, melipir sini melipir sana tanpa perlu pereencanaan, dll.
Memang benar kata para "senior" dulu, di atas ketinggian sifat asli seseorang akan terlihat dari yang egois, angkuh, malas, sampai yang
sangat peduli dengan teman dan lingkungan akan ketahuan, maka perlu di kembalikan ke individu masing-masing, sebuah pertanyaan kecil
dengan banyak jawaban, "apa sih gunanya naik gunung??"
Terlepas dari pertanyaan tersebut banyak hal yang bisa di dapat dari perjalanan menuju puncak sejati sebuah cerita dari gunung yang kata
orang terekxtrim di pulau jawa. Apakah agan tau di ketinggian sekitar 900 mdpl raung hidup sebuah keluarga sederhana yang menjaga
kelestarian alam raung? ya, agan yang pernah ke sana pasti tau jawabannya,yupz ada keluarga pak Sunarya di tengah-tengah angkuhnya
hutan raung,tapi masih bisa ramah dengan penghuninya. Cerita tentang pak sunarya yang sudah puluhan tahun tinggal di lereng gunung raung
dengan keadaan seadanya masih bisa survive hingga sekarang, jasa beliau yang memandu para pembuka jalur pendakian ke raung apakah
bisa di lupakan begitu saja? Banyak manfaat dan jasa beliau yang mungkin terlupakan oleh para pendaki ya pendaki, karena ts yakin yang
naik ke raung rata2 pendaki, dan sebagian lainnya pecinta atau penikmat alam, minimal sebelum ke raung sebelumnya pernah naik ke gunung
yang lainnya,bukan tentang siapa yang tercepat atau yang paling lambat tetapi apa yang bisa agan ambil dari setiap perjalanan dari camp ke
camp atau pos ke pos,di sini bisa di rasakan arti dari sebuah kebersamaan itu secara nyata, tidak buang sampah sembarangan, tidak
vandalisme, tidak sombong, tidak hanya teori tentang manajemen dan pentingnya kebersamaan dalam suatu pendakian, tapi
praktek..praktek..praktekan!!
Dari pendapat berbagai macam komunitas atau individu yang sudah menjelajah lebih dari 1 gunung di indonesia menyatakan bahwa medan
raung sangatlah lengkap minus savana saja, dari mulai perjalanan awal yang lebih banyak datar dan agak landai, kemudian mulai sedikit
menanjak hingga yang sampai seperti tangga ada di gunung ini.Dengan pesona keindahan hutannya yang masih sedikit rapat serta
faunanya yang masih liar sudah selayaknya gunung ini mendapat perhatian dari pemerintah tapi ya tidak melulu pemerintah yang harus
memperhatikan juga tapi kita.
Kita? kita itu siapa ya kira-kira..ayoo, kalu menurut ts sih kita di sini yang pake carier lengkap dengan embel-embelnya yang siap muncak ke
sejati itulah yang harus ikut peduli dan perhatian, seharusnya!!
untuk selanjutnya kata kita ts kasih (" tanda kutip), jadi misi "kita" di sini macam-macam ada yang tujuan puncak sambil foto2, "kapan ke
sini", selamat menempuh hidup baru salam dari sejati", "sejati itu indah lo bro", dll, tapi ada juga yang misinya puncak bukan tujuan jadi gag
sampe puncak pun gag masalah, "kita" dengan segala niat dalam hatinya untuk sampe tujuan atau sekedar menikmati jalur pendakian tanpa
sadar atau tidak sadar melewati pos demi pos dan dari beberapa pos, pos 1-ke pos 2lah yang terdapat beberapa bekas penebangan liar, apa
yang ada di benak "kita"? Allohu a'lam ts pun tidak tau isi benak dari masing-masing "kita" melihat bekas penebangan liar tersebut, seperti
biasa hukum sebab-akibat itu berlaku, sebab di bukanya jalur maka akan ada akibatnya bukan sekedar bangga-
banggan siapa yang merasa buka jalur tapi bagaimana mempertahankan jalur tersebut supaya tetap hijau tanpa ada yang
merusaknya, apa "kita" bisa?? jawab sendiri-sendiri ya..
Terkadang "kita" ini yang merasa sudah mendaki lebih dari satu gunung kurang paham dengan arti dari pendakian itu sendiri, dari mulai prepair
air sampe logistik yang kurang tertata hingga "kita" juga yang sudah merasa jadi leader tapi tidak mengerti win-win solution, hingga boro-boro
mikir tentang alam dan lingkungannya mikirin diri sendiri aja repot..nahh loh.
Butuh persiapan yang matang untuk mencapai sejati dari fisik hingga jasmani, sehingga hal-hal yang tidak di inginkan dapat di hindari,
jangan meremehkan suatu gunung, gunung itu diam tapi akan "bergerak" jika kesombongan dari masing-masing "kita" mulai di pertontonkan.
Jika kesombongan, ke egoisan, ke angkuhan dari masing-masing "kita" sudah di pertontonkan, lantas kenapa kepeduliannya tidak di
pertontonkan????
Munculnya tour guide, trip demi trip seperti jamur dengan tujuan puncak sejati beberapa tahun belakangan ini mulai memunculkan hukum
sebab-akibat juga, sebab sudah mengerti jalur sejati akibatnya banyak orang yang tamak n rakus hingga terjadi beberapa kali penipuan, seperti
belakangan terakhir yang ramai di fb penipuan yang di lakukan oleh saudara. fajar herlambang dari jelajah gunung, sedikit menimbulkan
masalah karena teman kami juga ada yang bernama fajar tapi bukan fajar yang di maksud dan Alhamdullilah tidak jadi masalah besar.
cuma persamaan nama yang kadang menimbulkan spekulasi sehingga tanpa tabayyun terlebih dahulu langsung memvonis bahwa yang
bersangkutanlah yang membawa kabur uang peserta tersebut, padahal sama-sekali tidak ada hubungannya, misi "raong caldera" adalah sosial
bukan untuk bisnis, silahkan berkaca pada masing-masing "kita" yang merasa dirinya hebat, apa yang sudah "kita" lakukan untuk menjaga
kelestarian alam raung, tentang lingkungannya, tentang orang-orang yang merupakan penghuni dan penjaganya raung yah tidak perlu di jawab
secara nyata tapi jawablah dengan perenungan sudah berapa rupiah yang "kita" dapat atau berapa rupiah yang "kita" keluarkan untuk
mendaki sejati, lihat hasilnya: hanya foto? hanya kenangan dalam perjalanan? lantas apa peduli mu wahai "kita" dengan keberadaan
lingkungan yang kamu daki?!!???
Banyak dari "kita" yang memang tergerak untuk mengadakan trip ke sejati karena hasil yang di dapat tidaklah sedikit tapi apakah tergerak juga
untuk menjaga lingkungan di sejati terutama di lerengnya??
Ingat "kita", lereng raung itu ada yang tinggal, bukan patung tapi manusia yang sudah berpuluh-puluh tahun tinggal di sana dan biasa hidup
dalam kesederhanaan, sudah ganti berapa presiden pun hidupnya ya tetap dalam kesederhanaan dan benar-benar sederhana. Ada dari
beberapa "kita" yang beranggapan biarlah pos 1 (pak sunarya) tetap dalam keadaan seperti itu biar
terlihat alami dan itu jawaban dari mayoritas "kita".
Gan..hidup pak sunarya seperti itu sudah merupakan jalanNYA, seperti agan yang sekarang mungkin sudah memiliki gaya hidup tapi ingin
yang lebih baik lagi gaya hidupnya, pun pak Sunarya juga ingin lebih baik hidupnya tapi apa daya seperti umumnya masyarakat tingkat bawah
yang ceritanya sudah sering kita dengar hidup dalam segala keterbatasan ingin merubah menjadi lebih baik pun susah walau sudah berusaha,
tapi hebatnya beliau ini tegar dan tetap dalam pribadinya yang sekarang yang sederhana, lugu, dan tetap menjaga raung, tidak pernah
terdengar beliau minta-minta belas kasihan orang-orang yang ingin ke sejati, tapi ts yakin dalam hatinya
beliau ingin perubahan dalam hidupnya.
Ya..pendapat "kita" seperti itu juga tidak dapat di salahkan, hak setiap orang untuk berpendapat tapi setidaknya dengan membaca "cerita dari
raung" ini pola pikirnya bisa di rubah walau itu susah, bahwasanya yang namanya mahluk bernama manusia itu punya nurani dan kepedulian
itulah istimewanya manusia, sedang hewan paling buas di raungpun punya nurani dan kepedulian tapi "kita" harus lebih sempurna dari mereka,
maka "kita" bisa wujudkan istimewanya "kita" sebagai manusia.
cerita dari raung mempunyai makna dari setiap "kita" yang sudah mencapainya, cerita dari raung memberi arti dalam setiap perjalanannya dan
cerita dari raung membawa manfaat jika kita mau mewujudkannya.Saat ini sedang dalam pengumpulan bahan-bahan untuk proyek saluran air
untuk keluarga pak Sunarya dan masyarakat sekitar semoga bisa terwujud segera, dan akan manjadi "cerita dari raung" untuk anak cucu kita
kelak tanpa bermaksud riya tapi sebagai penyegaran buat "kita" tentang apa yang "kita" kerjakan saat ini. Kalau kata chairil anwar "hidup
hanya sekali,memberi arti, lalu mati.
Cerita dari raung akan berlanjut seperti "kita" melangkahkan kaki munuju sejati, setiap langkah dari hutan ke hutan apa yang bisa "kita"
dapatkan? berpuluh-puluh gunung kaki "kita" sudah mendaki tak ada salahnya satu gunung "kita" peduli..so kembali ke diri "kita" masing-
masing yang sudah siap dengan carier di pundak dan mata yang tajam ke arah puncak, "apa yang ada di atas sana??"
Spoiler for terima kasih agan-agan:
Diubah oleh raongcaldera 10-12-2015 11:01
0
2.7K
11
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Catatan Perjalanan OANC
1.9KThread•1.5KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru