Semua yang ada dalam thread ini adalah pengalaman TS yang sedang menyelesaikan studi D3 di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota kecil berjuluk kota Intan.

M A T ( Mahasiswa Angkatan Tua)
Itulah panggilan saya di kampus, mulai dari Dosen, Akademik,Teman teman saya yang masih menyelesaikan studi di Jenjang S1 selalu ada terselip guyonan mahasiswa Tua atau mahasiswa abadi. Saya hanya ikut tertawa jika mendengar itu karena memang itulah kenyataannya.

• Pengantar
  

Prodi D3 yang normalnya 6 sem perkuliahan dan sudah merasakan wisuda di sem berikutnya membuat istilah
M A T melekat kepada saya. di sem ke 9 ini ts belum ada tanda akan segera lulus perkuliahan

Perjalanan TS dimulai tahun 2010, TS Mengikuti Ujian Saringan di bulan juli. TS ikut di gelombang terakhir penerimaan yang TS pun sebenarnya tidak ingin mengikutinya karena jurusan yang diambil tidak sesuai dengan Minat ts.

Apalah dikata orang tua ts punya kehendak tersendiri dimana ts akan meneruskan studi yang diambil tanpa bertanya terlebih dahulu sehingga banyak menimbulkan perselisihan dengan ortu ts yang mempunyai keinginan keras jika sudah berkehendak.

Ts pun mengalah ikut dengan ortu tapi masalah belum selesai Ortu lagi-lagi punya jurusan tersendiri mengikuti sang kakak yang Ts pun sangat tidak menyukainya sewaktu sma yaitu AKUNTANSI dimana 1 pelajaran ini ts selalu kabur atau tidur jika ada di kelas.

Ts sudah mencoba menjelaskan kenapa tidak ingin mengambil jurusan itu tapi lagi-lagi sirna ortu ts kembali tidak mau mendengarkan sudah mempunyai pemikiran tersendiri.

Saat USM pun datang ts pada hari itu mengisi soal sengaja dari 50 Soal TS hanya menjawab 10 soal yang ts yakin benar sisanya ts sengaja fail karena waktu itu terlintas jika ts tidak lulus usm setidaknya ada harapan urusan lain yang sesuai keinginan ts.

Tapi tuhan berkehendak lain TS ternyata di terima dan hanya mengusap dada. Ts pun terpaksa mengalah karena jika mencoba ke universitas/ jurusan lain waktunya sudah tidak memungkinkan.

Pembahasan
Alhasil kuliahlah ts, Hari demi hari seperti di Jeruji besi bagi ts tidak ada yang membuat nyaman di kelas atau kampus buat ts. sudah terlanjur terpatri di mindset ts " UNTUK APA KULIAH JIKA TIDAK SESUAI DENGAN BAKAT DAN MINAT" Itulah yang ts percayai selama awal-awal kuliah.

TS pun sengaja kuliah asal asalan, ya asal hadir, asal bisa ujian dan asal tidak ada itungannya. Ya kuliah di akuntansi pasti bertemu dengan namanya berhitung, tapi ts sudah terlanjur benci dengan yang namanya akuntansi dan kalkulasi. TS sudah bersiap jika ada mata kuliah akuntansi atau hitungan pasti ts masuk kurang dari 5 pertemuan atau tidak sama sekali.
Hal ini ts lakukan untuk menunjukan ke ortu ts, beginilah hasilnya jika memaksakan kehendak, tidak bertanya dahulu. dan kebetulan adik ts akan melanjutkan ke SMA dan ts takut itu terjadi lagi ke adik ts

Tapi hal itu kembali terjadi ke adik ts, ya bagaimana lg ts hanya bisa berdoa semoga ini yang terbaik. TS banyak mewanti-wanti adik ts agar tidak menuruti kelakuan ts yang punya jalan sendiri melakukan protes ke ortu ts.
Setelah 2 sem ts kuliah asal asalan, Luka di hati ts sudah mulai terobati hati ts mulai bisa menerima keputusan ortu ts meski belum sepenuhnya.

Ternyata hal ini berlanjut ke sem 3 & 4, TS kebablasan dengan tipikal di sem awal. Di sem ini TS sangat tidak bergairah untuk kuliah, melihat isi mata kuliah, orang orangnya yang individu, sangat. Meskipun ts 1 kelas hanya 13 orang dan hanya di isi 2 orang kaum adam, sisanya wanita. dari 2 orang laki-laki di satu angkatan kelas ts salah satu di dalamnya.

Puncak Permasalahan

Dengan sikap yang seperti itu ditambah masalah di rumah dan di kampus. Membuat Semakin bungkuk ts.

Ts mulai banyak merenung, menyendiri. Jika terpaksa pergi ke kampus berangkatlah Ts dari rumah tapi tidak sampai ke kampus. Pada saat akan berangkat adalah salah satu hal yang ts paling benci, karena pasti ts terkena damprak di pagi hari, Ayah ts selalu membandingkan dengan kakak ts mulai dari perkuliahan, sistem dan biaya yang diberikan disamakan dengan perkuliahan era 1995-2005an. klw untuk hal organisasi ts masih bisa menerima karena melihat kakak ts yang dahulu masuk di jurusan dan kampus yang sama menjadi ketua Himpunan Mahasiswa dan disebut sebagai generasi emas di masanya.

Ts hanya ingin ortu ts mengerti, ts mempunyai minat dan bakat yang berbeda. Ts adalah seorang pria yang memilih jalan hidupnya. Ts akan bertanggung jawab atas jalan yang ts pilih. itulahyang terlintas di benak ts

Ts tidak mempunyai kendaraan bermotor dan berjalan kaki ke kampus. Bisa anda bayangkan jika ada kuliah di jam 1 siang anda berjalan kaki di teriknya matahari bagaimana saat anda sampai ke kampus, jarak rumah ts ke kampus kurang lebih 15 menit jika berjalan kaki. ini yang membuat ts semakin tidak bergairah karena ternyata satu kelas hanya ts yang tidak punya kendaraan serta perangkat canggih penunjang kuliah saat itu.

Tidak mempunyai kendaraan bukan hal yang besar bagi ts saat itu tapi candaan dari kawan-kawan ts yang berulang lah yang membuat ts semakin tidak betah di kampus. Tidak masalah jika ts harus berjalan kaki tapi ts hanya meminta pengertian dari kawan ts yang lebih beruntung mempunyai rezeki lebih. Setidaknya jangan hina ts meski secara halus apalagi terus menerus , karena ts pun manusia biasa yang ada kalanya sabar sudah tidak bisa ditahan.

Ts pun berinisiatif bekerja sebagai operator server dengan berangkat ke kampus jika hanya ada mata kuliah yang hanya berisi teori. Untuk mengisi kekosongan, ts mencari pelarian yaitu Game online, Gaji ts sebagian besar habis dipakai hal yang satu ini selama kurang lebih 1 tahun bekerja.

Alhasil setelah 1 tahun lebih kelakuan ts yang amburadul di kampus terungkap, habislah ts di di cecar oleh ortu ts. tapi ts tidak mundur karena inilah jalan yg dipilih ts. Ts pun diberi wejangan , Ternyata saat itulah terakhir ts di beri wejangan yang baru kali itu ts dapat setelah sekian lama . wejangan yang di beri terasa masuk ke hati dan ts pun sudah pasrah jika nantinya berhenti kuliah.

Tapi ortu ts menginginkan ts terus maju menyelesaikan studi ts walaupun amburadul. Setelah beberapa bulan Ayahanda ts pun meninggal dunia karena liver. Ts pun sadar kenapa wejangan terakhir sangat mengena dan baru kali itu ts tidak terdamprak dengan omongan yang sering kali menyakitkan hati ts sebelumnya.

Sepeninggalnya ayahanda, Ibu ts meminta maaf jika dulu memaksakan kehendak. Sesuatu yang tidak perlu dilakukan seorang Ibu terhadap anak yang tidak bisa mengemban kepercayaan seperti ts.

Tahun pertama ts ditinggal ayahanda ts kadang terenyuh, kenapa harus seperti ini, kenapa dulu harus dipaksakan, kenapa harus meninggalkan kami seperti ini dan lainnya di dalam hati ts menyimpan kekecewaan terhadap Ayah ts meskipun beliau telah tiada.

Seiringnya waktu karena ts tidak benar dalam kuliah maka ts pun ikut belajar dengan angkatan yang lebih muda atau angkatan bawah. Ts yang rehat 1 tahun sebelum ke universitas membuat semakin kontras angkatan tua yang terselip diantara kursi mahasiswa. bukan dengan 1 angkatan ts turun belajar tapi dengan 3 angkatan, sekarang menuju ke angkatan 4. dan ipk ts hanya 1.47. ya masih mending karena sebelumnya ipk ts 0.74

Mahasiswa baru silih berganti jika biasanya mahasiswa tingkat atas akan bersorak karena akan mencari mahasiswi untuk dijadikan gebetan baru, tapi ts bersumpah ts tidak pernah merasakan hal seperti itu . ya keinginan untuk mencari teman spesial selalu ada tapi ts merasa berat untuk melangkah karena sadar akan keadaan ts yang memprihatinkan.

TS mulai merasa untuk apa hidup jika keadaannya seperti ini.
TS sangat depresi berat, banyak masalah datang silih berganti.
Di kampus TS hanya jadi bahan lawakan dan umpan manis untuk di sembur oleh para dosen.
Ya ts yang notabene angkatan tua yang ikut perkuliahan ke bawah tidak bisa mengerjakan satupun mata kuliah akuntansi. ironi memang
Dosen pun silih berganti mencaci.
TS merasa hanya seorang pecundang yang tidak bisa apa-apa
TS merasa tidak ada hal berharga yang bisa ts lakukan

Penutup

Berjalannya waktu hati ts mulai merasa hidup ingin memperbaiki hidup ts, akhirnya ts memutuskan untuk memperbaiki semuanya, hal pertama adalah meminta maaf kepada ayahanda ts yang telah tiada serta ibu ts supaya didoakan dalam jalan menuju perubahan.

Yang Sudah terjadi biarlah terjadi. Ini hanya contoh ke egoisan 2 manusia yang teguh akan pendirian yang diyakininya. jika mencari siapa yang salah, cukup salahkan saya..

Akhirnya Dengan ini ts teguh berikrar untuk berubah semuanya, pribadi ts, agama ts, mental ts, khususnya Kuliah ts

Pesan TS pribadi terutama untuk adik2 kelas ts:
-Jangan pernah kecewakan orang tua selagi mereka masih ada, jika ada yang kurang sepaham komunikasikanlah dengan cara yang baik.
-Masalah ada karena kebodohan, kelalaian manusia itu sendiri
-Akuilah jika membuat kesalahan, junjung tinggi Kejujuran, tanggung jawab,Integritas,
Belajarlah dengan sungguh -sungguh, kalian bukan tidak bisa tapi tidak terbiasa.
-Utamakanlah hasil yang kita dapat. bukan semata nilai yang tinggi. Alangkah Lebih baiknya mendapat nilai tinggi diiringi pemahaman yang baik pula.
- Bantulah sahabat kita atau siapapun yang membutuhkan bimbingan khususnya di kelas atau di kampus.
-Jangan pernah jadi pribadi yang individualis, masa bodo. tidak berempati karena itu sama sekali bukan mencerminkan seorang MAHASISWA.
-Harapan itu selalu ada bagi yang berusaha dengan keras.
- Tidak ada kata terlambat, teruslah melangkah untuk menjadi menjadi pribadi yang lebih baik.
- Pesan terakhir dari TS " jangan pernah meniru hal-hal buruk dari cerita yang ts sampaikan"

Untuk kawan saya seperjuangan terima kasih kalian pernah mengisi kisah hidup saya. Tak lupa dosen yang terus memotivasi saya.

Untuk sahabat saya yang pernah bersama menjalani perkuliahan, terimakasih kalian selalu mendukung Ts, ts banyak belajar dari kalian terutama apa artinya kebersamaan.Doakan saya agar bisa menyelesaikan studi saya yang masih panjang.

Note:
Maaf acak acakan threadnya ini baru pertama kali untuk Ts.
Silahkan anda berkomentar sepuasnya karena ini negara yang bebas berpendapat.