emperasank0Avatar border
TS
emperasank0
|Muhammad Riza Chalid, Gasoline Godfather| Pengusaha minyak di balik Obor Rakyat
Pengusaha minyak di balik Obor Rakyat
Reporter : Jonas Fredryc Tobing | Senin, 30 Juni 2014 14:22


Muhammad Riza chalid di Rumah Polonia dan Burhanuddin Amin anggota timses Prahara


Merdeka.com - Pengakuan gagah berani Setyardi Budiono sebagai pemilik dan pemodal (tunggal) tabloid Obor Rakyat mengundang tanda tanya. Bernarkah ia merogoh kocek sendiri? Seandainya benar, keuntungan apa yang ia peroleh dengan menerbitkan tabloid yang dibagi-bagikan secara gratis dan misterius itu? Benarkah cuma dia dan Darmawan Sepriyossa yang menggawangi Obor Rakyat? Demikian laporan investigasi harian Media Indonesia, Senin 30 Juni 2014.

Kepada tim Media Indonesia dan MetroTV, Setyardi mengaku menerbitkan Obor Rakyat semata-mata untuk bisnis. "Masak tidak boleh berbisnis? Saya akan launching Obor Rakyat secara resmi. Semua syarat yang dibutuhkan akan dipenuhi," ujarnya, pekan lalu.

Namun, ia enggan mengungkap penyokong dana Obor Rakyat. "Tanya penyidik," tegasnya. Sebagai komisaris di PTPN, tambahnya, dana pribadi darinya pun cukup besar.

Namun benarkah dana Setyardi mampu menghidupi terbitan plus pendistribusian yang menghabiskan dana miliaran rupiah itu? Intelijen dari kubu Jokowi - JK yang dirugikan atas penerbitan tersebut mengaku sudah mengantongi nama-nama pengelola dan orang-orang di balik Obor Rakyat.

"Intelijen kami sudah tahu siapa-siapa orangnya. Ah, kalian juga kenal orangnya. Kita serahkan polisi saja, biar mereka yang urus. Kita urus yang lain saja," kata Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan.



Dalam penelusuran Media Indonesia, penerbitan dan distribusi tabloid Obor Rakyat yang mendiskreditkan calon presiden Joko Widodo (Jokowi) diduga didanai pengusaha minyak, Muhammad Riza Chalid.

Hal itu dibenarkan sumber Media Indonesia yang juga merupakan anggota tim sukses cawapres Hatta Rajasa di Jakarta, Jumat (27/6). Menurutnya untuk menjalankan dan mengawasi penerbitan Obor Rakyat, Riza menunjuk jurnalis senior Muchlis Hasyim Jahja (MHJ).

"Muchlis hanya sebagai operator. Dia sudah bertahun-tahun menjalankan bisnis media milik Riza, Inilah Group. Muchlis menjadi CEO Inilah Group yang memiliki unit usaha [url=http://www.inilah..com,]www.inilah..com,[/url] www.inilahjabar.comdan Inilah Koran. Riza juga di belakang Yayasan Jurnalis Indonesia yang dipimpin Muchlis," imbuhnya.

Tidak hanya membiayai Obor Rakyat, Riza yang di Singapura dikenal dengan sebutan Gasoline Godfather juga membiayai tim sukses Hatta Rajasa. Salah satu contoh, Riza menggelontorkan puluhan miliar rupiah untuk membeli Rumah Polonia di Jalan Cipinang Cempedak I Nomor 29, Otista, Jakarta Timur.

Rumah tersebut kini menjadi markas tim pemenangan pasangan calon presiden/wakil presiden Prabowo - Hatta. Riza mengakusisi Rumah Polonia melalui Ketua Majelis Dzikir SBY Nurrussalam Haji Harris Tahir.


Awalnya, Rumah Polonia digunakan sebagai markas tim sukses Hatta Rajasa dan tempat pengajian para santri Majelis Dzikir SBY Nurrusalam.

Kantor Hatta Rajasa


Di Rumah Polonia itu Hatta ikut berkantor. Selain Hatta, ada ruangan mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) George Toisutta serta Ketua Majelis Dzikir SBY Nurrussalam Haji Harris Tahir.

Media Indonesia menyambangi Rumah Polonia pada Jumat malam. Hatta Rajasa sedang tidak ada di tempat. Petugas keamanan Rumah Polonia mengatakan MHJ juga sudah dua minggu tidak datang ke Rumah Polonia.

"Biasanya Pak Muchlis datang mengendarai mobil Land Cruiser warna hitam, tapi sudah dua minggu beliau tidak di sini," ungkapnya.

Media Indonesia berkesempatan masuk ke salah satu ruangan di Rumah Polonia, yaitu ruang tamu Haji Harris Tahir. Di dinding ruang tamu tersebut terpajang sejumlah foto berbingkai para pejabat tinggi, antara lain Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Kapolri Jenderal Sutarman.

Secara terpisah, MHJ membantah soal Riza yang diduga mendanai penerbitan dan distribusi tabloid Obor Rakyat. "Enggak ada itu urusannya dengan Pak Riza. Setyardi (Budiono, Pemred Obor Rakyat) sudah ngomong soal (pendanaan) itu," cetus MHJ, kemarin.

Menurut MHJ, semua pihak mestinya menghormati penanganan kasus Obor Rakyat oleh Bareskrim Polri. Semua kaitan antara Obor Rakyat dan dirinya maupun kubu capres tertentu yang disebut-sebut media, lanjutnya, bisa berarti kampanye negatif yang jika berulang bakal jadi sebuah kampanye hitam.

"Terserahlah kamu mau tulis apa, tapi itu kan sedang ditangani polisi. Belum ada yang diputuskan bersalah. Kembali saja pada proses hukum," sambung dia.

Konfirmasi kepada Muhammad Riza Chalid belum berhasil. Seorang temannya mengatakan sorotan terhadap pengusaha yang memiliki kekayaan triliunan rupiah itu sedang ramai. Maka ia langsung pergi ke Singapura. Pesan sudah dilayangkan ke nomor kontaknya di +6596245xxx. Pesan terkirim, tetapi hingga saat ini tidak ada respons. (skj)

Code:
http://www.merdeka.com/politik/pengusaha-minyak-di-balik-obor-rakyat.html



Tabloid Obor Rakyat Disebar Percetakan Muchlis Hasyimdi Bandung
Selasa, 24 Juni 2014 10:58 WIB




Tersangka kasus kecelakaan di Tol Jagorawi, Rasyid Rajasa (Tengah) didampingi orangtuanya Menkoekuin Ir Hatta Rajasa (Kanan) dan Okke Rajasa serta Muchlis Hasyim(Kiri)

Jakarta - Teka-teki siapa di balik pencetakan dan penyebaran tabloid Obor Rakyat kian terkuak. Berporos dari Bandung, Jawa Barat, tabloid yang isinya berisi fitnah dan kampanye hitam terhadap calon presiden Joko Widodo, didistribusikan ke pondok-pondok pesantren, masjid, dan mushola di berbagai kota di Indonesia.

Menurut Laporan Utama majalah Tempo, yang beredar Senin, 23 Juni 2014, tabloid itu diambil oleh Kantor Pos Besar Bandung di Jalan Asia Afrika dari PT Mulia Kencana Semesta di Jalan A.H. Nasution 73, Cipadung, Bandung. Manajer Hubungan Masyarakat PT Pos Indonesia, Abu Sofyan menerangkan, selama ini pihaknya memang menjalin kerja sama barang cetakan dengan PT Mulia, yang didirikan pada 2011. Saat diambil petugas PT Pos, paket kiriman PT Mulia itu mencapai 100 ribu koli, dengan biaya Rp 200 juta.

PT Pos Indonesia, kata Abu, sejak awal sama sekali tidak mengetahui jika isi paket yang dikirimkan ke ratusan alamat pesantren itu adalah tabloid Obor Rakyat. Tatkala salah seorang penerimanya mengatakan paket tersebut dikirimkan dari Kantor Pos Besar Bandung, barulah diketahui jika tabloid tersebut diambil dari PT Mulia.

Dalam profil perusahaan yang dibuat Manajer Kurnia Ditomo, seperti dikutip dari majalah Tempo, nama pasar PT Mulia adalah Inilah Printing. Perusahaan ini pemilik mesin pencetak harian Inilah Koran di Jawa Barat dan majalah Inilah Review, yang merupakan bagian Inilahcom Group milik Muchlis Hasyim Yahya. Foto Muchlis bekas wartawan bersama 16 karyawannya terpampang dalam profil perusahaan itu. "Di PT Mulia, Pak Muchlis menjabat direktur," kata Alfian Mujani, Pemimpin Umum Inilah Koran. "Setahu saya, kepemilikannya bermitra dengan orang lain."

Inilah Printing menempati area pabrik seluas dua kali lapangan sepak bola di kawasan Bandung Timur. Menurut Asep, koordinator keamanan PT Mulia, perusahaannya banyak mencetak tabloid dengan aneka nama dari pelbagai daerah, seperti Fakta Karawang, Inspirasi Rakyat, dan Koran Fakta. Setelah dicetak, tabloid-tabloid tersebut langsung dikirim ke daerah tujuan distribusinya. "Terbanyak ke Karawang dan Garut," katanya.

Sayang, Asep menolak mempertemukan Tempo dengan manajemen Inilah untuk menanyakan kaitan percetakan dengan tabloid Obor. Dia mengaku telah diberi mandat oleh atasan untuk menjawab pertanyaan wartawan. Sejauh ini, ia tidak pernah mendapatkan pemberitahuan bahwa PT Mulia mencetak Obor Rakyat.

Muchlis Hasyim juga tak bisa ditemui. Permintaan wawancara Tempo melalui surat, telepon, dan pesan seluler selama sepekan lalu tak digubris. Yani, sekretaris di inilah..com, mengatakan bosnya itu sudah tiga hari tak ke kantor. Surat-surat untuknya diminta dikirimkan ke rumahnya, termasuk surat dari Tempo.

Muchlis tak lain bos Darmawan Sepriyossa, redaktur di situs berita inilah..com, yang menjadi penulis artikel Obor Rakyat. Darmawan, seperti pengakuan yang dimuat di web tempatnya bekerja, diajak membuat tabloid Obor oleh Setiyardi Budiono.

Portal berita inilah..com, tempat Darmawan kini menjadi kolomnis tetap, didirikan Muchlis Hasyim, bekas wartawan Media Indonesia. Portal ini kini dikenal sebagai media online yang terdepan dalam menulis berita positif pasangan Prabowo-Hatta dan berita negatif pasangan Jokowi-JK. Sebuah perubahan yang aneh, karena di periode pemerintahan SBY-Jusuf Kalla (2004-2009), Muchlis Hasyim adalah media officer Jusuf Kalla yang mendampingi sang wakil presiden hampir di setiap kesempatan di dalam dan luar negeri.

Sementara itu, pada hari ini, Setiyardi, pemimpin redaksi Obor Rakyat diperiksa penyidik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, setelah Kamis, 19 Juni lalu mangkir dalam pemeriksaan. Selain memeriksa Setiyardi yang tak lain adalah deputi Staf Khusus Presiden Bidang Otonomi Daerah, Velix Wanggai dan juga komisaris di PT Perkebunan Nusantara XIII untuk wilayah Kalimantan Timur, Polri juga akan memeriksa Darmawan Sepriyossa, yang juga mangkir dalam pemeriksaan Jumat, 20 Juni lalu.

Kepala Polri Jenderal Sutarman menegaskan akan membongkar jaringan Obor Rakyat dari motif hingga pemodalnya. Setiyardi mengaku ia sendiri yang membiayai penerbitan mingguan berkala itu dengan ongkos cetak Rp 1.000 per eksemplar.

Sebelumnya, Setiyardi telah menyangkal jika Obor Rakyat masuk ke dalam kriteria media kampanye hitam untuk menyudutkan Jokowi. Menurut dia, teknik penulisan di tabloidnya mirip jurnalisme publik yang melaporkan fakta apa adanya seperti pada situs berita online. "Memang tak ada cover both sides karena klarifikasi narasumber diterbitkan pada edisi berikutnya," ujarnya seperti dikutip majalah Tempo, edisi 23 Juni 2014.

Dengan jenis tulisan dan cara peliputan seperti itu, Dewan Pers menyatakan Obor Rakyat bukan produk jurnalistik. Menurut anggota Dewan Pers, Stanley Adi Prasetyo, sebuah penerbitan digolongkan sebagai media massa jika punya badan hukum tetap dengan alamat redaksi yang jelas serta artikel yang dimuatnya memenuhi kaidah jurnalistik. "Pada 17 Juni, kami menyurati polisi untuk menyampaikan pendapat bahwa penanganan Obor Rakyat tak bisa memakai Undang-Undang Pers," katanya. (skj)

Code:
http://www.tribunnews.com/nasional/2014/06/24/tabloid-obor-rakyat-disebar-percetakan-muchlis-hasyim-di-bandung



emoticon-MarahBiang bocornya BBM sehingga tergantung pada impor ternyata termasuk pendukungnya Wowo.

Quote:


Quote:

Diubah oleh emperasank0 13-08-2014 04:36
0
81.3K
190
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.1KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.