Menurut riset terbaru di China, tiram berkaitan erat dalam penularan norovirus pada manusia.

Norovirus yang lebih dikenal sebagai flu kapal pesiar adalah salah satu penyebab tersering dari gangguan pencernaan. Virus ini dapat mematikan bagi bayi, lansia, dan orang dengan sistem imun yang lemah.

Virus ini sangat menular, terutama di lingkungan tertutup seperti kapal pesiar. Cara penularannya masih misterius. Tangan pekerja makanan yang kotor telah pernah disalahkan. Tetapi baru-baru ini, penelitian North Carolina State menunjukkan bahwa cipratan muntah yang terinfeksi dapat terbang di udara sehingga menginfeksi orang lain.


Kajian dalam jurnal Applied and Environmental Microbiology, para periset menganalisa runutan genetik dari 1077 sampel norovirus yang ditemukan pada tiram. Beberapa runutan genetik ini sudah ada di tumpukan data sejak 1983. Mereka menemukan bahwa 80% norovirus manusia sesuai dengan norovirus pada tiram yang berasal dari perairan pantai dan telah tercemar oleh selokan pembuangan manusia.

Seperti virus influenza, norovirus bermutasi dengan sangat cepat dan wabah yang besar biasanya dimulai setelah muncul jenis norovirus baru. Selain itu, ditemukan bahwa terdapat konvergensi antara norovirus jenis baru yang beredar pada tiram dan manusia.

Yongjie Wang, seorang spesialis ilmu pangan di Shanghai Ocean University, menyimpulkan bahwa tiram adalah cadangan yang penting bagi norovirus manusia - suatu tempat di mana mereka dapat bersembunyi diantara kemunculan wabah dan bermutasi. Mereka juga dapat ditularkan kembali ke manusia, terutama ketika tiram dimakan mentah-mentah. Oleh karena itu, perlu dikembangkan cara untuk mendeteksi norovirus di dalam daging tiram dan tempat pertumbuhan mereka.