Dollar Terus Meroket, Tembus 103 Vs. Yen

Dollar membukukan gain besar terhadap yen pada perdagangan Jumat (17/5/2013). Untuk kali pertama sejak Oktober 2008, dollar menembus level 103 terhadap yen.

Sehari setelah Presiden Federal Reserve distrik San Fransisco John Williams mengatakan bank sentral bisa mengurangi Quantitative Easing paling cepat bulan Juni-Juli mendatang, data menunjukkan meningkatnya kepercayaan konsumen AS.

Rilis awal (preliminary) indeks kepercayaan konsumen yang disusun University of Michigan dan Thomson Reuters menunjukkan angka 83,7 untuk bulan Mei dari 76,4 pada bulan April. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari yang diprakirakan para ekonom sebelumnya (77,9).

Data ini tak ayal lagi semakin menambah spekulasi bahwa Federal Reserve akan segera mengurangi atau bahkan menghentikan program pembelian obligasi yang selama ini menjadi satu faktor yang melemahkan dollar.

Stimulus moneter, seperti program pembelian obligasi senilai 85 miliar dollar per bulan yang dijalankan The Fed saat ini, melemahkan dollar dengan jalan membanjiri perekonomian dengan likuiditas untuk menjaga tingkat suku bunga di level rendah serta mendorong investasi dan pertumbuhan pasar kerja.

Terhadap yen, dollar melejit hingga 103.31 dan ditutup di 103.22 pada akhir perdagangan Jumat, naik 0,95 persen dari posisi pembukaan. Sepanjang minggu lalu, dollar terhitung menguat sekitar 1,6 persen terhadap yen.
Sementara dihitung dari awal tahun,dollar sejauh ini telah menguat sekitar 19 persen terhadap yen.

Gain besar juga dicatatkan dollar atas emas. Logam mulia anjlok hingga $1355.20 per troy ounce, terendah sejak 18 April.

Ditutup di $1355.25 per troy ounce pada akhir perdagangan Jumat, emas terhitung turun sekitar 2,18 persen dari level pembukaan, sekaligus menandai hari ke tujuh berturut-turut melemahnya emas terhadap dollar.

Sementara itu, dollar Australia jatuh semakin dalam semenjak menembus level pariti. Pada perdagangan Jumat, aussie menyentuh 0.9711 terhadap dollar, terendah sejak 5 Juni 2012.

Aussie sepanjang minggu lalu tertekan oleh kombinasi melambatnya pertumbuhan ekonomi China dan domestik. Diperdagangkan di kisaran 0.9728 pada akhir perdagangan Jumat, aussie melemah sekitar 0,83 persen terhadap dollar.

Demikian pula versus euro, dollar menguat sekitar 0,34 persen di 1.2838. Mata uang tunggal Eropa sebelumnya sempat terpuruk hingga 1.2797 terhadap dollar, terendah sejak 4 April.

Kontras dengan perekonomian AS yang menunjukkan tanda-tanda membaik, perekonomian zona Euro masih mengalami resesi. Spekulasi makin santer bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan menempuh kebijakan tidak konvensional, suku bunga negatif misalnya, untuk merangsang pertumbuhan.

Mengekor performa euro, franc Swiss ditutup melemah sekitar 0,8 persen di 0.9724 per dollar.

Sedangkan versus pound sterling, dollar berhasil membukukan gain sekitar 0,65 persen dengan ditutup di 1.5169 pada akhir perdagangan Jumat.