ini.beritaAvatar border
TS
ini.berita
Ketum PBNU: Sudah Saatnya Kiblat Peradaban Islam Dipindah


MAKASSAR - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj, mengungkapkan tujuan diangkatnya tema ‘Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia’ dalam Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33, tak lain untuk mendorong peran Islam dalam mengawal terciptanya perdamaian. Akan tetapi juga dikatakannya, Islam tanpa dibarengi semangat nasinalisme tak akan mampu mempersatukan umat.

“Islam saja tanpa nasionalisme akan menjadi ekstrim, dan nasionalisme saja tanpa ada landasan Islam akan kering,” kata Kiai Said dalam sambutannya di acara Pra Muktamar Nahdlatul Ulama yang dilaksanakan di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Rabu (22/4/2015).

Kiai yang juga bergelar profesor di bidang tasawuf tersebut mengambil contoh beberapa negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, namun dirundung peperangan berkepanjangan karena ketiadaan semangat nasionalisme pada warga negaranya. Antara lain Somalia, Afghanistan, Libya, Irak, Suriah, dan terbaru Yaman.

“Ulama di negara-negara itu luar biasa alim, kitab-kitab karyanya jadi pelajar-pelajar kita, tapi tidak dapat berperan dalam mewujudkan perdamaian. Di (negara) kita, Alhamdulillah, keberadaan ulama-ulama NU dengan nasionalismenya mampu menjaga keutuhan NKRI,” tegas Kiai Said.

Karena nasionalisme itu juga, masih kata Kiai Said, konflik yang berakar pada perselisihan faham keagamaan di Indonesia bisa dengan cepat diredam. Dia mencontohkan, konflik NU dan Syiah di Puger bisa diatasi sebelum meluas, sementara kasus Ahmadiyah di Jawa Barat dapat diredam sebelum memakan korban jiwa dalam jumlah besar.

Melalui tema ‘Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia’, Muktamar NU yang akan diselenggarakan di Jombang, Jawa Timur, mendatang, diharapkan mampu menghasilkan keputusan yang dapat merubah kiblat perdaban Islam dunia ke Indonesia.

“Sudah saatnya kiblat peradaban Islam dipindahkan. Bukan lagi di Arab, di Iraq, di Afghanistan, tapi di Indonesia. Islam Nusantara, Islam NU, sudah mampu menunjukkan bagaimana Islam yang semestinya menjadi pengayom terciptanya perdamaian,” pungkasnya disambut tepuk tangan peserta Pra Muktamar.

Sementara ahli sejarah Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Prof. Dr. Oman Fathurrahman, dalam sesi seminar Islam Nusantara sebagai Islam Mutamaddin Menjadi Tipe Ideal Dunia Islam, mengungkap riset yang dilakukannya telah menemukan banyak manuskrip yang menunjukkan sejarah masuknya Islam di Indonesia tanpa melalui jalan peperangan. Manuskrip tersebut disebutnya layak dijadikan landasan atas perpindahan peradaban Islam dari kawasan Timur Tengah ke Indonesia.

“Jika di abad 17–18 peradaban Islam ada di Arab dan sekitarnya, sekarang Indonesia-lah pusat perdaban Islam tersebut,” kata Oman.

Meski demikian Oman menyayangkan belum adanya ‘buku putih’ yang bisa menjadi rujukan pembelajaran bahwa Indonesia adalah pusat peradaban Islam baru. “Makanya saya mendorong, mungkin PBNU akan melakukannya, mari bersama-sama kita rumuskan dan terbitkan buku putih tentang Islam Nusantara ini,” pungkasnya.

sumber
0
14K
199
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.