Jakarta - MKD DPR tengah jadi sorotan karena mulai terkesan bertele-tele memproses kasus dugaan pencatutan nama Presiden dan Wapres oleh Ketua DPR Setya Novanto. Rasanya rakyat perlu tahu siapa wakilnya di MKD supaya lembaga yang terhormat ini tidak masuk angin.

Sosok yang tak terpisahkan dari MKD masa bakti 2014-2019 ini adalah Surahman Hidayat. Anggota Fraksi PKS DPR dari daerah pemilihan Jabar X ini kini menduduki posisi Ketua MKD DPR. Bukan tanpa alasan PKS menunjuk Surahman untuk posisi penting ini, di partai ia juga penegak syariah dan memimpin lembaga bernama Dewan Syariah PKS.

Kini Surahman yang bertugas menjaga Syariah di partai juga dapat tugas menjaga moral dan etika 560 anggota dewan. Mampukah Surahman yang menjadi penegak syariah di PKS membuktikan mampu menegakkan etika dewan dengan tegas dengan memproses laporan Menteri ESDM Sudirman Said terkait pencatutan nama Presiden dan Wapres oleh Ketua DPR Setya Novanto?

Track record Surahman selama ini tidak bisa dianggap enteng. Ustadz kelahiran Ciamis, 13 Mei 1957 ini mengenyam pendidikan S1, S2 dan S3 di Fakultas Syariah Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

Dia juga pernah menjabat Ketua Dewan Pengawas Syariah Assuransi Tokyo Marine Indonesia, Cabang Syariah, Ketua Dewan Pengawas Syariah Hotel Sofyan Group Jakarta. Anggota Dewan Pengawas Syariah Bank DKI Syariah, Jakarta. Dia juga tercatat pernah mengajar Pasca Sarjana di UIN Jakarta, Bandung. Ustadz Surahman juga dosen Pasca Sarjana di Universitas Indonesia dan sejumlah perguruan tinggi lainnya.

Dia juga anggota Dewan Pembina Ponpes Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat. Selain itu ustadz Surahman juga anggota Dewan Pembina Yayasan Thariq Bin Ziyad, Kab. Bekasi, Jawa Barat. Dan tentu saja menjabat posisi penting saat ini sebagai Ketua Dewan Syariah Pusat (DSP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Dengan sederet kapasitas di bidang syariah, apakah Surahman Hidayat akan membiarkan kasus pencatutan nama Presiden dan Wapres dalam percakapan Ketua DPR Setya Novanto dengan pengusaha Reza Chalid dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia menguap? Apakah rakyat mampu memahami jika akhirnya Surahman melempem dalam pengusutan kasus ini?

Sumber

Saatnya PKS menunjukkan taringnya...