Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Bisnis
  • (SHARE) Yang mau bisnis kuliner masup, jangan ulangi kesalahan ane

mbahbakuninAvatar border
TS
mbahbakunin
(SHARE) Yang mau bisnis kuliner masup, jangan ulangi kesalahan ane
Halo agan-agan sekalian
ijin berbagi cerita, semoga bermanfaaat buat kita semua
nikmati aja walau rada panjang emoticon-Kiss (S)

Teringat dulu pernah merintis bisnis, walaupun tidak berujung manis tetapi banyak ilmu yang didapat. Sayang rasanya kalau dipendam sendiri, akan lebih baik jika ditulis dan menjadi manfaat untuk kita semua. Sebelum menyampaikan ilmu-ilmu yang saya dapatkan, saya akan bercerita dulu bagaimana kisah awal saat merintisnya.

Waktu itu saya lagi seneng-senengnya nyobain usaha, pertama mulai dari sepatu, sepatu yang udah jadi dan custom, lalu parfum, terus baju, dan berbagai jenis dropshiper lainnya. Lama-lama pengen punya sendiri, bukan lagi menjual produk orang lain. Memang jodoh mungkin, ada temen yang ajak join untuk memulai usaha kuliner di wilayah kampus.

Pada tahap ini saya belum punya pengalaman untuk jualan offline, dan partner pun sama, jadilah ini ajang coba-coba, wkwkwk. Kita berniat untuk membuka warung bernama SOTOSOP, kita memakai nama itu karena istilah SOTOSOP sudah akrab ditelinga mahasiswa. Pada saat itu komunitas online KASKUS sedang booming dan kata SOTOSOP digunakan untuk plesetan PHOTOSHOP. Dengan alasan itulah kami sepakat untuk menggunakan nama tersebut.

Selain karena alasan sudah akrab ditelinga calon konsumen kami, nama SOTOSOP juga sangat melekat dengan tema kuliner yang akan kita sajikan, kami bermimpi SOTOSOP ini nantinya akan menyediakan seluruh jenis SOTO dan SOP yang ada di Indonesia. Sebagai pecinta soto dan sop saya sudah sangat bahagia saat memikirkannya, padahal bisnisnya masih pada tahap obrolan, belum terealisasi sama sekali, hehehe. Gara-gara ide ini setiap malam saya menjadi susah tidur, otak ga mau berenti buat mikir ini itu, setiap orang yang mau memulai bisnis saya rasa punya pengalaman yang sama pada tahap ini.

Saat tekad sudah bulat untuk membuat SOTOSOP ini menjadi nyata, mulailah kita hunting toko untuk menjalankan bisnis ini nantinya. Setelah mencari kesana kemari didapatkan 3 lokasi yang kosong yang bisa kita tempati. Setiap lokasi memiliki kelebihan kekurangan tersendiri, berikut saya jelaskan

• Lokasi 1, berada bukan pada jalan utama, tetapi bersebelahan dengan penjual nasi goreng legendaris disana. Setidaknya setiap orang yang beli nasi goreng tersebut warung kita bisa dilirik, hehehe. Kekurangannya kondisi bangunan seperti balok, tidak seimbang antara panjang dengan lebar. Jadi terkesan sempit, selain itu air juga bermasalah karena sedang ada pembangunan gedung disebelahnya. Kekurangan selanjutnya tidak ada lahan parkir. Kelebihannya ada ruang diatas yg bisa dijadikan kamar dan harga sewa bersahabat.
• Lokasi 2, berada pada jalan utama, berapa dipersimpangan, gampang terlihat. Ini lokasi jagoan saya, tapi sayang masih proses renovasi dan belum tau kapan akan selesai. Untuk harga lebih bersahabat lagi dan kondisi bangunan enak buat di design ulang, bisa request warna cat juga karna sedang proses renovasi itu. Selain itu didepannya juga ada lahan untuk parkir. Untuk merintis bisnis kecil-kecilan lokasi ini bisa saya bilang sempurna.
• Lokasi 3, untuk posisi lokasi ketiga paling yahud, berada di depan gerbang kampus. Setiap mahasiswa yang mau pergi dan pulang dari kampus pasti lewat sini. Tapi karena posisinya di lantai 2 tetap saja tidak kelihatan, wkwkwk. Bangunan ini sebelumnya berupa foodcourt, satu tempat yang menyediakan berbagai stand makanan. Tempatnya luas bisa menampung banyak konsumen. Saat itu seluruh stand kosong, dan kita berniat untuk menyewa 1 stand saja, cukup lah untuk merintis SOTOSOP ini. Tetapi dari pihak yg menyewakan tempat tidak mau sewa 1 stand saja, kalau mau sewa foodcourtnya, dan nanti kita berhak untuk menyewakan standnya ke orang lain. Dengan ketentuan seperti itu harga lokasi ini menjadi yang termahal diantara 2 pilihan lain. Selain itu karena posisi di lantai 2 otomatis tidak ada lahan parkir, tapi kata yg punya tempat boleh memakai lahan parkir di bawah, kalau begitu oke lah.

Sekarang kita sudah memiliki 3 lokasi untuk dijadikan pilihan, dengan segala pertimbangan baik dan buruknya pilihan akhirnya jatuh pada lokasi nomor 3. Walaupun harganya paling mahal, tetapi kita punya kesempatan untuk menyewakan stand-stand lainnya dengan harga sesuka kita, dan kita punya kesempatan tetap bisa merintis bisnis SOTOSOP tanpa harus ada cost untuk sewa tempat karena ketutup ama uang sewa dari stand lain, sungguh menarik bukan. Pemikiran inilah yang membuat kita menjadi terpuruk pada akhirnya, hahaha.

Merasa ada peluang untuk bisa menjual stand lain serta ditakut-takuti oleh pihak penyewa bahwa ada orang lain yang juga mau sewa tempat tersebut, jadilah kita terpancing untuk segera memutuskan untuk menyewa tempat tersebut. Padahal kondisi kita pada saat itu belum memiliki produk yang akan dijual, baru sebatas ide-ide saja. Inilah sikap pebisnis amatir, bertindak tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi kedepannya, hanya bisa melihat peluang tanpa memperhitungkan risiko yang akan muncul dikemudian hari.

Alokasi dana yang awalnya akan dibagi 2 untuk sewa tempat dan modal kerja akhirnya seluruh dana habis untuk sewa tempat. Tempat sudah disewa, uang sudah keluar, dan kita harus memulai menciptakan uang untuk mengembalikan yang sudah keluar. Disinilah titik dimana keinginan untuk mewujudkan mimpi menjadi sebatas survive. Stand-stand yang akan kita sewakan tak kunjung ada peminat dan waktu terus berputar, sedangkan kita belum sempat uji produk yang akan kita jual (SOTO dan SOP).

Bulan pertama kita habiskan untuk menawarkan stand-stand dan mencoba beraneka resep soto dan sop yang kita temui di google. Setelah berkali-kali mencoba banyak yang gagal daripada berhasil, karena pada dasarnya kita bertiga memang tidak memiliki basic memasak. Bayangkan berapa banyak cost yang kita keluarkan untuk trial & error, sewa tempat 1 bulan terbuang percuma, produk yang diidam-idamkan tak kunjung muncul, perlahan tapi pasti impian menjual SOTO dan SOP se Indonesia mulai memudar.Pada akhirnya kita membuat list makanan-makanan apa saja yang bisa kita masak walaupun tidak merupakan SOTO dan SOP.

Awal bulan kedua kita memulai mumbuka pintu untuk pelanggan yang masuk, tanpa ada buku menu dan bahan baku secukupnya. Saya masih ingat pelanggan pertama kami, yaitu sekelompok anak klub basket masuk tetapi buku menu belum ada, jadilah kita memberikan list menu yang kita buat semalam yang ditulis pada kertas nasi. Hadoohh kalo inget masa itu masih pengen ketawa antara miris, malu, atau ga tau malu, hahaha. Oke kebodohan pertama kita skip, masuk masalah kedua, kita belum pernah menyajikan masakan untuk banyak orang sekaligus, mulailah aksi sirkus di dapur, kikuk karena belum pernah masak berbagai menu sekaligus. Akhirnya orderan selesai dan inilah pelanggan kita yang pertama dan satu-satunya untuk hari itu.

Kondisi seperti ini bertahan sampai akhirnya kita tutup setelah mencoba bertahan selama 2 tahun. Memang ada perkembangan kearah yang lebih baik setiap harinya, walaupun usaha bisa bertahan tetapi bukan inilah yang saya impikan saat pertama kali memutuskan untuk terjun di bisnis ini. Impian awal ingin menyediakan seluruh jenis SOTO dan SOP se Indonesia, realisasinya hanya ada 2 jenis soto yaitu soto ayam dan soto betawi, soto ayamnya pun tidak jelas soto ayam apa, hehehe. Ada beberapa menu yang dicintai pelanggan seperti nasi goreng cumi asin, ayam bakar madu, soto betawi dan mi volcano. Bahkan setelah kita tutup ada beberapa pelanggan yang menghubungi secara personal kalo dia kangen sama nasi goreng cumi asin, huhuhu pada momen ini kadang saya merasa sedih.

Oke ceritanya cukup sampai disini saja, saatnya saya coba jelaskan kesalahan-kesalahan yang kita perbuat dan jangan teman-teman tiru, ambil hikmahnya saja, cukup kami yang merasakan kegagalan itu. Sumber kegagalan kami adalah terburu-buru dalam memutuskan lokasi untuk memulai usaha. Kita memutuskan untuk mengambil sewa tempat tanpa mempersiapkan produk terlebih dahulu. Padahal itulah yang akan dijual, bukan lokasinya walaupun lokasi merupakan penunjang dalam penjualan nantinya.

Mengapa saya bilang bahwa penyewaan lokasi 3 yang menjadi sumber masalah, pertama seluruh dana tersedot untuk sewa tempat sehingga kita tidak bisa apa-apa setelah itu, kedua kita menjadi kehilangan focus dimana harus menyiapkan produk yang harus segera ada dan focus lain untuk segera menjual stand agar dana yg sudah keluar bisa cepat kembali. Kedua focus ini sama-sama membutuhkan perhatian maksimal, sehingga akhirnya menjadi buyar.

Nah sekarang saya ingin ilmu dari pengalaman yang sudah saya dapat untuk teman-teman yang berencana akan bergelut dalam dunia bisnis nantinya. Setidaknya ada 2 hal penting yang harus diperhatikan.

1. Bersiaplah sebelum pergi ke medan perang

Pada kasus yang saya alami tidak ada persiapan sama sekali, hanya mimpi yang meluap-luap yang minta untuk segera direalisasikan. Jadi hal pertama yang perlu disiapkan adalah business plan, business plan ini lah yang menjadi pemandu kita dalam menjalankan bisnis nantinya. Adanya business plan membuat kita memiliki target-target jelas yang harus dilewati, saat tidak memenuhi target, evaluasi yang akan dilakukan pun akan terarah karena ada business plan sebagai panduan kita.

Business plan tidak hanya sekedar coretan-coretan diatas kertas, tetapi harus realistis. Pada bagian produk misalnya, jangan hanya sekedar penjelasan produk, tetapi sudah dilakukan uji produk. Tapi kan kita nggak bisa masak gimana mau diuji, berarti kita harus mencari partner yang menguasai bidang itu. Jangan coba-coba memulai seandainya produk belum siap, karena inilah yang kita jual. Jika tidak nanti akan banyak waktu dan biaya yang terbuang hanya untuk menyempurnakan produk tersebut. Percayalah ini akan membuat bisnis jadi mandet.
Produk yang sudah siap disini maksudnya produk yang bikin orang rindu untuk nyoba lagi. Makanya saat uji produk jangan cobain ke orang yang seleranya ga bisa dipercaya, makanan apapun dibilang enak, wkwkwk. Berikan pada orang yang lidahnya terkenal bisa diandalkan, walaupun dikritik pedas itu lebih baik, jadi kita punya bahan untuk membuat produk yang sempurna.

Saat kita yakin bahwa produk sudah sempurna, barulah saatnya untuk mulai mencari lokasi yang sesuai dengan keinginan dan budget. Jadi teman-teman tidak perlu merasakan apa yang saya alami.

2. Strategi Marketing

Saat warung kita mulai sepi pengunjung, kita mencoba memikirkan apa yang kira2 bisa menarik pengunjung. Mulai dari memasang wifi, mengadakan live music, rombak design interior, membuat taman, bikin seragam pegawai, dan hal-hal konyol lainnya yang sebenarnya tidak memberikan pengaruh atau tidak memberikan pengaruh yang signifikan (biar ga sedih-sedih amat, wkwkwk). Saya yakin banyak teman-teman dibidang kuliner yang bertindak sama, dan hasilnya pun sama, jujur saja hahaha.

Saya tidak bermaksud menyalahkan orang-orang yang menyediakan wifi, menggelar event live music, bisa jadi memang itu yang dibutuhkan oleh konsumen mereka. Tapi yang ingin saya sampaikan disini adalah dalam membuat kebijakan kita sering langsung lompat ke solusi yang ingin diciptakan, bukannya mencari akar permasalahan terlebih dahulu. Kayanya kalau kita pasang wifi bakal rame deh ntar, atau bikin live music yuk biar banyak yang mampir, nah yang gini yang saya maksud tidak tepat.

Dalam kasus saya, sudah jelas-jelas produknya yang menjadi masalah, tetapi solusinya bukan memperbaiki produk malah bikin live music, buat taman biar warung jadi menarik, pernah bikin jingle juga emoticon-Ngakak (S) (ini yang paling absurd kayanya, wkwkwk) kagak nyambung antara masalah dengan solusinya. Jadi biaya yang kita keluarkan untuk menyediakan fasilitas tersebut menguap percuma, karena bukan itu yang dibutuhkan oleh konsumen kita. Hal-hal mubazir seperti itu lebih baik dihindari demi keselematan keuangan bisnis kita.

Buat teman-teman yang belum melakukan hal-hal tersebut selamat, bagi yang sudah terlanjur mari analisa kembali mana yang memberikan pengaruh, dan mana yang tidak. Pesan yang mau saya sampaikan disini jangan membuat kebijakan karena emosi sesaat, tapi pikirkanlah matang-matang terlebih dahulu. Saat ada ide yang ingin dicoba, analisa lagi apakah benar konsumen kita membutuhkan hal tersebut atau tidak.

Wah kayanya udah kepanjangan, sementara segini dulu aja. Ntar kalo informasi baru bakal ane update..
Buat agan2 yang lain, mohon share juga pengalamannya juga disini. Biar temen2 yang berniat menjalani usaha kuliner tidak perlu merasakan kesalahan yang sama

Sukses terus pengusaha muda Indonesia emoticon-I Love Indonesia (S)

Polling
0 suara
usaha kuliner agan udah sampai tahap mana?
0
6.6K
35
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Bisnis
BisnisKASKUS Official
70KThread11.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.