Pagi, gerimis dan jalan yang masih basah
Mendung masih abu-abu ketika senyummu indah meyapa
Apalagi, pelangi masih tampak semburat pendarnya ketika jatuh di belakang gedung pasca sarjana.
Malang, 14 maret 2015

Malang kota romantis. Itulah kira-kira yang bisa mendeskripsikan Malang sebagai sebuah kota yang pernah saya tinggali cukup lama, hidup dan berkehidupan menimba Ilmu dan menimba cinta. Ah..

Kota Malang secara astronomis terletak 112,06° - 112,07° Bujur Timur dan 7,06° - 8,02° LintangSelatan, dan pada ketinggian antara 440 - 667 meter diatas permukaan laut. Hal tersebut yang menjadikan Malang sebagai Kota yang romantis.

Malang kota romantis
Maret di Malang adalah bulan paling romantis, bagaimana tidak, dengan iklim yang sejuk ditambah hujan yang turun hampir tiap pagi hari, duduk di warung kopi sambil memandangi para mahasisiwi yang berjalan sambil menjapit rok nya karena takut kotor terkena percikan air di jalan. Buat para jomblo yang fakir asmara, hal tersebut begitu indah adanya.

Maret adalah suasana ingin mencinta di Malang, ribuan sajak tertulis di sudut kamar kost anak bahasa dan sastra Indonesia, bukan, bukan untuk tugas
kuliah, namun hanya ingin berpuisi ria karena terbawa suasana yang entah sajak itu untuk siapa….ou…ou…

Maret adalah bagaimana mahasiswi – mahasiswi di Malang, naik level kecantikannya entah karena apa, namun yang jelas, kembali pada suasana romantis, kembali kepada mendung yang menggelayuti maret di Malang, para mahasiswi tersebut nampak lebih cantik, manis dan menarik, sebuah tesa yang perlu diteliti secara ilmiah kebenarannya. Jika dijadikan judul skripsi mungkin seperti ini :
“ adakah hubungan antara level kecantikan mahasiswa di Malang ketika musim hujan datang. Sebuah studi kualitatif pada mahasiswi di Malang raya pada bulan Maret 2015“

Maret di Malang dengan jalanan kampus yang masih basah, dengan pucuk dedaunan yang masih meneteskan rindu bagi yang sedang LDR, ditambah kadang pendar pelangi yang iseng lewat belakang gedung pasca sarjana. Angin semilir yang menyapu jilbab masisiwi yang merunduk merona ketika disapa
kakak kelas di parkiran, dan beberapa penggalan episode indah ketika Maret menyapa.
Entahah, bagi saya maret di Malang bukan hanya kota wisata, kota pendidikan, namun Malang adalah kota dengan romantisme yang tak bisa dibingkai dengan lukisan kata, cobalah maen-maen kesana, ke Malang,mumpung Maret masih ada.