Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lanank.jagadAvatar border
TS
lanank.jagad
Tukang Bakso Langganan Cendana: Jaya di Masa Pak Harto, Melarat di Zaman Jokowi


TRIBUNNEWS.com, JAKARTA - Sebagian rambutnya memutih dan beberapa kerutan menghiasi wajahnya.Garis urat samar terlihat di kulit lengannya yang hitam legam dengan berbalut kemeja pendek abu-abu lusuh.

Raut wajahnya datar menyaksikan dua rekannya yang asyik bermain karambol di teras rumah tua, Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (10/11/2015) petang.

"Lagi masukin biji yang mana?" tanya pria tersebut. Dan seorang pemain karambol hanya menjawab, "Biji Raja."
Pria tersebut adalah Andi (65), seorang pedagang bakso langganan keluarga presiden ke-2 RI, Soeharto yang berjualan di Jalan Cendana atau lebih dikenal dengan 'Bakso Cendana'.

Ia adalah satu-satunya 'wong cilik' yang diizinkan berdagang oleh keluarga Presiden Soeharto di 'jalan sakral', Jalan Cendana sejak 1965.

Ia duduk santai di teras rumah tua menyaksikan permainan karambol kedua rekannya lantaran belum ada orang lagi yang membeli baksonya.

Sore itu, gerobak bakso bertuliskan 'Bakso Cendana' milik Andi masih terisi tiga per empat bahan seperti mie, bihun dan bakso.

Dua meja dan kursi panjang di belakang gerobak hanya terisi dua orang pembeli yang tengah menikmati baksonya.

Selain gerobak bakso, di halaman rumah tua itu juga terdapat gerobak nasi goreng dan etalase pulsa dan warung rokok dengan gerobak.

Pemilik dagangan lainnya itu merupakan kerabat Andi dari Kuningan, Jawa Barat, yang ikut bergabung berjualan di Jalan Cendana tiga tahun terakhir.

Pun dua kerabatnya itu belum jua kedatangan pembeli selama sekitar dua jam Tribun berada di tempat tersebut.

Entah kebetulan atau tidak, dalam rentang waktu itu hanya seorang yang membeli minuman dari warung rokok.

Sementara, sang pedagang pulsa menyibukkan diri dengan mengotak-atik telepon genggamnya.

"Biasanya saya jualan di trotoar sana bisa sampai lebih 100 mangkok. Sekarang bisa laku 50 mangkok aja bersyukur. Kalau sekarang-sekarang sepi, yah disyukuri aja," ucapnya menguatkan diri.
Namun, pemandangan tersebut bukan kali pertama buat Andi.

Ia dan dua kerabatnya sesama pedagang kerap sepi pembeli sejak pindah berjualan ke halaman rumah tua tersebut sejak lima bulan lalu.

Sebelumnya, Andi menjual baksonya di trotoar ujung jalan, tepatnya di pertigaan Jalan Cendana dan Jalan Yusuf Adiwinata.
Namun, seiring pergantian pemerintahan dan lurah setempat, Andi 'dipaksa' pindah dari trotoar jalan tersebut demi ketertiban dan kenyaman lingkungan.

"Tadinya saya dagang di trotoar pertigaan depan jalan. Tapi, setelah lurah diganti, saya dikasih surat dari kelurahan dilarang dagang lagi dan diminta cari tempat lain. Itu beberapa bulan lalu, belum sampai setahun," ujarnya.
Andi mengaku sempat kelimpungan mendapat ultimaltum 'penertiban' itu.
http://m.tribunnews.com/nasional/201...-jokowi?page=7

Lanjuy dibawah
Diubah oleh lanank.jagad 13-11-2015 02:34
0
9K
64
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.6KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.