the.barbarossaaAvatar border
TS
the.barbarossaa
(REBORN) Armenian Genocide - Pembantaian Etnis Armenia di Kesultanan Ottoman


Sekarang apa bila kita menyalakan televisi di rumah kita, banyak chanel-chanel yang menayangkan drama serial import, salah satu drama serial yang ngetrend di tipi kita k-kitak saat ini adalah drama serial import dari Turki. Namun taukah tuan-tuan apa yang dilakukan nenek moyang dari bangsa turki ini terhadap etnis kristen armenia di massa lampau?
Di tahun 1915, pemimpin dari pemerintahan turki saat itu menggerakan sebuah rencana untuk membuat pengusiran dan pembantaian secara massal terhadap kehidupan rakyat armenia yang menetap di wilayah keseultanan Ottoman, dan kejadian ini menjadi pembantaian secaara besar-besaran pertama di abad ke 20. Meskipun Laporan-laporan dari peristiwa ini bervariasi, Kebanyakan sumber-sumber yang ada justru setuju bahwa ada sekitar 2 juta rakyat armenia di wilayah kesultanan ottoman saat itu di bunuh secara besar-besaran. Di awal 1920-an ketika pembunuhan besar-besaran dan pen-deportasi-an terhadap rakyat Armenia berakhir, tercatat sebanyak 1,5 Juta rakyat armenia yg tinggal di daerah turki tewas, dengan lebih banyak pemaksaan untuk menghapus dan mengusir mereka dari kesultanan ottoman. Saat ini, Kebanyakan dari Ahli-Ahli sejarah memandang kejadian ini sebagai sebuah Kampanye gonosida yang terencana dan sistematis untuk memusnahkan seluruh etnis armenia diwilayah tersebut. Walaupun adanya tekanan dari etnis-etnis armenia (saat ini) dan dari Social justice advocates di seluruh dunia, pemerintah Turki sampai sekarang masih menyangkal adanya pembantaian atau genosida yang dilakukan di masa lampau. Namun mereka mengakui bahwa memang terjadi kematian secara besar-besaran yang terjadi karena peperangan dan hal-hal yang bersangkutan seperti wabah penyakit dan kelaparan. Namun hal ini tidak terjadi secara sistematis, tak hanya itu,di negara turki sendiri, ini masih ilegal apabila berbicara tentang apa-apa saja yang terjadi terhadap etnis armenia oleh bangsa turki selama era tersebut. Sampai saat ini ada 22 negara yang mengakui adanya genosida ini, Uruguay adalah yang pertama mengakuinya pada tahun 1965.

Keadaan awal etnis Armenia

Wilayah Kesatuan etnis armenia paling pertama yang berbentuk kerajaan

Bangsa armenia telah membuat tempat tinggal di wilayah caucasus dari eurasia sejak 3000 tahun yang lalu. Sejak saat itu, bangsa armenia membuat sebuah kerajaan yang dinamakan the kingdom of armenia dan menjadi sebuah kesatuan yang merdeka dan berdiri sendiri. Pada awal abad ke 4 sesudah masehi, sebagai contoh, kerajaan armenia ini menjadi bangsa pertama yang meletakan agama kristen sebagai agama resmi di dalam otoritas kerajaanya, tetapi seiring berjalanya waktu kontrol terhadap wilayah ini terus berganti dari satu kerajaan ke kerajaan lain dan hingga pada akhirnya wilayah yang ditempati oleh bangsa armenia saat itu dikuasai oleh Ottoman Empire sejak abad ke 15 sampai akhir 1924.

Tanah air orang armenia yang telah masuk wilayah kesultanan ottoman
Para penguasa Ottoman, sama seperti kebanyakan subjek mereka adalah mayoritas Muslim. Mereka mengijinkan pemeluk agama-agama minoritas diwilayah yang dikuasai ottoman seperti bangsa armenia ini untuk mem-maintain otonomi mereka tetapi bagaimanapun mereka juga bangsa kristen armenia yang mana mereka di anggap sebagai "infidel"(begitu juga sebaliknya) dan juga pemeluk agama selain islam di wilayah ottoman tersebut juga harus membayar pajak yang lebih tinggi ketimbang muslim, termasuk juga bangsa armenia didalamnya. Terlepas dari kendala tersebut, masyarakat Armenia berkembang di bawah pemerintahan Ottoman. Bangsa armenia dibawah kekuasaan kesultanan ottoman menetap dan menjadi sebuah komunitas yang besar di wilayah ottoman dimana komunitas armenia ini dipimpin oleh pemimpin spiritual mereka yaitu the Armenian Patriarch of Constantinople, yang terkonsentrasi di sebeleah timur wilayah kesultanan ottoman. Komunitas armenia di wilayah ottoman ini diperbolehkan untuk membuat hukum di komunitas mereka sendiri dibawah sistem pemerintahan yang mandiri dan sedikit interfensi dari pemerintahan ottoman.
Menurut data Angka dari sensus kekaisaran Ottoman yang terakhir, ada tiga juta orang Armenia yang tinggal di wilayah kekaisaran ottoman pada tahun 1878 (400.000 di Konstantinopel dan Balkan, 600.000 di Asia Kecil dan Kilikia, 670.000 di Lesser Armenia dan daerah dekat Kayseri, dan 1.300.000 di daerah barat Armenia sendiri). Namun, kebanyakan dari populasi bangsa Armenia di wilayah ottoman -sekitar 70% dari populasi mereka - hidup dalam kondisi miskin dan berbahaya di daerah pedesaan.

Gerakan Nasional Pembebasan Etnis Armenia

Di daerah timur wilayah ottoman, orang Armenia secara informal harus tunduk pada etnis tetangga mereka yaitu Turki dan Kurdi, yang secara teratur melemahkan mereka, dengan cara melakukan perampokan dan penculikan terhadap etnis armenia dan juga memaksa mereka untuk masuk Islam, ditambah dengan mengeksploitasi mereka tanpa campur tangan dari pemerintah pusat atau daerah setempat. Oleh karena disikrimnasi rakyat turki dan kurdi terhadap komunitas armenia, dunia internasional melalui 3 negara besar saat itu yaitu inggris,Prancis dan russia empire, melalui Treaty of Berlin membuat kesepakatan terhadap kesultanan ottoman untuk concern terhadap persamaan hak azazi dari komunitas armenia di seluruh wilayah ottoman. Komunal Dewan Armenia
mengajukan petisi reformasi kepada pemerintah Ottoman untuk mengabulkan keluhan utama mereka yaitu penjarahan dan pembunuhan tanpa di adili di kota-kota Armenia oleh [Muslim] Kurdi dan Circassians, kejanggalan selama pengumpulan pajak, perilaku kriminal oleh pejabat pemerintah dan penolakan untuk menerima Kristen sebagai saksi dalam persidangan ". Pemerintah Ottoman menanggapi keluhan ini dan berjanji untuk menghukum mereka yang bertanggung jawab, meskipun tidak ada langkah-langkah berarti yang pernah diambil setelah itu.
Namun yang diharapkan segala bentuk diskriminasi itu berkurang tetapi malah yang ada semakin bertambah dan bahkan menjadi lebih buruk, pelanggaran diskriminasi terhadap komunitas armenia semakin merajalela. Prihatin dan kecewa akan hal teersebut orang-orang intelektual armenia yang tinggal di Rusia dan eropa memutuskan untuk membentuk partai politik dan organisasi yang didedikasikan untuk perlindungan terhadap saudara2 mereka yang tinggal di dalam wilayah Kekaisaran Ottoman. Pada kuartal terakhir abad Ke-19, gerakan ini didominasi oleh tiga pihak:
-Armenakan
-Social Democrat Hunchakian Party
-The Armenian Revolutionary Federation
(Dashnaktsutiun)
Walaupun masing-masing dari 3 kelompok partai ini berbeda idiologi namun semuanya mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk mewujudkan kondisi sosial yang lebih baik bagi orang-orang Armenia yang bertempat tinggal di wilayah Kekaisaran Ottoman melalui pembelaaan diri secara hukum dan advokasi dengan mengajak negara-negara Eropa untuk menekan pemerintah Ottoman agar segera merealisasikan reformasi yang dijanjikan sebelumnya.

Para Pendiri partai social democrat hunchaki

Namun pada tahun 1894 Hamid II selaku Sultan yang berkuasa di Ottoman empire saat itu berusaha untuk mencegah pelaksanaan ketentuan reformasi dengan menegaskan bahwa laporan-laporan dari segala keluhan pelanggaran yang mereka ajukan sebagian besar adalah salah dan berlebihan.

Hamidian Massacre



Hamidian Massacre

Sultan Abdul Hamid II berupaya untuk mengekang atau membatasi komunitas armenida dengan membuat sebuah kelompok semi-resmi yang disebut Hamidian resimen Terdiri dari bandit-bandit etnis Kurdi (serta kelompok etnis lainnya seperti Turcomans), yang dipersenjatai oleh negara. Hamidian resimen dan perampok Kurdi diberi kebebasan untuk menyerang daerah yang ditempati oleh komunitas Armenia, dengan menyita toko gandum, bahan makanan, dan pelarangan berternak tanpa takut akan di adili. Rakyat armenia pun tidak tinggal diam dengan gerakan-gerakan dan partai-partai yang telah dibentuk sebelumnya mereka melakukan perlawanan terhadap diskriminasi yang dilakukan oleh sultan abdul hamid, sehingga terjadilah bentrokan demi bentrokan yang ada di seluruh wilayah komunitas armenia di turki.

Sultan Abdul Hamid II

Puncaknya pada tanggal 1 Oktober 1895, dua ribu orang Armenia berkumpul di Konstantinopel mengajukan permohonan untuk pelaksanaan reformasi. Setelah menerima paket-paket reformasi yang telah di ajukan tersebut, sultan abdul Hamid II dengan mentah menolak dan mengatakan, "Masalah ini akan berakhir dalam darah".
Segera setelah kejadian itu, pembantaian Armenia pecah di Konstantinopel dan kemudian merambat ke wilayah-wilayah pemukiman komunitas Armenia yang lain, vilayets dari Bitlis, Diyarbekir, Erzurum, Mamurel-ul-Aziz, Sivas, Trebizond dan Van. Ribuan tewas di tangan tetangga mereka yang Muslim dan tentara pemerintah, dan banyak lagi yang meninggal selama musim dingin dari 1895-1896, tercatat korban tewas seluruhnya mulai dari 80.000 sampai 300.000 orang, sehingga 50.000 orang anak-anak menjadi yatim piatu.
Meskipun Sultan Abdul Hamid II tidak pernah secara langsung terlibat dalam memerintahkan pembantaian, diyakini bahwa dia menyetujui pembantaian itu secara diam-diam.

Kebangkitan Turki Muda

Pada tanggal 24 Juli 1908, pemerintahan baru berkuasa di Turki. Sekelompok reformis yang menyebut diri mereka "Young Turks" Gerakan ini merupakan koalisi anti-Hamidian terdiri dari dua kelompok berbeda yaitu kelompok liberal konstitusionalis yang lebih demokratis dan bisa menerima etnis Armenia ke sayap mereka dan Kelompol Nasionalis yang lebih toleran dalam Isu-isu yang terkait Armenia dan sering meminta bantuan eropa untuk komunitas armenia. Kelompok ini telah berhasil menggulingkan Sultan Abdul Hamid II dan membentuk pemerintahan konstitusional yang lebih modern.

Committe of Union and Progress (CUP) di dalam Turki Muda

Pada awalnya,orang Armenia berharap bahwa mereka akan memiliki tempat yang sama dalam negara baru ini,namun mereka segera menyadari bahwa apa yang Nasionalistik Turki Muda pikirkan bahwa komunitas kristen non-Turki adalah sebagai ancaman bagi berdirinya negara baru. Turki Muda ingin menyatukan semua orang Turki di seluruh wilayah dengan memperluas perbatasan Turki ke arah timur melintasi Kaukasus sampai ke Asia Tengah. Hal Ini akan menciptakan sebuah kerajaan Turki yang baru, 'tanah yang besar dan kekal' yang disebut Turan, dengan satu bahasa dan satu agama didalamnya. Akan tetapi kerajaan baru ini harus diwujudkan dengan mengorbankan orang-orang Armenia, yang secara sejarah tradisional tanah air orang-orang armenia berada tepat di jalur rencana Turki Muda untuk memperluas wilayah ke arah timur.

Perang Dunia I

Pada tahun 2 November 1914, Turki memasuki Perang Dunia I di sisi Jerman dan Kekaisaran Austro-Hungaria yang kemudian dikenal dengan blok sentral dan perang melawan sekutu. Dan dimulai saat ini, Para pemimpin militer ottoman mulai Curiga dan berdebat bahwa komunitas Armenia adalah pengkhianat bagi pemerintahan turki: terlihat dengan armenia yang tertuduh sebagai biang kekalahan pasukan ottoman dalam upaya merebut kembali wilayah sarikamish oleh russia, dengan upaya bahwa etnis armenia mempunyai peran aktip dalam membantu pasukan russia menghancurkan pasukan ottoman.

Ottoman berada di sisi blok sentral pada perang dunia I

Sehingga pada tanggal 25 Februari 1915 melalui staff kementrian perang ottoman mengeluarkan Directive 8682 berisi tentang penghapusan semua jabatan yang di tempati oleh orang armenia di tubuh militer yang melayani pasukan ottoman dan melakukan upaya demobilisasi terhadap etnis armenia. Keputusan ini muncul atas dasar patriarkat Armenia membocorkan rahasia negara untuk Rusia. Mentri perang ottoman Enver Pasha menjelaskan keputusan ini sebagai "takut bahwa mereka(etnis armenia) akan berkolaborasi dengan Rusia".
Atas Surat keputusan ini, sekitar empat puluh ribu orang Armenia yang melayani pasukan Turki di Angkatan Darat. Pada musim gugur dan musim dingin tahun 1914, semua senjata mereka disita dan mereka dimasukkan ke batalyon buru kerja, yang di tugaskan untuk membangun jalan atau digunakan sebagai hewan pengganti manusia. Di bawah kondisi kerja yang brutal ini mereka mengalami tingkat kematian yang sangat tinggi. Mereka yang selamat akan segera ditembak langsung(dieksekusi).

Pasukan etnis armenia didalam tubuh angkatan darat pasukan turki

Keputusan untuk memusnahkan seluruh penduduk datang langsung dari tiga serangkai penguasa ultra- nasionalis Turki Muda. Perintah pemusnahan yang sebenarnya ditransmisikan dalam telegram kode untuk semua gubernur provinsi di seluruh Turki. Gerakan bersenjata dimulai pada malam hari tanggal 24 April, 1915, 300 pemimpin politik Armenia, pendidik, penulis, ulama dan pejabat di Konstantinopel (Istanbul hari ini) diambil dari rumah mereka,dipenjara dan disiksa sebentar, kemudian digantung atau ditembak perisitiwa ini sekarang dikenal dengan Red Sunday

salinan asli Instruksi Kementerian Dalam Negeri Talaat Pasha pada tanggal 24 April 1915
dellesology
krisnafebriyant
pakisal212
pakisal212 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
47.5K
145
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.